Site icon Konstruksi Media

ARCH:ID 2024 di ICE BSD Targetkan 17.000 Pengunjung

Pembukaan ARCH-ID 2024. (foto: Morteza Syariati Albanna).

Konstruksi Media, Jakarta – Pameran arsitektur termegah ARCH:ID 2024 yang terselenggara di ICE BSD, Banten, telah resmi dibuka pada Kamis pagi (22/2/2024).

Program Director ARCH:ID 2024 Firman Setia Herwanto optimis event jilid ke-4 ini bisa berkembang lebih pesat lagi, berkat dukungan dari mitra seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta stakeholders lainnya.

“Jadi kami berharap harus berkembang. Alhamdulillah kita hari ini sudah bisa menyelenggarakan ARCH:ID mengangkat tema Placemaking Tolerance,” kata dia saat membuka ARCH:ID, Kamis (22/2/2024).

Baca juga: Buka ARCH:ID 2024, Angela Tanoesoedibjo Tekankan Tren Ekonomi Hijau

Menurut dia, saat arsitek mendesain ada salah satu gap situasi yang butuh dijembatani. Intinya, kata dia, arsitek seharusnya tidak eksklusif alias harus inklusif dalam melihat dan mendesain apapun di ruang kota dan sekelilingnya.

“Prinsip itu yang coba kami tampilkan dalam event kali ini dan tema ini disusun oleh tim kurator kita. Terima kasih atas segala supportnya dan selamat datang, semoga menginspirasi,” ucapnya.

Sementara, President IAI Gregorius Budi Yulianto mengatakan ARCH:ID merupakan event tahunan yang ditunggu masyarakat Indonesia. Sebab, setiap tahun pengunjungnya semakin bertambah.

“Semoga tahun-tahun ke depan seluruh Hall di ICE BSD ini bisa dipakai untuk ARCH:ID,” katanya.

Tahun 2023 lalu pihaknya mencatat ada sekitar 16.000 pengunjung, dengan komposisi mayoritas datang dari profesi arsitek, disusul industrial sektor pemerintahan, dan lainnya dari orang pendidikan.

“Sisanya dari bidang yang lain seperti kesehatan kedokteran. Menurut kami itu juga merupakan hal yang sangat positif melihat kedudukan arsitek di mata profesional,” ucapnya.

Tahun 2024 ini, pihaknya memperkirakan ARCH:ID 2024 akan menyedot sedikitnya 17.000 pengunjung. Oleh sebab itu, kata dia, jejaring ini harus diperkuat.

“Arsitek itu adalah komponen dalam menggagas peradaban. Jadi, peradaban itu terlihat dari seperti apa arsiteknya. Oleh karena itu dengan tema ini kita berupaya menggali peran arsitek di ruang publik untuk inklusivitas dengan menghormati perbedaan dan kekayaan kultur Indonesia,” katanya.

Dia mengharapkan, para pengunjung dapat terinspirasi oleh pelbagai karya yang ditampilkan, yang sudah lulus uji kurator.

“Bagi seluruh stakeholders mungkin tidak kalah penting kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pendahulu-pendahulu kami. Kami di sini hanya meneruskan apa yang sudah disiapkan. Semoga ke depan IAI lebih baik lagi,” katanya.

Exit mobile version