Site icon Konstruksi Media

Bendungan Kering Sukamahi dan Ciawi Jadi Destinasi Wisata Baru

Konstruksi Media – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan dua bendungan yang terletak di Ciawi dan Sukamahi kering (dry dam) yang berlokasi di Jawa Barat selain berfungsi untuk mereduksi banjir, juga menyimpan potensi wisata yang cukup besar.

Hal tersebut dikatakannya disela-sela peresmian Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jabar belum lama ini.

“Kalau kita lihat arsitekturalnya ini sangat bagus untuk wisata, baik Bendungan Ciawi dan Sukamahi. Dua-duanya akan dipakai untuk wisata,” jelas Presiden sebagaimana diberitakan, Senin, (26/12/2022).

Dalam peresmian bendungan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Selain itu, hadir juga Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko.

Usai Presiden meresmikan Bendungan Sukamahi tersebut, Jarot Widyoko mengatakan sebagai kawasan wisata, pemerintah telah menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung yang dapat dimanfaatkan masyarakat saat berkunjung ke Bendungan Sukamahi.

Baca Juga : Jokowi Resmikan Bendungan Kering Pertama di Indonesia, Tangkal Banjir Jakarta

Adapun fasilitas yang dipersiapkan yakni penginapan, taman, rumah kaca (greenhouse), dan tempat ibadah.

Dia berharap konsep ekosistem yang diterapkan dapat menjadikan Bendungan Sukamahi sebagai destinasi pariwisata premium.

Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Ciawi dan Sukamahi Jawa Barat. Dok. Ist

“Masyarakat bisa menikmati udara yang segar, badan sehat, paru-paru bersih, dan bisa berpariwisata dengan keluarga tanpa, tidak terlalu jauh dari Jakarta,” jelas Jarot.

Jokowi saat berada di kawasan Bendungan Sukamahi, Presiden Jokowi bersama sejumlah rombongan terbatas juga sempat meninjau area tanaman hidroponik yang ada di kawasan tersebut.

Kembali, Jarot menjelaskan area tanaman hidroponik tersebut memanfaatkan areal pembuangan atau disposal dan telah direncanakan sejak pembangunan konstruksi bangunan berlangsung.

“Pada saat konstruksi ini lahannya sempit. Kami harus mencari, membebaskan lahan untuk disposal, tumpukannya. Tetapi kami tidak membiarkan tumpukan disposal itu menjadi mubazir. Kami bangun menjadi hidroponik dan area kegiatan yang bisa menjadikan pariwisata,” beber Jarot.

Jarot mengemukakan sejumlah bibit buah mulai ditanam dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik. Apabila berkunjung pada saat panen, tambah Jarot, masyarakat dapat memetik langsung buah yang ditanam di sana.

“Ini ada melon premium, lalu juga ada ginseng, ada stroberi, ada juga buah langka. Ada namanya alpukat aligator, ada sawo sapote yang besarnya hampir 1 kilo lebih, lalu juga ada anggur Brasil,” tutur Jarot.

Baca Artikel Selanjutnya :

Exit mobile version