Site icon Konstruksi Media

Cara PUPR Gunakan Teknologi 3D Printing

Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memanfaatkan teknologi 3D Printing untuk pembangunan rumah. Inovasi ini dilakukan guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, revolusi industri 4.0 ditandai dengan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Tak terkecuali memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur.

“Pemanfaatan teknologi harus memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur, bukan sekedar ikut-ikutan atau mengikuti tren sesaat. Industri 4.0 hanya instrumen, justru dibelakangnya harus ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal,” ucap Menteri Basuki, beberapa waktu lalu.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan, pada 2022 akan menerapkan pembangunan rumah khusus (Rusus) dengan metode digital. Hal ini untuk menyikapi tantangan teknologi Industri 4.0.

“Pada tahun 2021 Kementerian PUPR bersama mitra terkait, telah menguji coba pembangunan 3D Printing Rumah Tapak di Yogyakarta. Pada 2022 akan diterapkan dalam pembangunan rumah khusus,” ucap Iwan Suprijanto, Sabtu, 22 Januari 2022.

Baca juga:

Iwan mengatakan, sesuai dengan agenda prioritas 5 tahun ke depan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), pembangunan insfrastruktur, penyederhaan regulasi, birokrasi dan transformasi ekonomi. Sesuai arahan Menteri Basuki, Kementerian PUPR akan melakukan terobosan dalam percepatan pembangunan infrastruktur, di antaranya mendukung industrialisasi 4.0.

“Serta mendorong pengembangan skema pembiayaan kreatif, pengembangan SDM, penyelesaian tugas khusus, dan dukungan terhadap mitigasi bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujar Iwan.

Menurut Iwan, penyelenggaraan program pembangunan infrastruktur tahun 2020-2024, sektor perumahan menargetkan pembangunan 51.340 unit rumah susun, 10.000 unit rumah khusus, 813.660 unit rumah swadaya dan 262.345 unit PSU perumahan.

Untuk selanjutnya dikatakan Iwan, Direktorat Jenderal Perumahan akan mengevaluasi bahwa pembangunan perumahan tidak hanya satu juta rumah namun bisa melebihi yakni sekitar 1,5 hingga 2 juta rumah per tahun.

“Hal itu dikarenakan menyesuaikan dengan backlog yang terus bertambah per tahun nya,” kata Iwan.

Exit mobile version