Direktur Telkom Ajak Tiap Perusahaan Co-opetition Sambut Masifnya Teknologi AI
Saat ini yang harus dilakukan adalah memahami teknologi dan mengedepankan spirit kolaborasi.
Konstruksi Media – Direktur Bisnis Digital PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Fajrin Rasyid menyinggung ihwal kian masifnya penggunaan Artificial Intelligence (Teknologi AI) atau kecerdasan buatan belakangan ini. Menurut dia, dengan kondisi tersebut yang paling tepat dilakukan oleh para perusahaan bukan lagi kompetisi tapi kolaborasi.
Rasyid mengajak perusahaan-perusahaan lain untuk melakukan apa yang ia sebut sebagai ‘co-opetition’. Bukan lagi persaingan yang dinilai tidak akan bisa mengikuti perkembangan teknologi yang begitu cepat.
“Saat ini yang harus dilakukan adalah memahami teknologi dan mengedepankan spirit kolaborasi,” kata Rasyid dalam diskusi pada Indonesia Digital Conference (IDC) yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Hotel El Royale, Bandung, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (25/8/2023).
Baca juga: Lima Merek Cat Tembok Tersohor di Indonesia
Ia menjelaskan, teknologi AI telah memunculkan potensinya yang luas untuk merevolusi bisnis dan industri. “AI mampu meningkatkan kecepatan dan efisiensi, pemrosesan dan analisis data yang lebih baik, serta meningkatkan pengalaman pelanggan,” ucapnya.
Kini, kata dia, Gen-AI (AI generatif) telah menjadi garda terdepan teknologi AI yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. “Sistem AI tradisional digunakan terutama untuk menganalisis data dan membuat prediksi, sementara AI generatif melangkah lebih jauh dengan membuat data baru yang serupa.”
Gen-AI juga dapat bekerja dengan informasi yang diberikan dan membuat tidak hanya keluaran teks tetapi juga gambar, musik, bahkan kode komputer. “Telkom pun telah menggunakan beberapa AI untuk digitalisasi negara dan optimalisasi bisnis internal,” kata Rasyid.
Sementara itu, SVP Integrated Data & Command Center PT Pertamina (Persero) Ignatius Sigit Pratopo menyebutkan teknologi seperti AI adalah akselerator dalam perkembangan bisnis. “AI bisa membantu perkembangan bisnis agar dapat menghasilkan data yang benar dan berkualitas,” ucapnya.
Ia lalu mencontohkan, lewat AI, Pertamina bisa mendeteksi anomali data dari sekitar 80 ribu SPBU yang ada di Indonesia dengan cepat. “Melalui platform Pertamina, subsidi BBM pun bisa lebih tepat sasaran,” katanya.
Dalam waktu dekat, Pertamina akan mengembangkan penerapan AI melalui deteksi gambar wajah dari CCTV yang terpasang. Hal itu dilakukan untuk mendeteksi penyalahgunaan subsidi di lapangan. “Di SPBU itu ada jutaan transaksi per hari, sehingga melalui teknologi ini kita bisa melihat perilaku konsumen.”
Baca juga: Lima Pemain Atap Rumah Terkemuka di Indonesia
Sedangkan CEO Nodeflux, Meidy Fitranto, menyebutkan bahwa akselerasi teknologi di dunia begitu cepat. “Hampir setiap minggu tools AI banyak bermunculan,” katanya.
Dalam perkembangan di dunia saat ini, Meidy mengatakan jika melalui AI, gambar mampu dibuat begitu realistik. “Semua negara, sudah menyiapkan strategi nasional terkait AI ini. Bahkan Cina ingin menjadi pemimpin dunia terkait AI ini di 2030,” tuturnya.
Dengan perkembangan teknologi begitu cepat ini, kata Meidy, semua pihak dituntut untuk terus mendekatkan diri dengan teknologi. “Jangan berpikir kompleks tentang AI. Justru kemajuan ini merupakan kesempatan untuk mengikutinya.”
Sementara itu, Dirut PT PLN Icon Plus Ari Rahmat Indra Cahyadi menilai adopsi teknologi menjadi keharusan agar bisnis bisa berjalan secara berkesinambungan. “Ke depan otomatisasi digital menjadi sebuah keharusan. Hal ini pula yang mendorong perubahan proses bisnis di PLN sebagai dampak digitalisasi,” katanya.
Sebagai gambaran, transformasi PLN dari hulu ke hilir sejak 2020 kini sudah memiliki 29 program yang mayoritas digital. Sebagai contoh, dengan aplikasi yang dikeluarkan PLN, bisa langsung ada pemberitahuan massal jika ada gangguan listrik dan ada sistem ‘auto-dispatch’ untuk menggerakkan petugas lapangan.
Pemakaian teknologi AI memungkinkan pelanggan memantau pekerjaan petugas dan memberikan rating kepada kinerja petugas. “Dampaknya, semua jadi bekerja lebih keras karena tahu ada yang mengawasi. Jadi AI juga membawa dampak pada perubahan kultur manusianya,” ucap Ari.
Baca artikel lainnya: