Site icon Konstruksi Media

Geobrugg, Produsen Jaring Kawat Baja Penahan Longsor Asal Swiss

GeoBrugg. (s-ge.com).

Konstruksi Media – Geobrugg merupakan perusahaan asal Swiss yang memproduksi jaring kawat baja berkekuatan tinggi guna melindungi dari bahaya bencana seperti runtuhan batu, tanah longsor hingga erosi pantai.

Produk Geobrugg sudah masuk ke Indonesia sekitar 5-7 tahun lalu guna memastikan keselamatan di areal pertambangan, industri, terowongan hingga pada trek balap.

Country Manager Geobrugg Indonesia Prosida Rhapsody mengatakan, produk Geobrugg mulanya masuk ke areal pertambangan di Freeport, setelah itu perlahan masuk ke proyek pemerintahan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca juga: Solmax, Produsen Geosintetik Terbesar di Dunia

Prosida menekankan, produk Geobrugg utamanya mengandalkan atau terbuat dari material high-tensile steel wire atau kawat baja kuat dengan tingkat korosi protection tiga kali lipat dari zinc.

Country Manager Geobrugg Indonesia Prosida Rhapsody. foto: Konstruksi Media/Bahar Yahya.

Proses kerjanya, setelah melibatkan konsultan dalam penghitungan massa berkaitan dengan potensi lereng runtuh atau longsor, maka kawat Geobrugg dipasang untuk menahan gaya positif.

“Jadi semuanya tidak ada titik lemahnya. Jadi semua dibentuk dari kawat yang sama sehingga kalau kita lihat di sini semuanya mempunyai kekuatan yang sama dengan gaya kawat ini,” kata Prosida saat diwawancarai Konstruksi Media beberapa waktu lalu di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Jawa Barat.

Setiap kawat terpasang besi angkur. Jadi, beban yang terdapat pada lereng, dikunci dengan besi angkur pada kedalaman tanah 6-10 meter. Ini dilakukan untuk mencegah longsoran agar lerengnya tidak bergerak.

Prosida menyebutkan, produk Geobrugg di Indonesia terpasang di wilayah Boyolali-Magelang, di antara Gunung Merapi-Gunung Merbabu, Jawa Tengah. Konsultan yang terlibat saat itu adalah Prof. Paulus Pramono Rahardjo dari Unpar.

“Proyek jalan, di atasnya jalan, di bawahnya sungai, dan lereng yang di jalan itu runtuh sehingga kalau itu jalan terputus, orang harus berputar. Di situlah produk Geobrugg terpasang. Kebetulan salah satu desainernya Prof Paulus,” ucapnya.

Baca juga: ArthaGeo, Solusi untuk Pekerjaan Perbaikan Tanah

Sampel produk Geobrugg. foto: Konstruksi Media/Bahar Yahya.

Konstruksi pada design awal dimungkinkan menggunakan bored pile. Namun, lantaran medan di sana sungainya kecil dan lerengnya curam, maka alat berat tidak bisa masuk ke sana.

“Kemudian dianalisa lagi dan didesain oleh Prof. Paulus Rahardjo menggunakan kawat (Geobrugg) ini karena ini bisa fleksibel dan akhirnya diproteksi dengan ini,” tutur dia.

Produk Geobrugg juga terpasang di Sibolga, Sumatra Utara dan Bali. Di Pulau Dewata, kawat Geobrugg terpasang untuk melindungi pura yang di dalamnya mengalir sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Kata Prosida, Dinas Sumber Daya Air wilayah Badung, Bali, pun meminta bukit di atas pura diproteksi menggunakan produk dari Geobrugg.

“Sering ada kegiatan orang, jadi harus diproteksi bukitnya itu ya supaya tidak ada pergerakan-pergerakan lagi, menghilangkan kekhawatiran, menghilangkan potensi-potensi yang kurang baik. Karena, kalau itu runtuh, sumber airnya rusak dan sebagainya. Jadi itu diproteksi dengan kawat jenis ini,” ucapnya menjelaskan.

Berkaitan dengan proyek di Sibolga, di sana ada pembuatan jalan baru untuk akses wisata dari Sumatra Utara bagian utara ke Sumut bagian selatan Pantai Sibolga.

Menurut dia, medan jalan di sana sangat berkelok dan sangat berbahaya sehingga tidak bisa dilintasi mobil besar. Setelah itu ada pembelahan bukit.

“Maka itu kan ada lereng di kanan-kirinya yang kemudian dihitung oleh konsultan, ada beberapa potensi lereng yang akan longsor. Oleh karena itu harus diproteksi solusinya dengan kawat high-tensile steel wire,” ujar dia.

Country Manager Geobrugg Indonesia Prosida Rhapsody saat diwawancarai Konstruksi Media di Unpar, Bandung. foto: Konstruksi Media/Bahar Yahya.

“Jadi untuk wilayah-wilayah yang korosi tinggi seperti pantai disarankan pakai stainless, lalu zinc alloy 95%, zinc 5% aluminium, dari warnanya sudah terlihat,” ucapnya menambahkan.

Produk Geobrugg juga terpasang di Nusa Tenggara Timur (NTT), sehingga pada akhirnya bermanfaat menjadi jalan penghubung dari Ende sampai ke Maumere. Jalan di sana biasa dilintasi oleh masyarakat, menjadi jalur wisata, mengangkut hasil pertanian dan hasil bumi. Sebelum Geobrugg masuk, di sana sempat ada kasus longsoran batu yang mengakibatkan fatalitas.

“Jadi ringnet barrier ini dipasang, posisinya 15 meter di atas jalan raya. Mengapa ini tidak diproteksi seperti metode di Sibolga karena energinya lebih besar, terlalu besar untuk ditanggung dengan jaring kawat 3 mm. Tetapi dengan kawat tipe ringnet ini resistensi energinya cukup, lalu dipasanglah tiang post dengan pondasi untuk menahan longsoran bebatuan ini. 1,5 atau setengah tahun yang lalu batuan di atas lereng benar-benar longsor, batuan besar 2 meter x 2 meter jatuh, dan ditahan oleh ringnet barrier sehingga tidak meluncur sampai ke badan jalan”, katanya.

Selain itu, produk Geobrugg juga terpasang sebagai pagar pembatas di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan terpasang produk Geobrugg yang masuk standar FIA itu, maka penonton adu balap dapat aman terlindungi. Prosida menekankan, tagline Geobrugg adalah “Safety is Our Nature”.

Ikuti informasi terkini Konstruksi Media melalui Google News

Baca artikel lainnya:

Exit mobile version