Site icon Konstruksi Media

Hutama Karya Bangun Menara Tertinggi di Bali Senilai Rp334,27 Miliar

Konstruksi Media – PT Hutama Karya (Persero) mendapatkan kontrak baru membangun Menara Turyapada di Bali dengan nilai Rp334,27 miliar. Telah dilakukan groundbreaking proyek menara setinggi 115 meter pertama di Bali ini pada Sabtu (23/7/2022) .

Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto mengatakan, selain menjadi menara tinggi pertama di Bali, Menara Turyapada akan disiapkan sebagai ikon wisata baru bertaraf internasional seperti Monas di Jakarta, Menara Tokyo di Jepang dan Menara Effiel di Paris.

Menurut dia, dilihat dari lokasi, ketinggian, dan fasilitas yang dibangun, Menara Turyapada merupakan tower ikonik monumental pertama di Indonesia, tidak kalah dengan 5 tower di dunia, seperti Menara Effiel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower, dan Fernsehturm Tower.

“Menara yang kami bangun memiliki 2 fungsi yaitu sebagai pemancar sinyal digital dan sebagai tempat wisata. Selain kualitas bangunan, estetika dari menara ini juga menjadi perhatian perusahaan agar kelak wisatawan memiliki rasa aman dan nyaman saat berkunjung ke Menara Turyapada tersebut,” kata Ferry melalui keterangan tertulis, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Waskita Karya Angkat Suara Soal Penetapan Tersangka Korupsi Waskita Beton

Ia mengatakan, Hutama Karya akan melaksanakan beberapa tahapan pekerjaan secara end to end di antaranya struktur bangunan, pondasi bore pile, menara pemancar, pekerjaan arsitektur menara, pekerjaan mekanikal, elektrikal & pemipaan, pekerjaan site dev, konstruksi perkerasan jalan dan parkir, penanaman pohon dan rumput, drainase, hingga hardscape.

Menara Turyapada, kata Ferry, memiliki luas bangunan 13.767,7 m2 dan tinggi 115 meter yang terletak pada ketinggian 1.521 m dari permukaan laut. Dengan demikian total ketinggian menara adalah 1.636 m dari permukaan laut.

Nantinya, pada puncak menara akan dijadikan tempat pemasangan infrastruktur terpadu dan multifungsi, yang terdiri dari layanan TV Digital terrestrial, telekomunikasi seluler, internet, dan komunikasi radio komunitas.

“Pekerjaan Menara ini akan digarap kurang lebih 450 hari kalender atau sekitar 1 tahun 3 bulan. Kami juga telah menyiapkan sejumlah strategi percepatan, salah satunya optimalisasi SDM dan metode kerja. Tantangan lain yang membedakan proyek ini dengan menara lainnya adalah dibangun di atas perbukitan,” ucapnya.

Baca artikel selanjutnya:

Exit mobile version