Site icon Konstruksi Media

Hutama Karya Kerjakan 4 Paket Pembangunan Jetty, Dua Milik Pertamina

Konstruksi Media – PT Hutama Karya (Persero) mengungkapkan saat ini Perseroan sedang mengerjakan empat paket pekerjaan jetty pada proyek Engineering, Procurement & Construction (EPC). Dari keempat proyek tersebut, dua proyek diantara adalah milik PT Pertamina (Persero).

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi dalam keterangannya yang diterima Konstruksi Media, Jumat, (14/10/2022).

Gunadi mengatakan proyek tersebut yakni Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Batu, Tuban Jetty and Its Ancillary Production & Transportation Facilities Project (EPC Talavera Tuban Jetty Upgrade), Open Access (OA) Sorong, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa 9-10 Suralaya.

“Pembangunan empat proyek ini telah dilaksanakan sejak tahun 2018 dan ditargetkan tuntas pada 2025,” ungkap Gunadi.

Dia menuturkan paket pekerjaan jetty pada proyek dermaga TBBM di Tanjung Batu milik PT Pertamina tersebut dikerjakan sejak 2020. Adapun nilai kontrak proyek ini sebesar Rp 301 miliar, dengan paket pekerjaan konstruksi dalam yaitu pembangunan trestle (jalan akses penghubung jetty ke daratan), selanjutnya pembuatan mooring dolphin, berthing dolphin dan sarana penunjang dermaga lainnya.

“Proyek dermaga ini nantinya akan memiliki empat jetty dengan kapasitas berbeda, berkisar di angka 500 Dead Weight Ton (DWT) – 50.000 DWT,” imbuhnya.

Menurutnya fungsi jetty pada proyek tersebut yaitu sebagai tempat berlabuh kapal laut dan tongkang untuk menyalurkan material-material dasar guna menunjang proses aktivitas plant, refinery, industrial, dan lainnya. Terlebih lagi untuk mendukung pendistribusian BBM di wilayah Kalimantan Timur.

Baca Juga : Hutama Karya Tuntaskan Pembangunan Dua Mega Proyek EPC

“Proyek dermaga TBBM Tanjung Batu ini cukup memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar, seperti akses lokasi proyek yang hanya bisa dijangkau melalui laut, di mana dapat meningkatkan penghasilan bagi warga yang menyewakan speedboat di sekitar lokasi proyek. Hutama Karya juga menyerap tenaga kerja lokal skilled atau unskilled sejumlah 100 orang,” papar Gunadi.

Untuk proyek lainnya yakni pengerjaan EPC Talavera Tuban Jetty Upgrade milik PT SBI yang dilakukan sejak awal 2022 lalu. Fungsi jetty pada proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas terminal existing dari sebelumnya 15.000 DWT menjadi 50.000 DWT.

Direktur Operasi II PT Hutama Karya (Persero) atau HK Gunadi Soekardjo. Foto: Tangkap Layar Webinar HK ExperTalk

Jetty ini nantinya berfungsi sebagai menunjang kebutuhan operasi pabrik milik PT SBI dengan proses pengolahan produksi plant, refinery, industrial dan lain-lain. Uutputnya berfungsi untuk mengirimkan semen curah dari SILO menuju kapal muatan.

“Ketika rampung pada 2023 mendatang, diharapkan EPC Talavera Tuban Jetty Upgrade dapat membantu visi pemilik proyek sebagai penyedia solusi bahan bangunan terbesar di regional,” bebernya.

Kemudian, kata Gunadi, pembangunan paket pekerjaan jetty pada Open Access (OA) Sorong milik PT Pertamina yang dimulai sejak 2021. Selain pembangunan jetty berkapasitas 50.000 DWT, kontrak kerja meliputi seluruh fase EPC pada 4 buah tangki berkapasitas masing-masing 110 Mega Barel beserta fasilitas pendukungnya dan piping.

Dia menyebutkan tantangan yang dihadapi dalam Perseroan dalam membangun proyek OA Sorong berupa lokasi proyek yang berada di area remote. Sehingga cukup sulit dalam mendatangkan material, alat, dan 500 manpower.

“Akan tetapi dengan penggunaan jetty existing terdekat dari lokasi proyek, tantangan ini dapat diatasi,” urai Gunadi.

Pekerjaan selanjutnya yang sedang digarap perusahaan yakni pembangunan jetty pada PLTU Jawa 9 & 10 Suralaya di Cilegon, Banten, yang dimulai sejak 2019 lalu.

Jetty pada PLTU ini berfungsi sebagai tempat bersandar kapal pemilik proyek yaitu Indo Raya Tenaga (IRT) untuk pasokan material batu bara.

Dalam pembangunan empat paket pekerjaan jetty pada proyek EPC yang dilakukan oleh Hutama Karya ini, perusahaan mengoptimalisasi penggunaan teknologi sesuai mutu.

Lebih jauh, Gunadi mengatakan, dalam pembangunan jetty tersebut perseroan menanamkan teknologi Building Information Modelling (BIM) dari pembuatan 3D Model yang bisa digunakan untuk Clash Detection & Material Take Off dan proses pembangunan yang ramah lingkungan.

“Penggunaan teknologi BIM pada keempat proyek EPC dapat mengoptimalkan pembuatan 3D Model yang bisa digunakan pada Clash Detection & Material Take Off sehingga volume yang didapatkan akurat. Sedangkan Clash Detection berfungsi untuk meminimalisir terjadinya re-work di lapangan. 6D Analysis pun sudah dilakukan Hutama Karya untuk mendapatkan desain yang optimal,” tandas Gunadi.

Baca Artikel Selanjutnya :

Exit mobile version