Site icon Konstruksi Media

Mengenal ATA, Spesialis Aluminium Sudah Ekspor ke Jepang Sampai Kanada

ATA. (foto: ata-alu.com).

Konstruksi Media – PT Advance Technology Aluminium (ATA) merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi powder coating, anodizing, dan wood finished. Perusahaan tersebut merupakan pemain utama di sektor industri profil aluminium untuk memasok pasar bangunan dan konstruksi. Umumnya, produk digunakan pada pintu dan jendela.

Marketing Manager ATA, Daniel S. menyebutkan, ATA sudah ada di Indonesia sejak tahun 1989. Mulanya membuat kantor/pabrik di Pulogadung, Jakarta Timur. Seiring perkembangan, pada tahun 2006, perusahaan memindahkan pabrik ke Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.

Saat ini, kata Daniel, pabrik ATA di Cibitung sudah menyerap lapangan kerja sekitar 500 orang.

Baca juga: Atoorin Bidik Peluang Suplai Furnitur Elegan ke IKN Nusantara

“Tahun 1989 kita mulainya ada di Pulogadung. Lalu, kita pindah. Kita punya produksi semuanya di Cibitung dari tahun 2006,” kata Daniel saat diwawancarai Konstruksi Media dalam event Konstruksi Indonesia di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, dikutip Selasa (7/11/2023).

Marketing Manager ATA, Daniel S saat diwawancarai tim Konstruksi Media dalam event Konstruksi Indonesia di JIExpo, Kemayoran, Jakarta. (foto: Panca Kusuma).

Menurut Daniel, produk ATA sepenuhnya bergantung pada bahan baku lokal, bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), produsen aluminium terbesar Nasional.

Dalam catatannya, produk ATA sudah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 59 persen.

“Jadi memang tingkat lokalnya tinggi, sudah jalan sekitar 34 tahun,” ucapnya.

Mengutip informasi dari website www.ata-alu.com, beragam produk ATA sudah terpasang pada project arsitektural di Gedung Kantor Dirjen Pajak, Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan, Griya Niaga 2 Building, SCBD Lot 18, Thamrin Residence, MRCC Lippo Hospital Siloam, Mal Season City, Binus Alam Sutera, dan Mal Central Park.

Kemudian, Saint Morritz, Teraskota, Eka Mas International Hospital, Neo Soho Central Park, Neo Soho Pancoran, Citicon Tower, Ciputra World Surabaya, Multivision Tower, Wisma 76 Slipi, Grand Sapta Indra, Mal Ciputra World Surabaya, Green Bay Pluit, City of Tomorrow Surabaya, hingga Sahid Sudirman.

“Kita juga suplai untuk pemerintahan, gedung Bank Indonesia. Kita bekerja sama dengan konsultan, bikin sistem finish good yang sesuai dengan yang konsultan fasad mau,” ucapnya.

Marketing Manager ATA, Daniel S. (foto: Panca Kusuma).

“Kita main di semuanya. Kalau bisa kita kerjakan, ya kita kerjakan,” ujar dia lagi.

Daniel berpendapat, aluminium merupakan produk yang bisa dibilang fleksibel di Indonesia, karena banyak dilihat dan digunakan oleh masyarakat, umumnya pada area pintu dan jendela.

Kendati begitu, kata dia, sebetulnya ATA sudah menyuplai produk secara ekspor untuk dunia otomotif dan komponen listrik ke tiga benua.

“Kita ekspor ke Jepang, Singapura, Australia, dan Kanada. Jadi mereka tinggal merakit lagi. Kita suplai aluminium part juga untuk beberapa perusahaan di Indonesia,” ucapnya.

Sejauh ini, market penjualan ATA untuk level nasional sudah “menguasai” market Pulau Jawa. Salah satu strateginya ialah, divisi konstruksi perusahaan tersebut bekerja sama dengan kontraktor dari Jakarta, yang memiliki banyak project.

Baca juga: Konstruksi Indonesia 2023 Hadirkan Rusun ASN yang Dibangun Kementerian PUPR di IKN

Ia pun menggambarkan ATA sebagai “the next innovation”. Sebab, tidak henti-hentinya ATA melakukan inovasi. Terbaru ialah membuat aluminium finish urat kayu atau wood finish.

CEO Konstruksi Media Bahar Yahya dan Marketing Manager ATA, Daniel S. (foto: Panca Kusuma).

“Tidak hanya itu. Kita baru launching batu atau stone finish aluminium, hanya saja look-nya batu. Dunia arsitektur kan urat kayu 10 tahun sudah lumayan jenuh, dari kita create new finishing,” ucapnya.

Ia menekankan, inovasi merupakan hal teramat penting, utamanya bagi perusahaan yang berbisnis dalam spesifikasi finishing aluminium. ATA, kata dia, tentu saja mengedepankan servis untuk pelanggan.

Dengan TKDN nyaris tembus 60 persen, Daniel enggan jemawa produk ATA dapat masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN), yang saat ini berbagai proyeknya sedang dikebut oleh pemerintah.

Sebab, masih ada perusahaan raksasa aluminium lain di atas ATA.

“Di atas langit masih ada langit. Kita bukan yang paling besar di Indonesia. Hanya saja yang bisa kita berikan adalah servis yang baik. Jadi, dengan produk ATA mereka (konsumen) bisa lebih senang. Untuk menunjukkan hasil kerja kita delivery ini on time,” kata Daniel.

Exit mobile version