Site icon Konstruksi Media

PLN Siap Serap Listrik 5 MW dari PLTSa di Jawa Tengah

Konstruksi Media – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero siap menyerap listrik sebesar 5 megawatt (MW) yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta, Jawa Tengah. PLTSa yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo akan mulai beroperasi pada akhir 2022.

Komitmen ini menjadi bentuk dukungan PLN mendukung perhelatan G20 di Indonesia dan meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mencapai target net zero emission pada 2060.

Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pembangunan PLTSa Surakarta merupakan bagian dari program pemerintah yang menargetkan pengoperasian 12 PLTSa di seluruh Indonesia.

Amanat ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018, tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, untuk mendorong pemanfaatan energi bersih dan terbarukan.

Selain PLTSa Surakarta, PLN sudah melakukan kontrak dengan 2 PLTSa lainnya. Pertama, PLTSa Benowo di Surabaya sudah COD di bulan Maret tahun lalu. Kedua, PLTSa di Jakarta yaitu PLTSa Sunter yang sedang dalam tahap pemenuhan prasyarat kontrak.

“Kami mendorong PLTSa di Surakarta ini bisa segera selesai dengan target yang sudah direncanakan. Nantinya PLTSa ini akan menjadi benchmark bagi 10 lokasi lainnya,” ucap Arifin.

Tak hanya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, keberadaan PLTSa Surakarta akan memproduksi listrik ramah lingkungan dan juga mengurangi tumpukan sampah rumah tangga.

“Sampah memiliki nilai tambah apabila dapat diubah menjadi energi yang aman dan efisien,” ujar Arifin.

Baca juga: Jalan Bypass Balige Telan APBN Sebesar Rp 176 Miliar

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLTSa berkapasitas 5 megawatt (MW) ini akan menggunakan bahan bakar sampah yang dikelola oleh masyarakat. Menurut dia, memanfaatkan teknologi gasifikasi plasma, sampah rumah tangga yang menjadi masalah lingkungan bisa diolah menjadi bahan baku listrik yang ramah lingkungan.

Meskipun melalui proses pembakaran, penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar, karena gas yang dihasilkan bebas dari bahan kimia maupun kandungan lainnya yang berbahaya.

“Pembangunan PLTSa Surakarta adalah salah satu yang paling urgent dan menjadi fokus perhatian kami dalam jangka pendek. Sebab, melalui proyek ini menjadi langkah dalam mencapai net zero emission di 2060 mendatang,” ujar Darmawan.

Darmawan mengatakan, konstruksi proyek senilai Rp 330 miliar ini sudah mencapai 67,84 persen. Tergetnya, pembangkit yang berada di TPA Putri Cempo Surakarta ini sudah bisa beroperasi secara penuh pada Desember 2022.

PLN dan pengembang PLTSa Putri Cempo yaitu PT Solo Citra Metro Plasma Power sebelumnya telah menyepakati harga jual beli listrik sebesar 13,35 sen dolar AS per kwh atau setara Rp 1.800 per kWh. Sebagai pembeli, PLN siap menyerap listrik untuk disalurkan ke masyarakat luas.

“Kami dari sisi PLN all-out dalam mendukung sisi teknis dan kebutuhan-kebutuhan pembangunan PLTSa,” tambah Darmawan.

Darmawan mengatakan, agenda pembangunan PLTSa di berbagai tempat ini adalah tonggak sejarah kedigdayaan energi lokal ke depan.

“Dari yang sebelumnya pembangkit-pembangkit berbasis fosil, akan menjadi berbasis energi baru terbarukan yang akan mampu memberdayakan masyarakat sekitar,” ucapnya.

Baca artikel selanjutnya:

Exit mobile version