Site icon Konstruksi Media

Program PKT Perumahan Mampu Serap 205 Ribu Tenaga Kerja

Konstruksi Media – Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan, pihaknya menargetkan Program Padat Karya Tunai bidang perumahan dapat menyerap 205 ribu tenaga kerja pada tahun depan.

Hal itu disampaikan Khalawi dalam dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa (31/8). “Padat Karya Ditjen Perumahan senilai Rp2,45 triliun atau 205 ribu tenaga kerja,” ujar Khalawi dikutip pada Rabu (1/9/2021).

Lebih lanjut Khalawi mengatakan, program Padat Karya Tunai perumahan tersebut disiapkan sebagai Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dan Rumah Khusus.

Ia menyampaikan, realisasi keuangan Program Padat Karya Tunai hingga 30 Agustus tahun ini sebesar Rp2,16 triliun atau 48,9 peren dari total anggaran Rp4,42 triliun.

“Sedangkan progres serapan tenaga kerjanya mencapai 160.798 orang atau 41,39 persen dari total target serapan 388.488 orang pada tahun ini,” katanya.

Dalam paparannya, Khalawi juga mengatakan bahwa realisasi pagu anggaran per 30 Agustus 2021 adalah sebesar Rp4,29 Triliun atau 47,58 persen dari total anggaran dengan progres fisik sebesar 45,73 persen.

Upaya percepatan realisasi anggaran tahun ini, kata Khalawi, dilakukan antara lain dengan mempercepat penyelesaian administrasi dan revisi anggaran, rekomposisi paket multiyears contract atau MYC, mempercepat pelaksanaan pekerjaan sesuai target dan batas waktu penyelesaian

“Dengan meningkatkan monitoring atau pengawasan dan menyelesaikan kesiapan lahan,” ungkapnya.

Kemudian, lanjut Khalawi, pihaknya mempercepat penyelesaian kegiatan Padat Karya sesuai dengan target dan sasaran, serta mempercepat pelaksanaan dukungan penanganan covid-19 dan penanganan bencana.

Sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan program Padat Karya Tunai tahun anggaran 2022 menyerap 665.000 tenaga kerja. “Program Padat Karya Tunai Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi,” kata Basuki.***

Exit mobile version