Konstruksi Media – PT Hutama Karya (Persero) optimis pembangunan tujuh Gedung Dekanat di Universitas Malikussaleh, Aceh rampung sesuai schedule. Progres pembangunan kampus negeri yang dimulai sejak 16 Agustus 2021 itu telah mencapai 75,104% dengan nilai proyek Rp140,7 miliar.
Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi mengatakan, ketujuh Gedung Dekanat di Universitas Malikussaleh yang dibangun tersebar di dua lokasi. Empat gedung berlokasi di Kampus Bukit Indah, Kota Lhokseumawe, yakni gedung Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas ISIP, dan Fakultas Hukum.
Sementara tiga Gedung Dekanat lainnya, kata dia, berlokasi di Kampus Reuleut, Aceh Utara, yakni Fakultas IKIP, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Pertanian.
“Lingkup pekerjaan Hutama Karya tidak hanya pembangunan Gedung Dekanat saja namun juga mencakup pematangan lahan (site development) dengan total volume sekitar 288.000 m3, jalan akses, area parkir terbuka, jalan kawasan, dan landscaping,” kata Gunadi melalui keterangan tertulis, belum lama ini.
Ia mengatakan, pembangunan ketujuh Gedung Dekanat ini tak lepas dari sejumlah tantangan, antara lain kondisi lahan existing yang berbukit dan berbatu hingga lokasi gedung yang tersebar di lima Blok Plan, empat kampung, dan dua kota/kabupaten.
“Untuk lahan existing yang berbatu, pertama-tama dilakukan uji uniaxial agar mengetahui jenis batuan yang ada. Kemudian, menentukan metode pekerjaannya dan menghitung kapasitas alat serta menambah alat, yaitu excavator Breaker,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, Hutama Karya senantiasa berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, mengutamakan partisipasi masyarakat sekitar dalam proyek Universitas Malikussaleh di Aceh sesuai dengan keahlian.
Menurut dia, Hutama karya menyadari pentingnya melibatkan dan memberdayakan masyarakat setempat dalam setiap tahap proyek, sebagai bagian dari upaya untuk memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi komunitas tersebut.
“Saat ini, progress site development telah mencapai 100% yang meliputi pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, dan pekerjaan MEP (Mechanical, Electrical & Plumbing). Untuk masing-masing gedung, progress-nya adalah Fakultas Hukum 77,59%, Fakultas ISIP 72,44%, Fakultas Kedokteran 71,43%, Fakultas Ekonomi 70,91%, Fakultas IKIP 68,99%, Fakultas Pertanian 52,41%, dan Fakultas Teknik 46,68%,” ucapnya.
Kedepan, kata Gunadai, ditargetkan akan diselesaikan lima gedung yakni Gedung Dekanat di Fakultas Hukum, Fakultas ISIP, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas IKIP pada bulan Juni 2023 serta satu Gedung Fakultas Pertanian di Juli 2023, dan satu Gedung Fakultas Teknik di Agustus 2023.
“Untuk area parkir, jalan kawasan, dan landscaping ditargetkan akan diselesaikan di Juli 2023,” ujar Gunadi.
Libatkan Unsur Lokal
Proyek pembangunan Universitas Malikussaleh mempekerjakan banyak engineer muda lulusan Universitas Malikussaleh dan Politeknik Lhokseumawe dengan jumlah hampir 50% dari seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat.
Baca juga: PLTS Nusa Penida Konsisten Pasok Energi Bersih Kelistrikan di Bali
“Proyek ini mengoptimalkan tenaga kerja dan vendor lokal. Selain menggarap konstruksinya, Hutama Karya juga menjajaki sejumlah kerjasama dengan Universitas Malikussaleh lewat MoU di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, peningkatan sumber daya manusia, dan implementasi program Kampus Merdeka,” jelas Gunadi.
Ia mengatakan, program yang sudah terlaksana antara lain evaluasi bersama atas mutu beton, webinar Building Information Modelling atau BIM antara Fakultas Teknik dan Divisi Sistem, Teknologi & Informasi Hutama Karya, dan keynote speaker di dalam berbagai seminar nasional.
Hutama Karya memfasilitasi mahasiswa kerja praktek dan penelitian, baik S1 maupun S2, serta terlibat dalam proses akreditasi jurusan Teknik Sipil dan Magister Teknik Sipil Universitas Malikussaleh. Selain itu, memperhatikan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang digunakan dalam proyek ini.
“Beberapa material dilakukan penyesuaian menjadi material yang notabene memiliki tingkat TKDN lebih besar. Hampir 70% material yang dipakai diproduksi/dirakit di dalam negeri. Dari tujuh gedung yang dibangun, terdapat dua gedung yang memiliki ornamen khas Aceh pada façade-nya, yaitu pada façade Gedung FISIP dan Kedokteran yang memiliki ornamen pintu Aceh,” ucap Gunadi.
Setelah dibangunnya tujuh Gedung Dekanat ini, kata Gunadi, diharapkan kualitas pendidikan di Universitas Malikussaleh pada khususnya dan Provinsi Aceh pada umumnya dapat mengalami peningkatan.
“Pengembangan kampus berbasis riset dan pemberdayaan lokal dapat ditingkatkan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar,” ujar dia.
Sebelumnya, Hutama Karya memiliki pengalaman membangun gedung-gedung sejumlah universitas atau perguruan tinggi, seperti Universitas Negeri Semarang, Student Apartemen UIII, Universitas Negeri Jember, Politeknik STAN, dan Universitas Hassanudin Makassar.
Baca artikel selanjutnya: