Site icon Konstruksi Media

SMF Optimis Penyaluran Pembiayaan Homestay Tahun Ini Sesuai Target

Konstruksi Media – Salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Sarana Multigriya Finansial alias SMF menyiapkan program kemudahan akses pembiayaan homestay bagi kawasan desa wisata.

Perusahaan pelat merah ini telah menyalurkan anggaran Rp 11 miliar untuk program tersebut di 2021, dari total yang disiapkan Rp 20 miliar.

Direktur SMF Trisnadi Yulrisman mengatakan, program pembiayaan tersebut merupakan sinergi perseroan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) guna mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) di sektor pariwisata. Di mana, sektor tersebut tengah terpukul karena pandemi Covid-19.

“SMF telah merealisasikan program pembiayaan homestay di 11 desa yang terletak dalam destinasi super prioritas pariwisata (DSPP) Borobudur, DSPP Mandalika dan daerah potensi pariwisata di Banyuwangi dan Sumedang,” ujar Trisnadi dikutip pada Senin (29/11/2021).

“Realisasi 11 desa untuk 91 unit homestay baru Rp 11 miliar. Kami punya dana Rp 20 miliar. Tahun depan kita tambah 5 desa. Alokasi ke eksisting, buka baru lagi,” sambungnya.

Hingga akhir tahun ini, Tris optimistis penyaluran program pembiayaan homestay bisa terserap seluruhnya. Hal itu sejalan dengan harapan bangkitnya sektor pariwisata dan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.

Di samping itu, kata Tris, pihaknya juga melihat potensi sektor pariwisata di sejumlah daerah di Indonesia yang layak untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Apalagi perseroan juga menawarkan skema bunga 3 % per tahun dengan pilihan tenor beragam, mulai dari 3 tahun, 5 tahun hingga 10 tahun.

“Bisa hadapi pandemi COVID-19 kebangkitan pariwisata jalan, kita yakin jabis. Banyuwangi masih akan ada lagi tahun depan, masih banyak daerah di Jawa Timur, Jawa Barat antara lain di Sumedang dan Tasikmalaya,” tuturnya.

Sebagai contoh, salah satu penerima manfaat program pembiayaan homestay, yakni Lalu Maulidin warga Lombok Selatan merupakan salah satu pemilik penginapan di Desa Wisata Kuta Lombok, berhasil menambah penghasilan dari bisnis homestay selama gelaran World Superbike (WSBK) 2021 Mandalika pekan lalu.

Bisnis hunian yang dia garap menggunakan pembiayaan dari SMF tersebut, penuh dinookinh selama gelaran WSBK 2021. Bahkan, harga sewa untuk masing-masing kamar homestay sempat mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat, dari kisaran Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu, menjadi Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu per malamnya.

Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kuta tersebut Lalu mendapatkan pinjaman dari SMF senilai Rp 100 juta dengan bunga 3 % dan tanpa agunan. Dana tersebut, kemudian dia gunakan untuk merenovasi kamar penginapan yang disewakan selama WSBK 2021.

Sementara itu, Anggota Badan Usaha Milik Desa alias Bumdes dari Desa Mertak, Lombok Barat, Sri Anom Putra Jaya mengatakan, pinjaman program homestay dari SMF telah membantu bisnis bisnis penginapan bangkit dari dampak Covid-19. Desa yang mengandalkan pendapatan dari bisnis pariwisata tersebut sempat kesulitan sepanjang pandemi berlangsung.

“Kehadiran WSBK 2021 menyadarkan, kalau kami masih kekurangan kamar (homestay). Kami juga berharap ada pelatihan untuk menjadi pengelola homestay yang baik dan nyaman. Apalagi 30% pantai Lombok, ada di Desa Mertak dan wisata-wisata lainnya,” kata Anom.

Di samping itu, ke depan Anom berharap agar Sirkuit Mandalika bisa dimanfaatkan maksimal oleh pemerintah, tak hanya WSBK saja.

Diketahui, selama pandemi Covid-19, industri pariwisata di Asia mengalami penurunan sekitar 27 %, dari US$ 225,9 miliar pada 2019 menjadi US$ 164,7 miliar pada 2020, dikutip dari Databoks.***

Exit mobile version