Site icon Konstruksi Media

Sumber Mas Konstruksi Bakal IPO, Harga Sahamnya Rp150-Rp350

Konstruksi Media – PT Sumber Mas Konstruksi, perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi akan mencoba melantai di bursa pada Maret 2022 mendatang. Saat ini masih dalam proses penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO), perseroan menawarkan 250 juta saham dengan rentang harga Rp150-Rp350 per lembar.

Sumber Mas Konstruksi menargetkan dapat meraup dana segar maksimal Rp87,5 miliar dengan penawaran 19,95% dari total saham perseroan. Masa penawaran awal atau bookbuilding sudah dibuka sejak 4 Februari hingga 10 Februari 2022.

Diperkirakan tanggal efektif berlangsung pada 22 Februari 2022. Kemudian, masa penawaran pada 24-25 Februari 2022 dan 1-2 Maret 2022, masa penjatahan pada 2 Maret 2022 dan perkiraan distribusi secara elektronik pada 4 Maret 2022.

Sumber Mas Konstruksi menargetkan akan tercatat di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Maret 2022 dengan penjamin pelaksana emisi efek PT Erdhika Sekuritas.

Baca juga: Waskita Karya Lakukan Penandatanganan Kontrak Tujuh Ruas Tol

Sebanyak 97% dari dana hasil IPO akan digunakan perseroan untuk modal kerja konstruksi proyek dari sektor swasta maupun pemerintahan. Detail penggunaan, yakni biaya persiapan dan pembersihan lokasi proyek atau land clearing, biaya penyediaan bahan baku material pekerjaan, biaya tenaga kerja proyek, biaya mobilisasi atau demobilisasi dan biaya pembelian perlengkapan kerja.

Kemudian, sebesar 3% akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di antaranya untuk peningkatan keahlian dan kualitas tenaga kerja. Sumber Mas Konstruksi akan menggelar pelatihan dan sertifikasi profesi dan riset di bidang keahlian konstruksi, serta riset dan pengembangan sistem teknik pekerjaan konstruksi.

Berdasarkan laporan keuangan, aset Sumber Mas Konstruksi per September 2021 tercatat tumbuh 73,5% menjadi Rp132 miliar dari posisi Desember 2020 senilai Rp76,2 miliar dan total ekuitas tumbuh sebesar 72,04% dari posisi Rp 72,7 miliar menjadi Rp 125 miliar.

Kemudian, liabilitas perseroan tumbuh 105,08% dari Rp3,4 miliar menjadi Rp7,04 miliar. Selain itu, perusahaan tercatat naik 110,8% secara tahunan pada September 2021 menjadi Rp126,6 miliar dari Rp60,05 miliar pada akhir 2020.

Baca artikel selanjutnya:

Exit mobile version