Site icon Konstruksi Media

WIKA Bitumen: 61 Tahun Berikan Karya Terbaik untuk Negeri

Konstruksi Media – PT WIKA Bitumen terus berupaya memberikan karya terbaik untuk pembangunan negeri. Di hari jadi yang ke 61 tahun ini, perseoran sangat berkontribusi dalam bidang pertambangan aspal alam nasional.

Bukan hal yang mudah bagi WIKA Bitumen dalam menjalankan bisnis hingga di usianya sekarang ini. Pasalnya begitu banyak rintangan dalam perjalanan bisnis, dan tentunya hal itu menjadikan tantangan tersendiri bagi WIKA Bitumen untuk terus berupaya dan tidak pernah berhenti memberikan karya terbaik bagi negeri.

Anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, tersebut tetap konsistem menjalankan kegiatan bisnis dan terus berkembang dan saling bersinergi melingkupi berbagai sektor industri.

Bisnis utama dari perseroan yakni mulai dari eksplorasi, eksploitasi, hingga pengelohan bahan batuan aspal, di mana produk yang dihasilkan dari hasil pertambangan dan dikelola sendiri.

Saksi bersejarah pelabuhan yang mengirimkan material asbuton ke berbagai negara. Dok. Instagram wikabitumen

Selanjutnya, layanan bagi produk perusahaan maupun produk lainnya dipasarkan baik domestik maupun internasional. Sebagai pendukung bisnis inti, PT WIKA Bitumen mengakomodir berbagai aktivitas layanan.

Baca Juga : 2022 Jalan Sumsel Bebas Lubang, Ini Yang Dilakukan WIKA

WIKA Bitumen percaya bahwa kecepatan, akurasi, dan efesiensi adalah faktor-faktor bekerja yang sangat penting, senada dengan pengetahuan serta kommpetensi yang merupakan aset utama untuk menjadi yang terdepan.

Sebagai produsen Aspal Alam Buton, WIKA Bitumen berkomitmen untuk memproduksi dan mengembangkan produk unggulan dari sumber daya alam yang tersedia di Indonesia.

Sejarah singkat WIKA Bitumen

Pada 1924-1926 perusahaan tersebut kepemilikan dan pengelolaannya dilakukan oleh A. Volker sebagai pemegang kontrak Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan Aspal di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Kemudian pada 1926-1954 kepemilikan dan pengelolaannya diambil alih oleh perusahaan milik Belanda yang bernama NV Mijnbouw En Cultuur Maastshapij (MMB). Pada masa itu Indonesia mengumumkan kemerdekaanya, sehingga semua perusahaan yang dimiliki oleh oleh bangsa lain jatuh ke tangan Pemerintah Indonesia.

Selanjutnya pada 1954-1961, pengelolaan ekplorasi dan eksploitasi pertambangan perusahaan tersebut dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Jawatan Jalan dan Jembatan.

Bahan materail pertambangan milik WIKA Bitumen. Dok. Ist

Pada 1961 pemerintah Indonesia mendirikan Perusahaan Aspal Negara (PAN), dimana bagian Butas pada Direktorat Jalan dan Jembatan dilebur menjadi PAN.

Lalu, pada 1984-2013 perseroan kembali melakukan perubahan nama dari Perusahaan Aspal Negara menajdi Perusahaan Perseroan (Persero) dilaksanakan dengan pendirian PT Sarana Karya (Persero) pada 1 September 1984.

Pada 2014-2017, kembali perseroan mengubah nama dari semula PT Sarana Karya (Persero) menjadi PT Wijaya Karya Bitumen yang disingkat PT WIKA Bitumen.

Al hasil pada 26 Maret 2021, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mengapresiasi kerja keras seluruh tim WIKA Bitumen dengan menyerahkan piagam penghargaan kepada WIKA Bitumen atas pandirian Pabrik Pertama Pemurnian Aspal Alam Buton Berstandar Internasional di Indonesia.

Baca Artikel Selanjutnya :

Exit mobile version