Site icon Konstruksi Media

Kementerian PUPR Tingkatkan Alokasi Pembiayaan Rumah MBR Atasi Backlog

Konstruksi Media – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap rumah yang aman, terjangkau, dan layak huni.

Upaya tersebut terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PU dan Perumahan melalui berbagai inovasi program bantuan dan pembiayaan perumahan dengan memperkuat keterlibatan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Herry Trisaputra Zuna dalam kegiatan “Economic Outlook dan Prospek Sektor Perumahan Tahun 2023” yang mengangkat tema “Property Sector Outlook: Blessing the Positive Growth, Facing the Recession Ahead” yang diselenggarakan BP Tapera di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, (19/12/2022).

Turut hadir dalam kegiatan ini, Komisioner BP Tapera Adi Setianto, Chief Economist Bank BTN Winang Budoyo, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Ruslan Prijadi, dan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda.

Diskusi pembiayaan pembangunan rumah MBR. Dok. Ist

Kembali Herry menjelaskan, saat ini penyediaan perumahan masih dihadapkan pada tantangan yang besar untuk menyelesaikan 12,71 juta backlog rumah tangga, dan terus bertambah sekitar 600.000-800.000 rumah tangga baru setiap tahunnya.

Untuk itu, Kementerian PUPR secara bertahap terus menargetkan peningkatan akses masyarakat terhadap rumah layak huni dengan menyediakan berbagai program strategis.

Baca Juga : Atasi Backlog Perumahan, PUPR Tingkat Hunian untuk MBR

“Pada tahun 2022, Pemerintah telah berhasil memfasilitasi 1.060.486 unit rumah melalui Program Satu Juta Rumah. Capaian tersebut tidak terlepas dari program strategis Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan backlog dan rumah tidak layak huni khususnya bagi MBR melalui bantuan pembiayaan perumahan seperti FLPP, BP2BT, SBUM dan Tapera. Sampai dengan 16 Desember 2022, program bantuan pembiayaan perumahan telah berhasil memfasilitasi sebanyak 222.765 rumah tangga,” terang Herry.

Dia menambahkan, pada tahun 2023 pihaknya tah mengalokasikan untuk bantuan pembiayaan perumahan senilai Rp30,38 T untuk 230.000 unit rumah melalui program FLPP, SBUM, dan Tapera, termasuk untuk pembayaran SSB yang telah diterbitkan pada tahun sebelumnya.

Di mana, bisa dikatakan alokasi anggaran tersebut adalah tertinggi dalam sejarah penyaluran program bantuan dan kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah.

Ilustrasi Perumahan MBR yang dibangun oleh Kementerian PUPR. Dok. Ist

“Dalam menyelesaikan backlog perumahan, pada tahun 2023 diperlukan pengembangan pembiayaan perumahan yang menyasar beberapa kelompok masyarakat seperti MBR informal, melalui skema rent to own yang dikombinasikan dengan contractual saving housing sehingga dapat mengakses pembiayaan Tapera. Lalu, masyarakat perkotaan yang diarahkan ke hunian vertikal dengan skema staircasing shared ownership (SSO), dan generasi milenial, melalui skema KPR dengan jangka waktu lebih panjang yang disesuaikan dengan housing career,” papar Herry.

Dirinya berharap, optimalisasi peran BP Tapera sebagai pengelola dana penyaluran KPR FLPP dan KPR Tapera dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi permasalahan perumahan di Indonesia.

Terlebih pada tahun 2023, Pemerintah mengalokasikan dana FLPP sebesar Rp25,18 T untuk memfasilitasi KPR FLPP sebanyak 220.000 unit rumah, dan alokasi dana Tapera sebesar Rp0,85 T untuk memfasilitasi KPR Tapera sebanyak 10.000 unit.

“Dengan peran serta kita bersama dalam pengembangan kebijakan sektor pembiayaan perumahan ke depan, diharapkan akan terjalin sinergi, kolaborasi dan koordinasi yang lebih kuat sehingga terdapat upaya yang masif dalam menghasilkan multiplier effect tidak hanya bagi sektor perumahan itu sendiri, namun juga kepada seluruh sektor perekonomian di Indonesia,” imbuh dia.

Baca Artikel Selanjutnya :

Exit mobile version