Site icon Konstruksi Media

Tapera: Industri Perumahan Subsidi Masih Menjanjikan di 2023

Konstruksi  Media – Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) melaksanakan kegiatan Economic Outlook dan Prospek Sektor Perumahan 2023, mengangkat tema “Blessing the positive growth, Facing the recession Ahead”.

Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memperoleh gambaran kondisi perekonomian dan pasar serta prospek perumahan tahun 2023, sebagai dasar penyusunan rencana dan strategi Investasi serta penyaluran pembiayaan perumahan, di Hotel Borobudur Jakarta.

Dalam sambutannya Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran prospek perekonomian baik global maupun domestik.

Dia menambahkan, implikasinya terhadap tingkat bunga serta pertumbuhan sektor keuangan (pasar keuangan dan pasar modal) sehingga menjadi dasar prospek sektor industri perumahan khususnya perumahan MBR tahun 2023.

Selain itu, pihaknya juga ingin mendapatkan gambaran sumber dana pembiayaan jangka panjang berkelanjutan yang tersedia di pasar modal maupun investor lainnya.

“Adanya kecenderungan Investor asing masuk dalam sebulan terakhir memberikan ruang optimisme untuk meningkatkan penghimpunan sumber dana pembiayaan perumahan,” kata Adi Setianto, Senin, (19/12/2022).

Menurutnya, pasar yang dinamis dan terus bertumbuh menjadi prospek investasi bagi dana yang digunakan pada pembiayaan perumahan sehingga informasi tersebut akan menjadi dasar penyusunan strategi dan rencana investasi finansial.

Baca Juga : Gandeng BP Tapera, BTN Bakal Salurkan Pembiayaan KPR Hingga 200ribu Unit

“Kami ingin mendapatkan gambaran prospektif potensi sumber dana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan perumahan MBR sebagai bentuk mengembangkan sumber dana lain selain dana simpanan peserta maupun dana APBN yang selama ini menjadi sumber dana penyaluran pembiayaan rumah MBR,” ujarnya menjelaskan.

Walaupun tetap diperlukan kewaspadaan menjelang memasuki tahun 2023, namun, kata dia, rasa optimisme tetap harus dibangun.

Panel diskusi dalam kegiatan Economic Outlook dan Prospek Sektor Perumahan 2023 yang diselenggarakan oleh BP Tapera. Dok. Ist Komed/Didi.

Dia menyebut, terdapat beberapa indikasi positif yang bisa memacu semangat untuk terus mendorong industri perumahan di tahun 2023, di antaranya :

Pertama secara year to date terdapat 24 negara di dunia yang telah mengeluarkan data GDP Q-3 tahun 2022, terdapat 15 (lima belas) negara (62,5%) mengalami perlambatan ekonomi, 2 (dua) negara (8 3%) stagnan dan hanya 7 (tujuh) negara (29,2%) yang mengalami pertumbuhan ekonomi termasuk Indonesia.

Kedua kenaikan suku tingkat bunga relatif moderat sebesar 175 bps dibandingkan negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter yang dipadukan dengan kebijakan fiskal yang terukur efektif untuk meredam peningkatan inflasi lebih lanjut.

Dia menjelaskan, data BPS juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal lII 2022 mencapai 5,72% secara tahunan dan tumbuh 1.81% secara kuartalan.

“Ekonomi Indonesia relatit kuat dalam menahan tekanan inflasi mengingat secara fundamental Indonesia mengalami Surplus perdagangan 30 bulan berturut-turut karena berkah komoditas yang dukuti dengan kombinasi bauran kebijakan moneter sehingga penyesuaian tingkat bunga tidak agresif dibandingkan dengan negara -negara lain,” ungkap Adi menambahkan.

Berbagai bauran kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia bersama Pemerintah mulai dari peningkatan Giro Wajib Minimum (GWM), peningkatan tingkat bunga terukur, serta kebijakan pendukung lainnya cukup efektif menjaga tingkat inflasi pada tingkat yang akseptabel. Sehingga IMF dalam rilis terakhir memperkirakan Indonesia tumbuh 5.3% tahun ini dan 5% pada tahun 2023.

“Kami optimis, bahwa industri perumahan, khususnya perumahan subsidi masih menjanjikan di tahun mendatang. Kreatifitas skema pembiayaan serta dukungan stakeholder dari ekosistem perumahan diyakini akan mampu mewujudkannya,” imbuh Adi.

Lebih jauh dia menjelaskan, tahun 2023, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) ditargetkan sebanyak 220.000 unit senilai Rp25,18 triliun. Sedangkan untuk pembiayaan Tapera sebanyak 10.000 unit senilai Rp1,0 triliun.

Tercatat, realisasi penyaluran dana FLPP per 14 Desember 2022 sebesar 216.029 unit senilai Rp24.03 triliun. Sehingga penyaluran dana FLPP dari tahun 2010 — 2022 sebesar 1.159 608 unit senilai Rp99,21 triliun.

Untuk diketahui, kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry TZ; Jajaran Deputi Komisioner BP Tapera; Chief Economist Bank BTN, Winang Budoyo; Executive Director Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda; Akademisi, Rusian Pryadi dan perwakilan dari Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, OJK, Kementerian Ketenagakerjaan, Bank Penyalur dan Manajer Investasi.

Baca Artikel Selanjutnya :

Exit mobile version