Site icon Konstruksi Media

Uzin, Produsen Mortar Unggulan untuk Konstruksi Bangunan

Direktur PT Uzin Utz Indonesia Sugiarto Goenawan. (foto: dok. Konstruksi Media).

Konstruksi Media – PT Uzin Utz Indonesia merupakan bagian dari UZIN Group, perusahaan asal Jerman yang memproduksi mortar unggulan. Mortar adalah bahan yang digunakan untuk konstruksi bangunan, terdiri dari campuran semen dan agregat halus dengan perbandingan tertentu.

Mortar dapat digunakan untuk perekat bata ringan untuk dinding, perata dinding, perekat keramik, dan perata pada lantai, hingga acian.

Direktur PT Uzin Utz Indonesia Sugiarto Goenawan menjelaskan, teknologi mortar sebetulnya sudah lama diterapkan di Jerman, tepatnya sejak tahun 1945. Saat itu kondisi di sana tengah porak-poranda setelah dibom oleh sekutu saat Perang Dunia ke-II.

Baca juga: Geobrugg, Produsen Jaring Kawat Baja Penahan Longsor Asal Swiss

“Kan negaranya hancur. Namun, tidak cukup pekerja membangun kembali suatu negara, akhirnya mereka menciptakan dry mortar,” kata Sugiarto saat diwawancarai Konstruksi Media di Jakarta, dikutip Selasa (10/10/2023).

Dengan menggunakan mortar, maka setiap orang bisa membuat adukan yang sama untuk bidang konstruksi semisal saat memasang bata, keramik, marmer, hingga plaster, di mana itu semua memiliki formula yang berbeda-beda dalam implementasinya.

“Tapi kalau pakai dry mortar kan sudah baku, instan sehingga teknologinya berkembang saat itu,” tutur dia.

Sugiarto pun mengungkapkan perbedaan semen dengan mortar. Semen plus pasir pada umumnya dipakai sebagai bahan konstruksi dengan komposisi adukan yang diatur oleh pekerja.

Sementara mortar buatan pabrik ada bahan aditif-nya, yang tidak terdapat di pasaran atau toko retail. Formula pembuatannya pun tergolong tidak sederhana.

Pengaplikasian mortar. (foto: Uzin).

Baca juga: Solmax, Produsen Geosintetik Terbesar di Dunia

“Contoh, tukang di lapangan beli pasir dan semen. Tiap daerah pasir berbeda-beda, ayakan berbeda-beda, kandungan lumpur juga tidak menentu. Kalau di kami (Mortar Uzin), kan kita sudah beli dari suplier yang pasti, lalu kami bakar, ayak, gradasinya tertentu dan campurannya sudah pas,” ucapnya.

Sugiarto lanjut mencontohkan, menurut dia, semen sak atau biasa disebut Ordinary Portland Cement (OPC) yang beredar di pasaran saat ini, sudah tidak ada yang murni.

Tren penggunaan semen untuk konstruksi dalam beberapa tahun belakangan ini telah beralih dari tipe OPC menjadi Portland Composite Cement (PCC). Semen biasa juga tidak menggunakan zat aditif di dalam pembuatannya.

“Jadi tidak ada semen murni. Mutu (mortar) saya (Uzin) lebih baik karena saya punya murni. Uzin beli OPC karena pabrik semen hanya suplai ke pabrikan OPC, tidak ke ritel yang (jual) campuran,” ujar dia.

“Semen saya murni, pasir kita belinya satu tonkang lalu dicuci, diayak, bakar, ayak, baru dikemas. Lalu dicampur ada semen, pasir, aditif dan ini yang tidak ada di pasaran,” ucap sarjana jurusan Kimia dari universitas ternama di Jerman itu.

Pengaplikasian mortar. (foto: Uzin).

Mortar yang diproduksi Uzin sudah dites mulai dari penyusutan, daya rekat hingga kekerasannya, dan tentu memberi hasil unggul pada bangunan konstruksinya sehingga dapat bertahan lama.

Sugiarto pun menceritakan ihwal mortar yang diproduksi Uzin ini sangat membantu ketahanan lantai vinyl Rumah Sakit Pondok Indah dan Puri Indah, Jakarta.

Sekitar tahun 2008, lantai rumah sakit tersebut bermasalah pada bagian lantai vinyl yang membuat harus di-maintenance sepanjang tahun. Namun, semenjak Sugiarto turun tangan, otomatis tidak ditemukan lagi masalah berarti di sana.

Selain itu, bisa dibilang mayoritas rumah sakit yang ada di Indonesia sudah memanfaatkan mortar buatan Uzin, utamanya dipakai pada keramik atau lantai.

“Saya diberi wewenang untuk memeriksa persiapan lantainya. Sampai hari ini tidak ada yang rusak lantainya, perfect. Kami sudah ada jam terbang. Jadi kami tahu yang terbaik untuk mereka. Saat itu saya beri jaminan 10 tahun,” kata dia.

Para pekerja tengah demo pemasangan produk mortar. (foto: dok. Uzin).

Jika ditarik ke belakang, nama produk Uzin sudah mulai meledak di kalangan pemain marmer sejak tahun 2006 silam, karena dinilai dapat memberikan solusi positif konstruksi pada bangunan.

“Setelah project Jaya Abadi, proyek elit,” ucapnya.

Sugiarto menekankan, faktor perencanaan dalam sektor konstruksi sangat-lah penting. Di sisi bersamaan, pemilik atau owner juga harus tahu-menahu hal yang berhubungan dengan standar higienis, juga mengenai keterampilan harus ada transfer knowledge kepada para pekerja.

“Saya ini kokinya dan saya melihat kebutuhannya apa, dan kami selalu bilang ke kostumer, kalau ada kesulitan, saya bantu mencarikan solusi. Uzin ‘Knowledge Makes a Difference’,” kata Sugiarto menegaskan.

Berdasarkan company profile yang diperoleh Konstruksi Media, UZIN Utz AG merupakan perusahaan publik di Jerman yang telah memiliki anak perusahaan di 33 negara di dunia.

Di Indonesia, Uzin mula-mula melebarkan sayap bisnisnya dengan membuat pabrik di Surabaya pada tahun 2002. Berlanjut pembuatan factory untuk memproduksi mortar di Jakarta pada tahun 2004 dengan pabrik di Dadap, dengan nama PT Uzindo.

Pada akhir tahun 2007, Uzin membentuk anak perusahaan dengan nama PT. Uzin Utz Indonesia (status PMA) dan membangun pabrik baru dengan Sistem Tower di Kawasan Industri Marunda Center, Bekasi, Jawa Barat.

Produk Uzin tercatat sudah terinstalasi di Kalibata City, Pearl Garden, Sudirman Tower, Bassura City, Midtown Residence, Gold Coast, dan ratusan project lainnya di seluruh wilayah Indonesia.

Profil singkat Sugiarto Goenawan

Direktur PT Uzin Utz Indonesia Sugiarto Goenawan. (foto: Konstruksi Media/Bahar Yahya).

Sugiarto Goenawan sempat berkuliah di jurusan Kimia, Universitas Stuttgart hingga menyandang gelar sarjana pada tahun 1998.

Namun, saat itu ia dinasihati oleh orang tuanya, sebaiknya tidak kembali dulu ke Indonesia, lantaran di tanah air sedang terjadi krisis moneter.

“Dapat pesan dari Ayah saya, kalau bisa (saya) jangan pulang dulu karena di Indonesia sedang tidak jelas, jadi di luar dulu,” ucapnya.

Sugiarto pun dilema, antara hendak menimba ilmu lagi atau bekerja saja. Saat itu ia putuskan untuk melamar pekerjaan di Uzin.

“Coba mendaftar langsung diterima. Saya bukan cumlaude tapi dapat penghargaan DAAD Award, best foreign student, setelah daftar ke Uzin surat lamaran saya agak spesial,” tutur dia.

Hingga saat ini, Sugiarto tidak mengetahui musabab utama dirinya diganjar penghargaan di Jerman. Padahal, saat itu international student banyak sekali.

Seiring berjalannya waktu, Sugiarto pun mendapat tantangan untuk membuat factory Uzin di Turki, Ukraina, dan Shanghai, China.

“Waktu itu China belum seperti hari ini. Saya bikinkan formulanya, saya latih orang-orangnya,” katanya.

Namun, Sugiarto mengaku menolak saat ditawari posisi General Manager (GM) Uzin di China. Sebab, ia diharuskan menunggu tiga tahun terlebih dahulu.

“Karena perjanjiannya tiga tahun pertama GM dari China, saya disuruh menunggu 3 tahun jatah Jerman. Saya tidak mau, karena usia lebih tua dan (dikhawatirkan) malas pulang ke Indonesia,” ucapnya.

Akan tetapi, bisa dibilang rezeki tak lari kemana. Suatu waktu datang kesempatan untuk Sugiarto bisa pulang ke Tanah Air. Kala itu ia beranikan diri membeli saham mayoritas anak perusahaan Uzin sekitar 80 persen.

“Mulanya membuat pabrik di Surabaya, 1-2 tahun kemudian ke Jakarta bikin pabrik,” kata Direktur PT Uzin Utz Indonesia Sugiarto Goenawan.

Ikuti informasi terkini Konstruksi Media melalui Google News

Baca artikel lainnya:

Exit mobile version