Site icon Konstruksi Media

Ajang ASPI, Mahasiswa ITS Sabet Juara Satu Desain Kawasan

Konstruksi Media – Kelompok Mahasiswa yang berasal dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih juara pertama di kategori Desain Kawasan dalam ajang penghargaan Asosiasi Sekolah Perencana Indonesia (ASPI) yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis (2/9).

Tim ITS ini berjumlah tujuh orang antara lain; Ahimsa Fabiansa, Vinka Sisriyani Oktaviola, Adella Fajrin Nafiah, Shinta Ulwiya, Fandhi Al Idrus Dwi Saputra, Annis Ratiningsih, dan Rafif Atthariqal Akbar yang merupakan mahasiswa Departemen PWK ITS angkatan 2019. Tim ini dibimbing oleh Dr Prananda Navitas ST MSc dan Ardy Maulidy Navastara ST MT.

Ketua tim, Ahimsa Fabiansa mengatakan bahwa kawasan yang direncanakan merupakan bagian dari Desa Banjararum, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dengan luas wilayah sebesar 9,6 hektare. Rencananya, lokasi tersebut akan dikonsep sebagai kawasan Agrowisata Berkelanjutan.

“Pemilihan kawasan ini didukung oleh kebijakan dan perencanaan yang berlaku. Pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kulon Progo tahun 2012-2032 dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Nomor 9 tahun 2015, keduanya saling menguatkan bahwa Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo ini dapat dikembangkan sebagai basis komoditas pertanian didukung pariwisata atau agrowisata,” ujar Ahimsa dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (3/9/2021).

Ditinjau dari potensi lokalnya, kata Ahimsa, mayoritas penduduk Desa Banjararum bermata pencaharian sebagai petani atau pekebun. Selain itu, penduduk memiliki karakteristik masyarakat yang masih mempertahankan nilai historis yang mengangkat budaya lokal.

“Banyak ditemukan perkumpulan budaya seperti jatilan, hadrah, ketoprak dan lainnya,” katanya.

Mahasiswa yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Kajian Strategis Himpunan Mahasiswa Planologi ITS ini mengungkapkan bahwa timnya ingin  mengintegrasikan agrowisata yang mengangkat nilai potensi lokal. Potensi lokal yang ditonjolkan diambil dari segi arsitektur bangunan dan adanya wadah pertunjukan budaya.

“Selain itu, dengan menyedikan foodcourt dan pusat oleh-oleh masyarakat dapat mengembangkan produk lokal dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi,” paparnya. 

Adapun gaya arsitektur yang diterapkan pada desain kawasan ini yakni perpaduan arsitektur khas Jawa serta arsitektur tropis. Gaya arsitektur yang diangkat ditunjukkan pada penggunaan atap dengan konsep pelana dan perisai, penekanan aksen material kayu yang kuat, hingga penerapan sirkulasi silang pada setiap ruang.

“Inilah yang menjadi ciri khas agrowisata Banjararum dibandingkan dengan agrowisata lainnya,” jelasnya. 

Ahimsa menegaskan, perencanaan kawasan ini memiliki beberapa keunggulan yaitu integrasi pengembangan pariwisata dan agro berbasis potensi lokal menjadi jawaban tantangan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa. Hal tersebut dicapai melalui pemberdayaan masyarakat sesuai dengan komoditas dan komunitas lokal yang ada, serta menggunakan desain kawasan dengan langgam Jawa yang khas.

“Selain itu, perencanaan ini juga selaras dengan arahan kebijakan dan perencanaan Kulon Progo serta menggunakan beberapa analisis perencanaan yang relevan yakni analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) dan analisis tapak,” ungkapnya.

Terakhir, Ahimsa berharap bahwa gagasan ini nantinya dapat menjadi kajian pengembangan bagi perencanaan Desa Banjararum sebagai agrowisata berkelanjutan.

“Selain itu, kami juga berharap bahwa kemenangan yang ditorehkan ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa PWK lainnya dalam membuat inovasi terkait konsep perencanaan yang implementatif juga solutif,” pungkasnya.

Sebagai informasi, ASPI merupakan organisasi yang menjadi wadah berhimpun sekolah-sekolah perencanaan di Indonesia. Setiap dua tahun sekali, ASPI mengadakan ajang penghargaan untuk memberikan apresiasi kepada mahasiswa PWK di seluruh Indonesia yang memiliki karya studio perencanaan terbaik. Hal tersebut dilakukan untuk mewadahi gagasan generasi muda mengenai pengembangan perencanaan di Indonesia.***

Exit mobile version