INFRASTRUKTURJembatan

Jembatan Batam – Bintan Pilot Project Jembatan Terpanjang Indonesia

Pembangunan infrastruktur strategis ini diyakini akan memberikan dampak signfikan bagi Pulau Batam dan Pulau Bintan.

Konstruksi Media – Jembatan Batam – Bintan (Babin) akan menjadi pilot project jembatan terpanjang di Indonesia yang menghubungkan Pulau Batam dan Bintan di Kepulauan Riau.

Namun, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) belum menyelesaikan status lahan untuk landing point wilayah tersebut.

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menuturkan sampai saat ini masih ada beberapa pekerjaan rumah lantaran proses penyerahan lahan dari BP Batam masih belum tuntas.

Baca juga: Perusahaan Hongkong Guyur Rp4 Triliun Bangun Data Center Terbesar Dunia di Batam

Kendati begitu, Ansar menegaskan perihal kemungkinan tidak ada kendala dalam proses administrasi penyerahan lahan. Ia pun optimis semua kelengkapan administrasi bakal lengkap sebelum pelaksaan pembangunan dimulai.

Menurutnya, progres pembangunan jembatan Batam – Bintan sudah masuk ke dalam penyerahan lahan di sisi Pulau Tanjungsauh, Batam, dan Pulau Buau untuk landing point wilayah Pulau Bintan.

Baca Juga:  Daftar 9 Bendungan Bakal Selesai Pada 2022

Namun, untuk lokasinya yang berada di Batam, masih status penetapan lokasi atau Penlok.

“Penloknya sudah ditetapkan untuk wilayah Batam. Namun, asetnya belum diserahkan. Terkait ini nanti kita komunikasi dengan BP Batam, dan Menko Perekonomian RI supaya diserahkan semua,” ucapnya dikutip dari metro.batampos.co.id di Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Ansar berharap BP Batam bisa segera menyerahkan aset lahan, agar proses pengerjaan bisa dilakukan. Pembangunan infrastruktur strategis ini diyakini akan memberikan dampak signfikan bagi Pulau Batam dan Pulau Bintan.

Baca juga: Dapat Bantuan PSU, Rumah Bersubsidi di Batam Makin Nyaman untuk Dihuni

“Selama ini yang sudah diserahkan oleh BP Batam hanya penetapan lokasinya. Maka dari itu, kami berharap proses lanjutannya bisa segera tuntas,” ujarnya.

Pria yang pernah duduk sebagai Legislator DPR RI ini juga menjelaskan, pendanaan pembangunan jembatan itu akan ditangani oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan nilai anggaran Rp 4,3 triliun. Kemudian, untuk trase Tanjungsauh ke Bintan itu menggunakan Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).

Baca Juga:  Bendungan Sei Gong Siap Atasi Kebutuhan Air Baku di Kota Batam

“Lokasi yang dikunjungi oleh AIIB adalah untuk pembangunan trase dari Pulau Batam ke Pulau Tanjungsauh. Sedangkan untuk trase Tanjungsauh ke Pulau Buau dan Bintan dengan sistem KPBU,” kata Gubernur Ansar.

Mengenai kesiapan mewujudkan mimpi besar masyarakat Kepri, untuk memiliki jembatan terpanjang di Indonesia yang mencapai 14,753 kilometer tersebut, Gubernur Kepri sebelumnya telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian PUPR RI, AIIB, dan Pemprov Kepri pada 9 Januari 2023 lalu.

Isi dalam poin perjanjian tersebut di antaranya, rencana pembangunan Jembatan Babin, khususnya ruas Batam-Tanjung Sauh yang mengusulkan tiga komponen proyek. Di mana perkiraan alokasi biaya yang diperlukan sendiri mencapai US$300 juta, yang akan didanai melalui pinjaman dari AIIB.

Baca Juga:  Hutama Karya Amankan Kontrak Garap Penataan Danau Toba Senilai Rp161 Miliar

Komponen pertama, adalah pekerjaan Konstruksi dengan estimasi biaya sebesar US$ 236,88 juta atau sekitar Rp 3,695 triliun. Komponen ini mencakup pekerjaan persiapan jembatan dan jalan pendekat. Kedua, komponen jasa konsultasi pengawasan konstruksi sebesar US$11,84 juta atau sekitar Rp 184 miliar, untuk membiayai konsultan pengawasan konstruksi.

Poin ketiga atau terakhir, diperuntukan bagi komponen project management consultancy service dengan nilai sebesar US$1,38 juta atau sekitar Rp 21,52 miliar yang akan dipergunakan untuk membiayai konsultan manajemen proyek.

Baca artikel lainnya:

Related Articles

Back to top button