NEWS

Bangun Fase-3, MRT Gandeng BUMD dan Pengembang

Jalur MRT Fase-3 Cikarang-Balaraja sepanjang 89 Km itu akan dilalui 49 stasiun dan 2 transit oriented development (TOD) city

Konstruksi Media – PT MRT Jakarta (Perseroda) memiliki rencana untuk mengembangkan pembangunan MRT Fase-3 dari Timur – Barat yang menghubungkan Balaraja –Cikarang sepanjang 87 Kilometer (km).

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan, pengembangan jalur Fase-3 ini pihaknya menggandeng PT Jababeka Tbk, dan PT Jasa Sarana sebagai BUMD Jawa Barat.

“Panjang rute MRT Fase-3 itu 87 Km, di Jakarta sendiri ada 31 Km,” ujarnya dalam konferensi pers usai penandatangan nota kesepahaman (MoU/ Memorandum of Understanding) di Stasiun MRT Bunderan HI, Jakarta, Kamis, (31/3/2022).

Ia menambahkan, disepanjang jalur MRT tersebut akan dibangun sebanyak 49 stasiun pemberhentian dan akan dibangun juga 2 Transit Oriented Development (TOD), serta dua sampai tiga Depo kereta.

“kalau satu depo saja saya rasa tidak cukup, makanya kita nanti akan bangun dua sampai tiga depo disana. Kami juga akan bangun dua TOD di stasiun terakhir di kawasan Jababeka,” kata William.

Penandatanganan MoU Pembangunan MRT Fase-3. Dok. Konstruksi Media

Sementara, Direktur PT Jababeka Sutedja Sidarta Darmono menambahkan, kehadiran trasnportasi massal yang mampu mengangkut banyak penumpang sangat diperlukan. Sebab, kawasan jababeka merupakan kawasan industri dan banyak investasi asing dan menjadi asset negara (objek vital negara).

Baca Juga : MRT Bakal Bangun Rute Baru Fatmawati-Taman Mini

Baca Juga:  Pemerintah Siapkan Aturan Kemudahan Berusaha di IKN

“MRT ini memang sangat diperlukan, karena kawasan Jababeka ini merupakan objek vital Negara yang banyak investasi asing disana. Kehadiran MRT ini akan sangat membantu untuk mobilitas pekerja yang ada di kawasan Jababeka tersebut,” ungkap Sutedja.

Untuk itu, katanya, Jababeka siap berkontribusi dan berinvestasi dalam pengembangan hunian TOD disekitar proyek MRT Fase-3 ini. Karena sebagaimana diketahui kebutuhan akan transportasi sangat besar disana dan dengan adanya MRT ini, nantinya dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang besar.

“Populasi Jababeka saat ini bisa sekitar 1,2 juta jiwa, karena sekarang sudah menjadi perkotaan. Dan konsep TOD ini juga sejalan dengan rencana perusahaan menjadi TOD City,” terangnya.

Sementara, Direktur Utama PT Jasa Sarana, Hanif Mantiq, dalam kesempatan tersebut menyampaikan kehadirannya dalam proyek MRT Fase-3 ini merupakan proyek perdana bagi perseroan daerah tersebut.

“MRT ini proyek perdana kami untuk dapat terlibat langsung dalam pembangunannya. Ini menjadi kesempatan yang sangat bagus untuk kami,” tuturnya.

“Ini saya rasa tepat sekali (Jawa Barat) diwakili oleh Jababeka untuk mengembangkan kawasan TOD City, yang membutuhkan transportasi massal yang terintegrasi. Insya Allah, ini akan menjadi nilai tambah bagi BUMD Jawa Barat untuk ikut terlibat langsung dalam pembangunan,” tutupnya.

Baca Juga:  Wah, Jasa Marga Bakal Divestasi Tol Japek Elevated

Bangun Sistem Transportasinya

Lebih jauh, William mengungkapkan pembangunan MRT Fase-3 ini akan dilakukan dengan pendekatan berbeda dengan pendekatan Fase-1 dan 2.

Menurutnya, jika dengan pendekatan normal pembangunan MRT itu mungkin baru bisa selesai 40 tahun ke depan. Untuk itu, dalam membangun fase ini, ia berkaca pada pembangunan fase-fase sebelumnya.

Penandatanganan MoU MRT Fase-3 Cikarang-Balaraja. Dok. Konstruksi Media

“MRT Fase-1 dari Lebakbulus-Bundaran HI pembangunannya mulai dipersiapkan pada 2008, lalu pada 2013 dilakukan pengerjaannya dan pada 2019 diresmikannya. Artinya butuh waktu 11 tahun prosesnya dan 6 tahun waktu untuk menyelesaikan proses pembangunan MRT Fase-1 tersebut,” katanya.

“Sekarang kita mulai pembangunan MRT Fase-2 tembus ke Ancol direncanakan sebelum 2030 bisa tersambung. Lalu, pembangunan MRT Fase-3 ini memiliki rute sepanjang 87 Km, jika di ekstrapolasi bisa mencapai 40 tahun penyelesaiannya,” sambung William.

“Kita kan nggak pingin pembangunan MRT Tahap-3 ini selesai, tapi kita sudah tidak ada. Kita ingin pembangunan MRT Fase-3 ini dapat selesaikan saat kita masih hidup dan kita masih bisa menyemangatinya,” papar William.

Untuk itu, saat ini pihak MRT sudah menyiapkan konsep pembangunan transportasi publik yang benar. Menurutnya, membangun sistem transportasi publik itu adalah keniscayaan.

Baca Juga:  Temui Diaspora di Belanda, Bambang Susantono: Tujuan IKN Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi

Belajar dari pengalaman yang cukup lambat, seperti pembangunan MRT Fase 1 dan 2 jangan terulang kembali dui Fase-3.

“Jadi yang kita bangun bukan sistem transportasinya saja, melainkan yang kita bangun itu seluruh kota-kota yang ada disepanjang jalur transportasi ini,” tuturnya.

Dirinya berharap Jababeka bisa ditempatkan TOD City, dan Jababeka nantinya merupakan ujung dari MRT dan kawasan itu akan menjadi titik kumpul (meeting point) dari seluruh masyarakat yang tinggal dan bekerja disekitar sana untuk menaiki MRT ke Jakarta.

“Saya yakin, jaringan transportasi ini akan melayani sekitar 1,7 juta penumpang sehari, lebih banyak dari saaat ini yang kita layani sat ini sekitar 300-400 ribu penumpang per hari,” beber William.

“Menurut saya ini adalah kawasan di mana kita membangun tidak harus ada batas-batas kota adminitratif, karena terlalu sulit membangun dengan pendekatan itu. Bekasi, Cikarang, menurut saya itu kota-kota strategis yang perlu dikembangkan,” tutupnya.

Baca Artikel Lainnya :

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button