NEWS

Bangun Pabrik di Karawang, Sharp Indonesia Investasi Rp 582 Miliar

Konstruksi Media – PT Sharp Electronics Indonesia kembali menorehkan sejarah baru dengan memulai pembangunan pabrik Air Conditioner (AC) sebagai basis produksi & ekspor untuk negara-negara ASEAN. 

Pasalnya, pembangunan pabrik baru ini sebagai bagian dari hari jadinya yang ke-52 tahun, ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) di area pabrik Sharp Indonesia di Karawang International Industrial City (KIIC), Karawang, Jawa Barat, (24/2/2022).

Pembangunan paprika baru tersebut dilakukan dilahan seluas 3,5 hektare (ha). Di mana, pabrik AC Sharp direncanakan akan mulai beroperasi pada awal tahun 2023. 

Mengusung konsep ramah lingkungan, Sharp Indonesia akan memasang sistem pembangkit tenaga surya di atap pabrik, menggunakan daya yang dihasilkan untuk penerangan, jalur produksi, dll., untuk mengurangi beban lingkungan dengan mengadopsi struktur atap yang memungkinkan penerangan dengan menggunakan cahaya alami dan mengeluarkan panas dalam ruangan.

Baca Juga:  Bambang Susantono Pastikan Insentif Khusus Mudahkan Investasi di IKN

Baca Juga : Grand Design Perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Presiden Direktur Sharp Indonesia, Shinji Teraoka, mengatakan tahun pertama pengoperasiannya, Sharp Indonesia menargetkan  kapasitas produksi sekitar 900.000 unit per tahun yang akan ditingkatkan sebesar 150.000  unit untuk tahun berikutnya. Pabrik AC milik Sharp ini nantinya  akan memproduksi AC tipe inverter dan non-inverter dan akan membuka lapangan kerja.

Memiliki investasi sebesar 4 miliar yen atau Rp 582 miliar rupiah, Sharp Indonesia mematok penjualan 100.000 unit per bulan untuk pasar domestik dan pasar ekspor. 

PT Sharp Electronics Indonesia, Bangun Pabrik di Karawang. Dok. Istimewa

“Indonesia adalah pasar yang sangat menjanjikan, oleh karena itu untuk memenuhi permintaan produk AC dengan harga yang kompetitif, kami memutuskan untuk membangun pabrik di Indonesia. Melalui pabrik AC ini, kami optimis dapat meningkatkan pangsa pasar sebesar 30 persen dan mempertahankan peringkat pertama pasar AC di Indonesia,” terang Shinji Teraoka.

Baca Juga:  Pahala Nugraha Mansury Sambut Kunjungan Delegasi Denmark

“Ke depannya, kami akan membangun sistem pasokan yang stabil tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh pasar ASEAN, dan kami juga akan memproduksi model AC dengan nilai tambah seperti fitur  AIot,” paparnya.

Selanjutnya, mengenai konten lokal misi produsen dalam negeri Indonesia untuk lebih memilih menggunakan suku cadang lokal dan menargetkan 50 persen atau lebih. Masih banyak komponen  yang belum bisa diproduksi di dalam negeri, sehingga diharapkan pemerintah Indonesia dapat menarik perusahaan luar negeri. Pabrik kami memiliki ruang untuk melakukan perluasan pabrik guna meningkatkan produksi dalam negeri. 

“Oleh karena itu, kami ingin Pemerintah mempertimbangkan untuk memperkenalkan insentif tambahan untuk penanaman modal dalam negeri”, tandas Teraoka.

Baca Juga:  Manajemen Konstruksi IKN, Indra Karya: Jaga Pembangunan Berjalan Optimal

Sementara, dalam sambutannya secara virtual, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan bahwa produk AC, merupakan salah satu produk elektronika yang nilai impornya terbesar yaitu 0,49 Miliar USD pada tahun 2021. 

Untuk itu, Kementerian Perindustrian mendorong program substitusi impor 35% pada akhir tahun 2022 dimana salah satu produk 5 elektronika yang didorong untuk disubstitusi menggunakan produk lokal adalah produk AC.

Baca artikel selanjutnya:

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button