PROFIL

Bimo Prasetyo, Anak Kembar yang Setia di WIKA (Bagian 1)

Konstruksi Media – Jagat konstruksi Indonesia tentu sudah tak asing dengan nama Bimo Prasetyo. Pria kelahiran kota gudeg Yogyakarta, 18 September 1967 ini adalah Ketua Umum Forum QHSE BUMN Konstruksi, sebuah wadah yang menghimpun para punggawa QHSE di 15 perusahaan jasa konstruksi pelat merah, yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan budaya K3 dan Quality demi kehidupan bangsa yang lebih baik.

“Jadi tidak hanya membicarakan kontraktornya saja, tetapi juga untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik dengan cara mengedukasi. Bahwa QHSE bukan merupakan ajang kompetisi antar BUMN tetapi dengan adanya forum ini diharapkan implementasi safety akan dapat distandarkan supaya levelnya lebih baik lagi,” kata Bimo yang didaulat menjadi Ketum Forum QHSE BUMN Konstruksi pada 20 Februari 2020.

Pria yang rambutnya sudah dua warna ini menambahkan, meningkatkan kualitas hidup salah satunya adalah dengan mengedukasi untuk menjalankan praktik-praktik rill seperti menata tempat istirahat untuk mendapatkan kenyamanan, menyediakan tempat makan yang memadai. Menurutnya, kalau dari hulunya sudah bisa tertata, maka pekerja akan lebih disiplin dan tertib sehingga cepat atau lambat habitnya akan berubah.

Bimo yang kini menjabat sebagai Direktur SDM-Legal PT Bandara International Batam ini berharap para pekerja yang bekerja di proyek-proyek BUMN Karya dapat disertifikasi sebagai bukti kompetensi yang dimiliki oleh para tenaga kerja termasuk engineer dan pekerja. “Ini sangat penting untuk menghadapi tantangan global dengan  kondisi supply and demand belum seimbang yakni pangsa pasar konstruksi yang besar dengan sumber daya manusia yang terbatas. Sertifikasi diharapkan dapat memberikan dampak positif pada kualitas dan pendapatan yang lebih baik sehingga mereka akan menikmati pekerjaan tersebut,” jelas Bimo suatu ketika.

Baca Juga:  13 Hotel WIKA Realty Bakal Manjakan Pemudik Saat Lebaran

Anak kembar dari 7 bersaudara jebolan Fakultas Teknik Sipil Universitas Gajah Mada tahun 1993 ini memang peduli terhadap kondisi para tenaga kerja konstruksi di Indonesia. Sebagian besar dari mereka, katanya, adalah pekerja lapangan yang rentan menjadi pelaku sekaligus korban kecelakaan kerja. Terjadi kesenjangan (gap) yang cukup tinggi antara pekerja yang terampil (berserifikat) dengan pekerja kurang terampil.

Karena itulah, lewat Forum QHSE BUMN Karya, ia dan tim berupaya meningkatkan kompetensi para tenaga kerja konstruksi di Indonesia. Forum itu sendiri terbentuk atas dasar keprihatinan terhadap berbagai kasus kecelakaan konstruksi yang pernah marak terjadi di sepanjang 2017 hingga kuartal pertama 2018.  

Bimo berkisah bahwa inisiatif mendirikan forum ini bermula dari kegiatan SHE Sharing yang menjadi salah satu program di PT Wijaya Karya pada Maret 2019 yang dihadiri oleh perwakilan dari beberapa perusahaan BUMN seperti Pertamina, Waskita, PP dan Adhi Karya. Merasa prihatin dengan banyaknya kecelakaan konstruksi, peserta SHE Sharing meminta untuk bersama-sama mengembangkan SHE. Keinginan tersebut kemudian ditindaklanjuti melalui rapat-rapat pembahasan yang puncaknya pada rapat tanggal 21 Januari 2020 berdirilah Forum tersebut.

Baca Juga:  Proyek Pelabuhan Patimban Paket 6 Dimulai, Ini Kontraktornya yang akan Mengerjakannya

Dalam hal karier, ayah tiga anak dan suami dari Ir Fri Astuti ini terbilang moncer. Sejak bergabung di PT Wijaya Karya (WIKA) pada 1993 hingga sekarang (2022), pria yang supel bergaul ini pernah mengemban amanah berbagai jabatan. Mengawali kariernya dengan ditempatkan di Divisi Bangunan Gedung  sampai 2008 dan selanjutnya ditempatkan di anak perusahaan PT Wijaya Karya Gedung sampai 2015.

Hampir sebagian besar kariernya berurusan dengan gedung sehingga Bimo sangat fasih untuk berbicara seluk-beluk gedung mulai dari proses perencanaan, tender, sampai pelaksanaan di lapangannya. Berbagai posisi di Divisi Bangunan Gedung sudah pernah diemban Bimo Prasetyo seperti Kepala Bagian Estimasi Divisi, Kepala Bagian Pengadaan Divisi, Pelaksana Utama proyek, Manajer Konstruksi proyek sampai Manajer Proyek.

Pengalaman sebagai Manajer Proyek diawali dengan menjabat sebagai Manajer Proyek Rekonstruksi Aceh pasca tsunami dengan memimpin lebih dari 10 proyek yang tersebar dari Aceh Singkil – Meulaboh sampai ke Banda Aceh. Dengan pemberi tugas salah satu NGO asing membuat semakin terasah mengenai komitmen dan kedisplinan selain meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. (bersambung/Hasanuddin)

Baca Juga:  WIKA Kerjakan Proyek Jalan Tol Akses Patimban Paket 4 Senilai Rp620 Miliar

BIODATA SINGKAT

Nama                           : Bimo Prasetyo

Tempat/tanggal lahir  : Yogyakarta, 18 September 1967

Istri                              : Ir Fri Astuti

Anak                            : 3

Pendidikan

  1. Fakultas Teknik Sipil – UGM
  2. Program Insinyur Profesi Fakultas Teknik – UGM
  3. Magister Manajemen – STIE IPWI

Keahlian

  1. Ahli Utama K3 Konstruksi – BNSP
  2. Asesor K3 dan Quality – BNSP
  3. Ahli K3 Umum – Kemnaker
  4. Certified International OSHA Professionel – AAPM
  5. Certified Quality Qontrol – AAPM
  6. Certified Safety Professional – PAKKI
  7. Ahli Utama Manajemen Konstruksi – LPKJ
  8. Ahli Utama Teknik Bangunan Gedung – LPKJ

Pekerjaan

  1. Direktur SDM-Legal PT Bandara International Batam (2022 – sekarang)
  2. Kepala Divisi QHSE PT Wijaya Karya (2018-2021)
  3. Kepala Divisi Luar Negeri PT Wijaya Karya (2015 – 2018)
  4. Country Manager Africa-Middle East Asia
  5. Project Manager Al Qurji Investment Tripoly-Libya
  6. Project Manager Housing Jeddah-Saudi Arabia
  7. Project Manager Construction Aceh
  8. Project Manager beberapa proyek di Indonesia
  9. Construction Manager
  10. Manajer Biro Estimasi, Pengadaan, dan QHSE

Organisasi

  1. Ketua Umum Forum QHSE BUMN Konstruksi (Feb 2020 – sekarang)
  2. Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia (PAKKI)
  3. Persatuan Insinyur Indonesia (PII)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button