PROFIL

Bimo Prasetyo, Terjebak Kerusuhan di Tripoli (2-Habis)

Konstruksi Media – Setelah 4 tahun di Aceh selanjutnya mendapat penugasan sebagai manajer proyek Al Qurji Investment Complex di Tripoly – Libya. Membangun suatu one stop activity dalam satu kawasan yang meliputi mall, office, hospital, amusement, sport centre. Namun sayang akibat pengaruh Arab spring pada 2010 Libya terkena dampaknya dengan terjadinya perubahan kekuasaan dan mengakibatkan proyek berhenti karena semua orang terlibat dalam proses evakuai untuk keluar dari Libya.

Pengalaman memimpin evakuasi dari Libya menuju Tunisia – Dubai dan Indonesia menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan sampai saat ini. Bagaimana memimpin 215 orang WNI untuk bisa keluar dari Tripoli, ibukota Libya, dan 500an tenaga kerja dari Afrika yang bekerja untuk Wijaya Karya dalam situasi chaos. Inilah pengalaman nyata bagaimana mengelola safety yang sesungguhnya.

Memikirkan keselamatan dan kesehatan seluruh manajemen dan pekerja baik dari Indonesia maupun dari berbagai negara Afrika, menyiapkan makanan selama situasi chaos, memikirkan bagaimana membawa keluar dari Libya dimana situasi sedang tidak kondusif. Namun berkat dukungan dari berbagai pihak semua tenaga Indonesia dapat dibawa kembali ke Indonesia dengan selamat dan tenaga kerja Afrika mendapatkan stok bahan makanan yang cukup banyak untuk bertahan di proyek.

Berbekal pengalaman memimpin di Libya dan pengalaman di anak perusahaan, sejak 2015 sampai 2018 Bimo ditempatkan di Divisi Luar Negeri Wijaya Karya dengan penugasan  sebagai Manajer Divisi Area Afrika dan Timur Tengah. Dengan wilayah operasi membentang di Afrika sampai Timur Tengah membuat Bimo banyak melakukan perjalanan ke luar negeri dalam rangka menjalankan proyek maupun memasarkan Wijaya Karya ke negara-negara di wilayah tersebut.  Berbekal pengalaman lapangan inilah Bimo menjadi sosok yang seolah manghadapi persoalan K3 berada di tempat dimana operasi konstruksi berjalan.

Baca Juga:  Rektor Uniba Terima Buku 100 Tokoh K3 Indonesia di Titik Nol IKN

Kegemarannya dalam travelling dan kulineran telah mengantarkannya menjelajah dan mencicipi makanan ke lebih dari 30 negara seperti Asia, Afrika, Eropa, Negara-negara Arab sampai Suriah, Lebanon, Turki, Maroko, UAE, Qatar, Saudi dan lain lain, kemudian Afrika seperti Angola, Niger, Libya, Tunisia, dan lain-lain. Banyak pengalaman menarik dalam melaksanakan tugas baik di dalam negeri maupun luar negeri.

K3 Menjadi Bagian Hidup

Semenjak tahun 2018 sampai Januari 2022,  Bimo Prasetyo mendapat tugas sebagai Kepala Divisi QHSE yang bertanggung jawab dalam implementasi Quality dan HSE di Wijaya Karya group. Salah satu tugasnya adalah sebagai regulator dalam bidang QHSE, membuat prosedur dan standar untuk diimplementasikan di seluruh perusahaan.

Selain itu untuk menjamin terealisasikan program tersebut dilakukan audit baik secara internal maupun eksternal. Banyak tantangan dalam menggeluti bidang K3 apalagi beberapa tahun terakhir terjadi lonjakan proyek yang cukup tinggi dengan jumlah dan kompetensi tenaga kerja yang tidak seimbang. Hal ini dapat menjadi ancaman terjadinya kecelakaan kerja maupun kecelakaan konstruksi.

Pelaku K3 kebanyakan pekerja lapangan, dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Untuk itu diperlukan gaya komunikasi yang sesuai dalam berkomunikasi agar pesan yang hendak disampaikan bisa diterima dengan baik oleh para pekerja.

Baca Juga:  Wika Beton Sabet Penghargaan BUMN Branding & Marketing Award 2022

Bicara dengan Bimo seolah kita dihadapkan pada kondisi riil para pekerja dengan segala persoalan lingkungan pekerjaan yang mereka hadapi sehari-hari. Seperti kecelakaan yang menimpa para pekerja karena dipicu oleh ketidak-taatan menggunakan APD atau dalam mematuhi prosedur kerja.

Saat ini seharusnya sudah tidak lagi membicarakan masalah APD, karena sudah sejak UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja diundangkan pada 12 Januari 1970 pemakaian APD sudah merupakan kewajiban. Atau tentang peralatan kerja yang masih belum berstandar antara proyek yang satu dan yang lain. Namun kenyatannya APD masih menjadi salah satu topik yang muncul setiap saat di dunia konstruksi.

Dalam praktik di lapangan, Bimo lebih suka mendorong orang atau pekerja untuk tidak bekerja kalau merasa tidak aman (unsafe). Setiap orang harus diedukasi untuk tahu dan merasakan ada unsafe condition. Jika merasa tidak aman, harus bisa mengambil keputusan untuk tidak melakukan pekerjaan tersebut.

Pria yang juga pernah menjadi dosen di STMT Trisakti ini beranggapan bahwa K3 sudah menjadi bagian dari hidupnya, maka ia pun tidak merasa terbebani ketika harus meluangkan waktu sebagai pembicara di beberapa seminar K3 maupun sebagai dosen tamu di berbagai perguruan tinggi seperti di FKM UGM, FKM UI, FKM Universitas Samratulangi Manado. Fakultas Teknis Sipil UNS, Fakultas Teknik Sipil ITB, Fakultas Teknik Geologi Unpad, LPJKN, PAKKI dan lain-lain. Bahkan sebagai orangtua, Bimo tak segan untuk memberikan pendidikan dasar K3 di sekolah tempat anaknya belajar dalam program parent teaching. Hal yang sangat menarik dan bersyukur dapat mengajarkan budaya K3 bagi anak-anak sekolah sejak dini.

Baca Juga:  Pacu Semangat Milenial, Cerita Yuwono Selesaikan Studi Magister di Usia 62 Tahun

Bimo selalu bisa menempatkan diri dimana ia berada. Saat bicara dengan pimpinan, maka ia akan bersikap layaknya bawahan. Saat menghadapi karyawan dan staf, ia akan menjadi sosok pemimpin yang tegas namun bijak sekaligus menjadi suri tauladan. Ketika menghadapi para pekerja di lapangan, ia akan bertindak layaknya seorang bapak yang memberikan berbagai arahan. Bimo berfalsafah “dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung, adaptif, komit, dan disiplin serta hormat kepada orangtua”.

Pada akhirnya, berbagai pengalaman yang telah dilaluinya membentuk Bimo Prasetyo sebagaimana sekarang ini. Berbekal pengalaman yang begitu banyak, baik dari aspek keteknikan, manajemen, dan QHSE membuat Bimo tersadar bahwa hal tersebut adalah nilai-nilai baik yang perlu dan harus ditularkan khususnya kepada insan Wijaya Karya dan masyarakat pada umumnya. Dengan keinginan belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, Bimo berharap dapat memberikan manfaat bagi dirinya dan perusahaan. Hingga pada akhirnya, apa yang diperjuangkan terkait Quality dan Safety dapat tercapai, menjadi budaya bagi setiap orang dalam melaksanakan tugasnya dimanapun berada. (Habis/Hasanuddin)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button