Forum QHSE BUMN Konstruksi Gandeng Semua Pihak Demi Keselamatan Infrastruktur
Dalam menjalankan program kerja, Forum QHSE BUMN Konstruksi memiliki lima quick win.
Konstruksi Media – Forum Quality Health Safety and Enviromental (QHSE) BUMN Konstruksi menggelar acara Halal Bi Halal bertempat di Ballroom Gedung Hutama Karya Tower (HK Tower), Jakarta Timur, Rabu, (25/5/2022).
Acara tersebut dihadiri oleh seluruh pengurus dan anggota Forum BUMN Konstruksi, setelah dua tahun tidak bertemu secara langsung karena Pandemi Covid-19.
Ketua Forum QHSE Subkhan mengatakan acara ini dilakukan untuk peningkatan kinerja bersama untuk bangsa dan negara.
Ia menerangkan, Forum QHSE BUMN Konstruksi ini memiliki jargon untuk meningkatkan keselamatan dalam melaksanakan pembangunan proyek infrastruktur, terutama pada saat masa konstruksi.
“Kita punya jargon yaitu BERTAQWA. Ber-Berorientasi pada kualitas berkeselamatan dalam pembangunan konstruksi. T-Terdepan dalam kompetensi. A- AKHLAK BUMN sebagai pedoman kami. Q- Quick Win 5 Forum BUMN. W- Word Class Organization. A- Agile (lincah) dalam setiap berorganisasi,” ungkap Subkhan dalam sambutannya, Rabu, (25/5/2022).
Ia menambahkan, Forum QHSE BUMN Konstruksi ini berganggotakan 17 BUMN, 15 merupakan BUMN Karya dan Konstruksi, lalu 2 lainnya yakni non BUMN.
Kita juga sudah kerjasama dengan Dewan Keselamatan dan Kesehatan Nasional (DK3N), dalam membudayakan keselamatan kerja dan kompetensi yang sesuai standar.
Baca Juga : Forum QHSE Gelar Gema Takbir & Doa Bersama
“Kita juga sudah bekerjasama dengan menggandeng Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) baik dari sisi pelatihan maupun anggaran,” imbuhnya.
Selain itu, Forum QHSE BUMN Konstruksi juga bekerja sama dengan Kementerian PUPR dalam menyusun regulasi keselamatan untuk pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Lima Quick Win Forum QHSE BUMN Konstruksi
Dikatakan olehnya, dalam menjalankan program kerja pengurus Forum QHSE BUMN Konstruksi memiliki lima quick win, di antaranya :
Pertama keterlibatan forum secara proaktif dengan kementerian PUPR untuk standarisasi implementasi QHSE di pembangunan IKN.
Kedua yaitu standarisasi SDM unggul QHSE seluruh konstruksi. Yang ketiga standarisasi program kerja dan implementasi QHSE diseluruh sektor konstruksi.
“Perlu diingat juga konstruksi ini bukan sepenuhya milik PUPR saja, melainkan hampir semua sektor atau K/L terkait yang ada konstruksinya itu sesungguhnya butuh pedoman yang nanti dijaga oleh forum,” kata Subkhan.
“Keempat yakni bagaimana kita kemudian berperan aktif dengan PII (Persatuan Insinyur Indonesia). PII menerapkan keselamatan keteknikan atau praktik keinsinyuran berbasis QHSE. Bisa saja nanti kita dijari oleh PII yang non Teknik begitun sebaliknya,” imbuhnya.
Yang kelima yaitu bagaimana kemandirian forum ini terbentuk, mulai dari kegiatan ataupun hal-hal lainnya.
“Saya berharap nantinya kegiatan forum (tidak merepotkan) instansi yang terkait, karena kita punya kematangan dan kemandirian. Lima quick win ini tidak mungkin bisa terwujud dengan sukses jika tidak ada gotong-royong dari semua anggota forum dan semua pengurus forum QHSE BUMN Konstruksi,” tutupnya.
Sementara itu, Tri Wibowo, Panitia Penyelenggaraan Halal Bi Halal Forum QHSE BUMN Konstruksi mengatakan, Forum BUMN Konstruksi sepakat bersama-sama memberikan keselamatan dalam pembangunan konstruksi di dalam negeri.
“Alhamdulillah, hari ini Forum QHSE bersama pengurus dan anggota bisa bertemu secara langsung dalam acara Halal Bi Halal. Kami juga berusaha memberikan edukasi berupa pelatihan kepada para pekerja konstruksi untuk keselamatan,” terangnya.
Hadir di lokasi, Direktur Keberlanjutan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kimron Manik mengatakan banyak tugas berat yang sedang menanti di depan, salah satu pembangunan yang tengah berlangsung di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Ia mengungkapkan, tantangan pembangunan IKN itu sangat besarnya, namun yang terpenting adalah keselamatan konstruksinya. Untuk itu, dirinya mengajak semua masyarakat Indonesia dalam hal ini stakeholder untuk mengawasi jalannya pembangunan konstruksi agar sesuai target pembangunan, terutama para pekerja konstruksi.
“Banyak sekali tugas berat menunggu kita ke depan terutama pembangunan di IKN. Kita harus mengawasi dan mengawal orang-orang dilapangan, dengan kerja yang cepat dan selamat dalam pembangunan,” katanya.
Ia juga mengungkapkan saat ini pemerintah melalui Kementerian PUPR dalam waktu dekat akan mengeluarkan Surat Edaran (SE) terkait pembangunan di IKN yakni Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Ia menyebut, pekerja konstruksi saat ini bisa dikatakan sebagai pahlawan. Karena tanpa adanya pekerja konstruksi tidak mungkin gedung-gedung yang menjulang tinggi dapat terbangun dengan kokoh.
Untuk itu, dirinya meminta agar pekerja konstruksi lebih diperhatikan, mulai dari tempat istirahat hingga makanan yang dikonsumsinya.
“Pekerja konstruksi adalah pahlawan, untuk itu Forum QHSE bersama dengan Kementerian PUPR akan mengawasi para pekerja konstruksi dalam pembangunan di IKN. Sehingga kita menjadi bangsa yang bermartabat dalam pembangunan ke depan,” tuturnya.
Kimron Manik yang juga sebagai Pembina Forum QHSE mengemukakan, negara Indonesia ini sangatlah kaya akan hasil bumi, dirinya tidak ingin hasil bumi Indonesia yang menikmati adalah negara lain. Untuk itu, dia berkomitmen melalui Forum QHSE ini lebih mengedepankan keselamatan berkonstruksi.
“Semoga ke depan forum ini memberikan peran yang signifikan terutama dalam keselamatan konstruksi,” tutupnya.
Baca Artikel Selanjutnya :
