NEWS

Hutama Karya Tangkap Peluang Kebutuhan Beton di IKN Nusantara

Hutama Karya mendapatkan proyek Pembangunan Bangunan Gedung dan Kawasan Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) 2 (Bidang Perekonomian) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara senilaiRp766 miliar.

Konstruksi Media – Executive Vice President Div Pengembangan Bisnis dan Investasi PT Hutama Karya (Persero) mengatakan, sedang menangkap peluang industri beton di proyek strategis Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

Menurut dia, estimasi kebutuhan produk beton untuk JTTS di luar dari ruas yang telah beroperasi sebesar 21,6 juta meter kubik beton untuk 2.152 km ruas JTTS. Sedangkan, untuk IKN Nusantara, Hutama Karya mengestimasi kebutuhan beton besar 36,3 juta meter kubik beton untuk periode 2022-2045.

“Artinya kalau kita melihat peluang, kita gak perlu khawatir, harapannya nanti pergantian pemerintahan pun 2 proyek strategis ini akan berlanjut, sehingga kita akan lebih mempersiapkan diri untuk kita selesaikan dengan efektif,” kata Ekwan dalam agenda ‘Quo Vadis Industri Beton Nasional: Potensi dan Tantangan dalam Proyek-Proyek Strategis’, Rabu (26/7/2023).

Baca Juga:  Pemkot Banjarmasin Temui JakPro, Arifin Noor: Kita Berguru Jelang IKN Baru

Baca juga: Indotruck Utama Kenalkan ICDC, Fasilitas Teknologi Digital Mumpuni

Ia mengatakan, Hutama Karya mendapatkan proyek Pembangunan Bangunan Gedung dan Kawasan Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) 2 (Bidang Perekonomian) di Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara senilaiRp766 miliar. Lalu, proyek Jalan Tol IKN Segmen Karangjoang-KKT Kariangau senilai Rp3,3 Triliun, dan lainnya.

“Kami juga berinisiasi untuk proyek KPBU yang unsolicited, artinya proyek ini create kemudian kita sampaikan ke pemerintah, nanti pemerintah berikan bujet atau insentif berupa available payment,” tuturnya.

Dengan banyaknya semen yang beredar di pasaran, maka semakin banyak standar semen. Hal ini menyebabkan dibutuhkannya pengujian kemabli terhadap semen yang akan digunakan agar produk beton yang dihasilkan dapat terjaga mutunya.

Baca Juga:  Kantor Sekretariat IAI Gorontalo Diresmikan, Saatnya Arsitek Lokal Diskusikan Pembangunan

“Semen di Indonesia memang secara volume itu cukup memenuhi untuk menjadi source pembangunan, namun variasi produk ini juga menjadi tantangan tersendiri,” jelasnya.

Baca juga: Progres Konstruksi Bendungan Mbay di Nagekeo NTT dengan Nilai Kontrak Rp1,47 Triliun

Tak hanya itu, perusahaan yang memproduksi beton juga perlu mengimplementasikan semen ramah lingkungan. Untuk diketahui, semen yang ramah lingkungan saat ini yaitu semen OPC (ordinary portland cement) saat ini memiliki kandunga emisi CO2 sebesar 782 kg per ton.

Ekwan mengatakan, pemenuhan kebutuhan agregat dalam pembangunan IKN menjadi tantangan yang sangat menarik, karena di Kalimantan sumber baku yang memenuhi karakteristik untuk beton dapat dikatakan kurang, selain itu, harus didatangkan dari Sulawesi, bahkan pulau Jawa.

Baca Juga:  Tingkatkan Bahasa Inggris di Sekolah, OIKN Laksanakan FEF di Kawasan IKN Nusantara

“Di sisi lain, IKN membutuhkan demarga dengan kondisi yang memenuhi syarat dan peningkatan kapasitas. Hal ini dikarenakan kapasitas jalan nasional di sekitar KIPP yang terbatas sehingga menjadi tantangan dalam jalur logistik,” ucapnya.

Baca artikel selanjutnya:

Reza Antares P

Come closer, I will tell you an interesting story

Related Articles

Back to top button