INFRASTRUKTUR

Ibnu Susanto: Besi Ibarat Tulang dalam Tubuh

Besi dibutuhkan manusia baik di darat, air, maupun udara. Besi digunakan manusia sejak lahir, dewasa, hingga meninggal

Konstruksi Media, Jakarta – Direktur Utama PT Steel Pipe Industry Indonesia (Spindo) Tbk Ibnu Susanto mengatakan bahwa kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari besi, apapun jenis dan bentuknya. 

“Besi ibarat tulang dalam tubuh manusia,” kata Ibnu Susanto kepada konstruksimedia.co.id di Gedung Baja, Jakarta baru-baru ini, mengilustrasikan betapa kehidupan manusia amat tergantung pada besi.

Pria kelahiran Tangerang 16 Mei 1941 yang semula bernama U Tjeng Sioe ini memaparkan bahwa besi atau logam terdapat di sekeliling keseharian umat manusia. Mulai dari kerangka rumah, fondasi (beton), pipa kompor gas, pipa air, kendaraan,  dan masih banyak lagi.

“Besi dibutuhkan manusia baik di darat, air, maupun udara. Besi digunakan manusia sejak lahir, dewasa, hingga meninggal,” kata Ibnu, yang mendirikan PT Spindo Tbk pada 1993 setelah membeli seluruh saham PT Radjin pada 1971 dan membeli semua saham Kawasaki Steel Corporation dan Itochu Corporation pada 1989.   

Tetapi, katanya, konsumsi baja di Indonesia justru rendah. Bahkan terendah di Asia Tenggara. 

“Konsumsi baja di Indonesia sekitar 60 kg/kapita. Singapura saja, konsumsi bajanya sudah 273,5 kg/kapita,” kata Ibnu yang pada 16 Mei 2024 akan genap berusia 83 tahun.

Baca Juga:  Kontribusi Signifikan ATI dalam Pembangunan Jalan Tol

Ibnu menjelaskan, ada sejumlah faktor yang jadi penyebab mengapa konsumsi baja di Indonesia rendah. Pertama dan utama, katanya, membanjirnya produk China di pasaran Indonesia.

Padahal, banyak produk baja asal China yang beredar di pasar Indonesia tersebut memiliki kualitas yang rendah. Bahkan sama sekali tak mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI). 

Pemerintah dinilainya kurang protektif terhadap produk baja nasional, terutama di tingkat pengawasan. “Regulasi kita cukup bagus, hanya saja pengawasannya yang kurang. Pemerintah dan pabrikan harus satu arah,” katanya. 

Kedua, industri baja di hulu masih sedikit. Padahal, katanya, Indonesia memiliki sumberdaya mineral dengan kualitas bagus.

Dikatakan, Spindo sendiri bukan perusahaan dan pabrik peleburan besi baja. Spindo adalah pabrik pipa baja yang memproduksi berbagai macam pipa dan tabung baja serta produk terkait (pipa karbon dan pipa baja tahan karat/stainless steel). 

Ia berharap, di masa-masa mendatang tingkat konsumsi baja nasional akan meningkat seiring pertambahan jumlah manusia dan pertumbuhan ekonomi. Sebab, besi ibarat tulang dalam tubuh manusia.

Industri Baja Berperan Vital

Apa yang diungkap Ibnu Susanto, selaras dan sebangun dengan pernyataan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin. 

Baca Juga:  Jasa Marga Catat Peningkatan Pendapatan Tol 21,7% Selama Arus Mudik & Balik Lebaran 2023

Saat meresmikan pabrik baja milik PT Lautan Baja Indonesia di Kabupaten Tangerang, Jumat (29/9/2023) silam, Ma’ruf Amin mengatakan, industri baja berperan vital dalam menyokong pertumbuhan sebuah negara karena berkaitan dengan industri penting lainnya, seperti energi, konstruksi, otomotif, dan transportasi, serta infrastruktur.

“Industri baja adalah pendukung utama pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang berkembang, seperti pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, pembangkit listrik, kilang minyak, dan termasuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara,” katanya sebagaimana dilansir dari laman kompas.com.

Ma’ruf Amin menyatakan, pemerintah telah mendorong peningkatan kapasitas produksi baja dalam negeri, sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor baja di masa yang akan datang.

Ma’ruf Amin mengatakan, Indonesia harus mampu memenuhi kebutuhan baja nasional yang diperkirakan bakal terus meningkat dari tahun ke tahun.

“Kapasitas produksi baja dalam negeri harus terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jangan sampai kebutuhan yang besar ini dipenuhi dari impor,” kata Ma’ruf.

Ia mengungkapkan, pada tahun 2050, penggunaan baja global diperkirakan meningkat sekitar 20 persen untuk memenuhi kebutuhan populasi dunia yang juga bertambah banyak.

Baca Juga:  PUPR Resmikan Gedung Kuliah Kampus Sidotopo Universitas Tidar di Magelang

Sementara itu, di Indonesia, kebutuhan baja nasional terus meningkat hingga lebih dari 40 persen dalam lima tahun terakhir.

“Sama dengan kebutuhan baja di tingkat global yang terus meningkat, kebutuhan baja nasional juga diperkirakan akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” ujar Ma’ruf.

Sementara itu, Chairman The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Purwono Widodo mengatakan, konsumsi baja nasional meningkat 5 persen per Oktober 2023 jika dibanding dengan kebutuhan baja nasional di tahun 2022.

Realisasi produksi baja nasional pada 2023 sejauh ini masih di bawah kebutuhan nasional, yaitu sebesar 14,4 juta ton.

“Kita hitung 2023 konsumsinya di 17,9 juta ton, itu meningkat sekitar 5 persen dari 2022 dan untuk produksinya di 14,4 juta ton ya untuk 2023,” kata Purwono dalam konferensi pers IISIA Business Forum 2023 di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (6/11/2023) lalu.

Dikarenakan konsumsinya meningkat, ia mengatakan importasi baja juga ikut melonjak. Ia mengungkap kenaikannya melebihi 10 persen. “(Impor baja naik) 14 persen untuk semua produk baja HS 72,” ujar Purnowo. (Hasanuddin)

Related Articles

Back to top button