Korporasi

Ini Strategi Telkom Wujudkan Mitratel Jadi Perusahaan Tower Terbesar di Indonesia

Konstruksi Media – PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) sebagai anak usaha PT Telkom tengah disiapkan menjadi perusahaan menara tower terbesar di Indonesia. Hal itu disampaikan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi dalam paparan publik pada Senin (6/9) kemarin.

Heri menyebutkan bahwa salah satu upaya Telkom tersebut yakni dengan mengalihkan aset menara dari anak PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

“Dalam transaksi Telkomsel dan Mitratel merupakan proses kami untuk mempersiapkan Mitratel menjadi perusahaan tower terbesar di Indonesia,” ujar Heri dikutip pada Selasa (7/9/2021).

Lebih lanjut Heri mengatakan, Telkom mengkonsolidasi aset-aset menara untuk membuka peluang bisnis di masa depan, di mana menara-menara ini bisa melayani industri telekomunikasi di Indonesia.

Baca Juga:  Telkom Pasang Mangoesky di 33 Desa Terpencil di Jawa Barat

Menurut Heri, transaksi pengalihan 4.000 menara telekomunikasi Telkomsel ke Mitratel senilai Rp 4,99 triliun sudah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham Telkomsel lainnya, yaitu Singapore Telecom Mobile (Singtel). Sehingga, peralihan menara ke Mitratel yang 100% dimiliki Telkom, merupakan transaksi yang wajar.

“Dengan peralihan aset menara ini, bisa dipergunakan oleh Mitratel untuk mengundang manfaat aset ini dengan tenancy yang lebih bagus,” katanya.

Posisi menara yang diberikan Telkomsel sebagian besar berada di luar Pulau Jawa, sehingga operator telekomunikasi yang akan berekspansi ke luar Pulau Jawa memiliki kesempatan untuk mengisi menara.

Sepanjang semester I-2021, jelas Heri, Mitratel membukukan pendapatan non-konsolidasi sebesar Rp 3,2 triliun atau tumbuh 10,9% dibanding tahun lalu dengan marjin EBITDA meningkat menjadi 76,5% dibanding 66,6% tahun lalu. Pertumbuhan tersebut membuat bisnis wholesale and international Telkom tumbuh 1,2% menjadi Rp 6,9 triliun.

Baca Juga:  Mitratel Raih Pengharagaan Satyalancana dari Kemenkominfo

“Sebelum terjadi transaksi penambahan 4.000 menara dari Telkomsel, Mitratel memiliki 23 ribu menara per Juni 2021. Tenancy ratio dari menara-menara tersebut mencapai 1,57 kali. Komposisi lokasinya, sebanyak 57% ada di luar Pulau Jawa. Memberikan opportunity tenancy yang semakin berkembang nantinya,” paparnya.

Heri menjelaskan, langkah Telkom mengembangkan bisnis Mitratel ini sejalan dengan rencana pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) Mitratel.

“Setahun lalu, rencana IPO Mitratel disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo yang mengatakan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas telkom, memberikan lampu hijau rencana tersebut. Jika terwujud, ini menjadi IPO pertama anak usaha Telkom setelah pasang-surut kabar sejak lama,” ungkapnya.

Baca Juga:  Tiga Bank BUMN, Telkom, dan BPJS Kesehatan Siap Groundbreaking Tahap 5 di IKN

IPO anak usaha Telkom tersebut merupakan bagian dari program Kementerian BUMN untuk meningkatkan atau menciptakan nilai perusahaan BUMN (value creation). Selain itu, IPO tersebut menjadi salah satu langkah menjadikan BUMN sebagai lokomotif dan transformasi ekonomi nasional.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setiawan Wijaya mengatakan, tidak hanya dari segi jumlah menara dan keterjangkauan saja, Telkom akan melengkapi Mitratel dengan beberapa competitive advantage, salah satunya infrastruktur fiberisasi.

“Mitratel akan memegang beberapa portfolio fiber yang diharapkan bisa melengkapi produk yang ditawarkan Mitratel ke operator telekomunikasi yang membutuhkan,” pungkas Budi.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button