INFRASTRUKTURJembatan

Jembatan Makarti dengan Panjang 85 Meter di Sulawesi Tengah Selesai Dibangun PP Presisi

Jembatan Makarti merupakan hasil kerja sama yang erat antara PT PP Presisi Tbk dan PT Hengjaya Mineralindo.

Konstruksi Media – Jembatan Makarti di Desa Makarti, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah telah dirampungkan pembangunannya oleh PT PP Presisi Tbk. Jembatan yang dibangun dalam kurun waktu kurang lebih 6 bulan ini telah diresmikan oleh Direktur Operasi PP Presisi dan Kepala Teknik Tambang dan General Manager & Operational Manager PT Hengjaya Mineralindo pada Sabtu (15/7/2023).

Direktur Utama PP Presisi, I Gede Upeksa Negara mengatakan, PP Presisi bertanggung jawab pada aspek pekerjaan umum, pekerjaan tanah dan geoteknik serta pekerjaan struktur.

“Jembatan yang memiliki panjang 85 meter dan lebar 9,4 meter ini dibangun dengan menggunakan struktur utama beton, dan dirancang untuk dapat menopang beban hingga 80 ton,” kata I Gede melalui keterangan tertulis, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga:  Basuki Hadimuljono Temani Jokowi Sidak Jalan Kota Gajah-Simpang Randu Lampung Tengah

Ia mengatakan, Jembatan Makarti merupakan hasil kerja sama yang erat antara PT PP Presisi Tbk dan PT Hengjaya Mineralindo yang berfungsi sebagai penghubung vital antara lokasi operasional Hengjaya Mineralindo dan Indonesia Morowali Industrial Park. Menurut dia, jembatan ini secara signifikan meningkatkan efisiensi dalam pergerakan material pertambangan.

Baca juga: Progres Konstruksi Bendungan Mbay di Nagekeo NTT dengan Nilai Kontrak Rp1,47 Triliun

“Kami berharap kontribusi kami akan berdampak positif bagi pertumbuhan industri pertambangan di negeri ini,” ujarnya.

Pada tahun ini, emiten berkode saham PPRE menargetkan bisa memperoleh kontrak baru dari lini bisnis jasa pertambangan dengan nilai Rp6 triliun sampai dengan Rp7 triliun pada 2023.

Persentase kontribusi kontrak jasa pertambangan diharapkan melampaui capaian 2022 yang mencapai 55 persen dari total pendapatan.

Baca Juga:  Progres Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele di Danau Toba

Ia mengatakan, target ini bakal didukung oleh momentum pertumbuhan sektor pertambangan Indonesia, serta kebijakan perluasan penghiliran untuk mendukung kebijakan Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Kami percaya saat ini adalah waktu yang tepat untuk memfokuskan sumber daya dan energi kami di sektor jasa pertambangan seperti perolehan kontrak baru dengan target kontrak baru dalam rentang Rp6 triliun sampai Rp7 triliun,” ucapnya.

Baca juga: Indotruck Utama Kenalkan ICDC, Fasilitas Teknologi Digital Mumpuni

Menurut dia, target tersebut memperlihatkan kenaikan sebesar 20-30 persen dibandingkan dengan capaian 2022. Hal tersebut, kata dia, perolehan kontrak jasa pertambangan terus memperlihatkan kenaikan dari tahun ke tahun.

Ia mengatakan, PPRE telah mengumumkan rencana untuk merambah pertambangan mineral lainnya seperti bauksit dan emas, selain pertambangan nikel yang saat ini sedang dikerjakan.

Baca Juga:  Prospek Bisnis WTR, Perkuat Keuangan Waskita Karya

Sebagai bagian dari komitmen pada jasa pertambangan, PPRE saat ini memiliki Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) yang memberikan kepercayaan dan otoritas kepada PPRE untuk melakukan kegiatan di seluruh spektrum jasa pertambangan.

“Dengan fokus strategis baru ini, PPRE menunjukkan kepada stakeholders dan shareholders bahwa mereka bukan hanya ahli dalam bidang konstruksi sipil, tetapi juga berupaya untuk menjadi pemain kunci dalam industri pertambangan,” ucapnya.

Baca artikel selanjutnya:

Reza Antares P

Come closer, I will tell you an interesting story

Related Articles

Back to top button