Korporasi

Kemarin Bangun Pabrik Baru, Kini Krakatau Steel Kurangi Karyawan Hingga 62 Persen

Konstruksi Media – Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengaku telah mengurangi jumlah karyawan hingga 62 persen. Pengurangan karyawan ini diklaim bisa membuat peningkatan produktivitas perusahaan.

Sedikitnya, ada 4.781 orang yang harus kehilangan pekerjaan karena kebijakan ini. Saat ini, jumlah karyawan Krakatau Steel tinggal 2.929 orang.

“Ini dilakukan sebagai upaya penguatan organisasi dan regenerasi karyawan. Saat ini, mayoritas pekerja di Krakatau Steel adalah generasi muda. Semua upaya ini menghasilkan pencapaian kinerja positif di Krakatau Steel. Saya harap, ini membuat pekerja lebih produktif,” ujar Silmy dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (27/9/2021).

Baca Juga:  Hutama Karya Renovasi Sarana Pendidikan dan Bangun Fasilitas Air Bersih di Sumbar

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik baja, Hot Strip Mill 2 itu milik PT Krakatau Steel Tbk
di Cilegon, Banten. Pabrik baja ini dengan spesifikasi terkait digadang-gadang hanya ada dua di dunia, yaitu Indonesia dan Amerika Serikat.

Pabrik ini memproduksi baja canai panas atau hot rolled coil (HRC) ini menggunakan teknologi 4.0 terbaru di industri baja.

Menurut Silmy, Krakatau Steel meraup untung sebesar Rp326 miliar sepanjang 2020. Lalu, laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp329 miliar pada kuartal I 2021 dan semester I 2021 sebesar Rp475 miliar.

“Hingga Agustus 2021 laba bersih sebesar Rp800 miliar. Itu artinya Krakatau Steel terus mencatatkan tren laba bersih dan nilai penjualan yang terus meningkat,” ujar Silmy.

Baca Juga:  Bukit Asam Groundbreaking Pembangunan Fasilitas Penanganan Batu Bara

Menurut Silmy, realisasi laba per Agustus 2021 naik 54 persen jika dibandingkan dengan posisi 2020. Sementara, Ebitda perusahaan naik 2,2 kali lipat menjadi Rp1,6 triliun per Agustus 2021.

Lalu, penjualan produk naik 31 persen menjadi 1,27 juta ton pada Agustus 2021. Dari sisi produksi, angkanya naik 45 persen menjadi 1,3 juta ton hingga Agustus 2021.

“Dari sisi penjualan, selain meningkatkan ekspor, Krakatau Steel juga melakukan program digitalisasi, penguatan pangsa pasar melalui strategi hilirisasi, maupun membangun bisnis model yang lebih baik,” papar Silmy.

Selanjutnya, Silmy menyatakan biaya tetap perusahaan turun 16 persen, biaya variabel turun 8 persen, dan biaya operasi turun 41 persen. Penurunan terjadi karena perusahaan melakukan efisiensi sejak 2020.

Baca Juga:  Krakatau Steel Bakal Tarik Investasi Senilai US$3,7 Miliar dari Perusahaan Korea

Ia menambahkan manajemen juga melakukan perubahan budaya kerja menjadi ‘performance culture’. Dengan demikian, proses kerja menjadi lebih lincah dan cepat.

“Sesuai dengan visi dan misi baru kami, saat ini Krakatau Steel lebih kompetitif, untung, dan terpercaya,” tambah Silmy. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button