NEWS

Konsultan Kekurangan Tenaga Ahli di IKN

SDM tenaga ahli yang kurang menjadi kendala bagi konsultan di IKN.

Konstruksi Media, Jakarta – Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DKN) Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Erie Heryadi mengakui, dunia konsultan Indonesia masih kekurangan tenaga ahli, khususnya guna ditempatkan di megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Hambatan terbesar bagi konsultan di IKN adalah tenaga ahli. Banyak tender gagal gara-gara tenaga ahlinya bentrok. Satu tenaga ahli dipakai di PT A, di PT B, sehingga tender (lelang)nya gugur. Ada juga di proposal mencantumkan nama tenaga ahli si A, tapi si A masih bekerja di perusahaan lain,” kata Erie menjawab pertanyaan Konstruksi Media saat jumpa awak media di Jakarta, Kamis (4/4/2024) lalu.

Erie mengakui, sejak beberapa tahun terakhir, dunia konsultan Indonesia kekurangan tenaga ahli. Tak hanya itu, keberadaan para tenaga ahli hingga saat ini masih berpusat di Pulau Jawa.

Baca Juga:  OIKN Datangi Kemenkeu, Bahas Pengembangan Smart Village di IKN Nusantara

Hal itu memicu pembengkakan biaya pengadaan tenaga ahli di IKN. “Bayar tenaga ahli menjadi mahal di IKN karena harus didatangkan dari Pulau Jawa,” katanya.

Ketua Umum DPN INKINDO Erie Heryadi (kedua dari kiri). (Foto:Konstruksi Media/Bahar Yahya)

Guna mengatasi kendala tersebut, kata Erie, pihak Inkindo sudah melakukan berbagai upaya. Antara lain menggandeng dunia kampus agar mencetak  para Sarjana Teknik yang siap pakai di dunia konsultan begitu lulus.

Erie menyebutkan, belum lama ini Inkindo menggalang kerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara (Untar) dan Fakultas Teknik Universitas Gunadharma.

Selain belum siap pakai, menurut Erie, belakangan terjadi pergeseran. Para Sarjana Teknik yang baru lulus kenyataannya banyak yang bekerja di bidang yang tidak inline dengan keilmuannya seperti di dunia perbankan dan sebagainya.

Baca Juga:  Bangun Kota Masa Depan, Otorita IKN Jajaki Kerja Sama dengan Shenzhen

“Belakangan memang terjadi pergeseran. Ketika lulus, para sarjana teknik itu merasa tidak harus bekerja di bidang keteknikan, tapi justru di bank atau tempat lainnya. Tidak sesuai dengan keteknikannya, yang penting honornya lebih besar dari dunia teknik maupun konsultan,” Erie menambahkan.

Aspek sosialisasi yang kurang dari dunia kerja ke dunia kampus diakui Erie menjadi salah satu pemicu terjadinya pergeseran tersebut. Untuk itu, Inkindo terus berupaya melakukan sosialisasi ke dunia kampus yang antara lain telah dilakukan Inkindo ke Untar dan Gunadharma.

Sejatinya, kata Erie, para calon sarjana teknik itu tidak mesti dilanda kekhawatiran soal honor sebab sejak 2017 sudah diatur pemerintah melaui undang-undang. Di regulasi itu sudah diatur mengenai standar minimal. (Hasanuddin)

Baca Juga:  Pentingnya Memilih Badan Usaha Konstruksi Berlisensi

Related Articles

Back to top button