HSEINFO

Adhi Persada Beton Kembali Raih Gold di Ajang WISCA

Untuk kedua kalinya, PT Adhi Persada Beton meraih penghargaan Gold dalam ajang penghargaan kematangan budaya K3 dari World Safety Organization (WSO) Indonesia.

Konstruksi Media, Jakarta – PT Adhi Persada Beton (APB), salah satu anak perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang bergerak di bidang precast dan readymix, kembali meraih penghargaan Gold (Bintang Empat) dalam ajang WSO Indonesia Safety Culture Award (WISCA)/WSO Pakistan Safety Culture Award (WPSCA) yang diselenggarakan di Patra Jasa Towers, Selasa (30/4/2024).

Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Chairman World Safety Organization (WSO) Indonesia Soehatman Ramli  dan diterima oleh Plt Direktur Utama PT Adhi Persada Beton, Siswanto.

Menurut Soehatman, penghargaan Gold diberikan kepada perusahaan yang telah mencapai tingkat kematangan budaya level 4 atau Proaktif. “Dalam tingkatan ini, perusahaan sudah memandang aspek safety sebagai nilai inti (fundamental core), dan para pimpinan di setiap line secara tulus peduli kepada aspek keselamatan dan kesehatan  semua pekerja dan kontraktornya,” kata Soehatman.

Atas penghargaan tersebut, Plt Direktur Utama PT APB Siswanto mengucap syukur. Sebab, katanya, penghargaan ini merupakan yang kedua kali diperoleh APB dari WSO Indonesia sejak penghargaan serupa diterima pada 2022 silam.

Baca Juga:  Bambang Susantono: Pemerintah Pindah ke IKN, Jakarta Jadi Pusat Bisnis dan Finansial

Siswanto mengatakan penghargaan merupakan apresiasi dari WSO Indonesia berkat hasil kerja keras dan kedisiplinan seluruh insan Adhi Beton dalam menerapkan budaya K3.

“Penghargaan ini sebagai bukti kerja keras seluruh insan Adhi Beton untuk kedisiplinan dalam menerapkan budaya K3, serta menjadi tantangan bagi kami untuk meningkatkan implementasi budaya safety untuk menjadi lebih baik. APB sudah berusaha untuk meningkatkan kematangan budaya K3 ke level yang tinggi yaitu Generatif. Tetapi, bagaimanapun, kami tetap bersyukur masih bisa mempertahankan di level Proaktif ,” kata Siswanto saat ditemui Konstruksi Media, di sela-sela acara.  

Plt Direktur Utama PT Adhi Persada Beton (APB) Siswanto (kedua dari kiri) saat ditemui Konstruksi Media di sela-sela acara WISCA/WPSCA 2024 di Patra Towers, Selasa (30/4/2024).

Mempertahankan kematangan budaya K3 di level Proaktif, katanya, bukan perkara mudah. Dibutuhkan effort luar biasa dari seluruh jajaran di APB untuk tetap menjadikan aspek safety menjadi salah satu poin penting bagi perusahaan dan sebagai prirotas dalam bekerja, yang dituangkan dalam berbagai kebijakan, SOP, dan sebagainya.

“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada WSO Indonesia yang telah memberi kepercayaan kepada kami di level Gold dalam pencapaian kematangan budaya K3 di perusahaan. Atas penghargaan itu, APB akan berupaya untuk terus menerapkan aspek QHSE secara ekselen di setiap operasi kerja,” katanya.

Baca Juga:  RUPSLB WEGE Menunjuk Taufan Gestoro sebagai Komisaris Independen

Diakui Siswanto, memang tidak mudah menjadikan QHSE sebagai sebuah budaya. Butuh waktu dan proses yang terus menerus dan tiada henti.

Dalam upaya tersebut, APB menerapkan ‘Safety is Our Spirit’ sebagai jargon dalam upaya implementasi QHSE secara ekselen di segala lini dan di segala tingkatan, mulai dari level manajemen puncak hingga terbawah.

Tak hanya itu, pihaknya juga terus membenamkan bahwa safety adalah kebutuhan sekaligus hak setiap pekerja.

Siswanto sepakat bahwa good safety is a good business. Ia mencontohkan, ketika terjadi kecelakaan, apalagi fatal (fatality accident), maka seluruh proses produksi akan menjadi terganggu.

Kecelakaan kerja, katanya, bukan hanya menimbulkan korban bagi pekerja tetapi juga kerugian yang tidak sedikit bagi perusahaan. Bahkan mengancam keberlangsungan bisnis suatu perusahaan karena reputasi perusahaan bisa rusak.

Baca Juga:  Gelar RUPST, Adhi Commuter Properti (ADCP) Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi

“Sebaliknya, apabila praktik safety-nya baik maka proses produksi juga akan meningkat dan itu akan mendatangkan profit bagi perusahaan,” kata Siswanto seraya menjelaskan bahwa saat ini APB memiliki 4 precast plant dan 17 batching plant readymix yang tersebar di seluruh Indonesia.

Direktur Pemasaran dan Engineering PT APB, Putu Martha Santana (ketiga dari kanan)

Nada hampir serupa diungkap Putu Martha Santana, Direktur Pemasaran dan Engineering PT APB yang ditemui terpisah. “Penerapan aspek safety yang baik tentu berkorelasi kuat terhadap pemasaran yang menjadi bidang yang saya tangani di APB. Apalagi kita juga sudah memasuki dunia EPC, di mana tidak sedikit perusahaan-perusahaan asing yang bermain di situ,” kata Putu yang sore itu didampingi Nur Iwan Yuniarto, Manager QHSE PT APB.

Dikatakan, penerapan aspek safety yang ekselen juga berkorelasi kuat dengan pendanaan, obligasi, dan sebagainya. “Jadi memang ada korelasi kuat antara penerapan safety yang baik dengan pemasaran sekaligus keberlangsungan usaha,” pungkasnya. (Hasanuddin)

Related Articles

Back to top button