INFO

Ciptakan Kesan Nyaman Bagi Pejalan Kaki, Indonesia Bisa Berkaca dari Singapura Nih

Beberapa hal yang bisa dicontoh dari Singapura yakni dalam membentuk sistem pedestrian dan interaksinya dengan persil-persilnya yang berakhir pada kenyamanan pejalan kakinya.

Konstruksi Media – Setiap negara terus berupaya memberikan kesan kenyamanan untuk para pejalan kaki setiap warganya, tak terkecuali yang tengah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Tentunya Indonesia bisa berkaca dari negara tetangga seperti Singapura yang telah berhasil memberikan kenyamanan untuk para pejalan kakinya.

Founder sekaligus direktur dari URBAN+ Sibarani Sofian membagikan video berdurasi sekitar 5 menit ketika berada di Singapura melalui laman Instagram pribadinya @sibaranisofian.

Dirinya sangat terkesima dengan sejumlah fasilitas yang ada di Singapura, salah satu akses transportasi seperti MRT sangat dekat dengan pusat perbelanjaan modern dan pedestrian pejalan kaki yang cukup lebar mencapai 7-8 meter.

Sebenarnya melakukan pembangunan untuk memberikan kenyamanan para pejalan sangatlah mudah, akan tetapi yang perlu diperhatikan bagaimana menjadikan penataan perkotaan yang saling terintegrasi menjadi satu kesatuan.

“Membangun fisik saja mudah, tetapi mengatur pelaku-pelaku dan pemangku untuk menjahit ruang kota publik, privat, sektor informal, third space menjadi kesatuan. Itu yang susah,” ungkap Sofian dikutip dari laman Instagram pribadi miliknya @sibaranisofian, Kamis, (22/9/2022).

Baca Juga:  Kado HUT ke-43, Brantas Abipraya Panen Tiga Rekor MURI

Baca Juga : Jababeka Resmi Luncurkan Correctio, Bangun Ekosistem Kawasan Baru untuk Startup

Diketahui, URBAN+ merupakan
sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan desain dan arsitektur. Perusahaan yang dibentuk pada 2017 tersebut, dimaksudkan dengan tujuan membantu pemerintah dan swasta dalam merancang wilayah yang akan dibangun.

Jika melihat pesatnya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Singapura, menjadi salah satu negara industri yang sangat maju di kawasan Asia Tenggara. Bagaimana tidak dengan luasan wilayah yang hanya 728,6 kilometer (Km), Singapura bertransformasi menjadi negara modern.

Negara berlambangkan Singa Putih tersebut hanya terdiri dari tiga pulau besar, yakni Pulau Sentosa, Pulau Singapura, dan Pulau Ubin dengan jumlah penduduk mencapai 5.950.202 jiwa per Agustus 2022.

“Kembali mengupas contoh dari negeri tetangga Singapura, saya share kali ini mengenai The Famous Orchard Road. Beberapa hal yang bisa dicontoh dalam membentuk sistem pedestrian dan interaksinya dengan persil-persilnya yang berakhir pada kenyamanan pejalan kakinya. Dan juga bagaimana Pemerintah Singapura merajut interkoneksi antara bangunan dan jalan untuk kepentingan pejalan kaki,” terang Sofian.

Baca Juga:  TransNusa Jadi Maskapai Penerbangan dengan Pertumbuhan Tercepat di Asia Tenggara

Untuk diketahui, persil merupakan sebidang tanah dengan ukuran tertentu yang dapat difungsikan sebagai lahan untuk perkebunan atau perumahan.

Kembali, Sofian mengatakan, di sepanjang shopping Mall Paragon misalnya, pedestrian memiliki jalan yang cukup lebar dan dibuat untuk memanjakan para pejalan kaki.

Ditempat ini, hubungan antara bangunan dan pejalan kaki dijembatani dengan area hijau, dan bahkan transisi daerah yang dibuat oleh pemerintah terhubung sempurna dengan daerah yang dibuat oleh pihak swastanya.

Sofian Sibarani membagikan pengalaman ketika berada di Singapura, terkesima dengan penataan pedestrian pejalan kaki. Dok. Screenshot IG sibaranisofian.

Salah satu ciri utamanya yakni Pertama, tidak ada Pagar, hanya ada transisi baik dengan pola lantai, ataupun buffer plaza/hijau/steps.

Kedua, tidak ada drop off mobil di sisi jalan utama, selain Bus/ Taxi, akses mobil diletakkan di samping dan bukan yang utama.

Ketiga, ada arcade menerus, yang membuat pejalan kaki bisa berteduh dari panas/hujan.

Keempat, active edge : sisi retail yang membuka ke jalan dan menarik pejalan kaki untuk menaikkan “willingness to walk” nya.

Baca Juga:  Laba Bersih WIKA Beton Terperosok 22,33% Sepanjang Kuartal I 2022

“Perhatikan dalam video, curb cut dibuat lebih minimal, mobil harus melambat dan drop off diletakkan di sisi dalam, membuat pejalan kaki lebih nyaman berjalan,” kata dia dalam video.

Selain itu, akses MRT dibuat bersebelahan bahkan langsung masuk dalam bangunan, memudahkan mobilitas para pejalan kaki.

“Sementara, untuk di Jakarta, masih sangat terasa batas antara privat dan publik (dominasi pagar/satpam), MRT berhenti di batas jalan, prioritas masih pada mobil. Walaupun sudah ada contoh-contoh baik (Sarinah, Sequis, Menara Mandiri), kita harapkan lebih banyak lagi ya,” bebernya.

“Menurut saya ini adalah contoh yang baik dimana pemerintah Singapura, melalui Urban Redevelopment Authority of Singapore (URA) nya meng-orkestrasi peraturan dan penataan ruang privat dan publiknya supaya bisa memberikan kenyamanan maksimal untuk warga pejalan kakinya saat bermobilitas,” tutupnya.

Baca Artikel Selanjutnya :

Related Articles

Back to top button