
Konstruksi Media – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan, proyek Lintas Rel Terpadu atau LRT Jabodebek, dan proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) ditargetkan rampung sebelum 2022.
Menurutnya, progres kedua proyek ini masing-masing sebesar 80 persen dan 78 persen. “Untuk LRT dan percepatan KCIC, LRT sudah sampai 80 persen, KCIC 74-78 persen,” ujarnya saat rapat bersama DPR, Jakarta, Kamis (8/7/2021).
Lebih lanjut Erick mengatakan, banyak pihak mempertanyakan keberhasilan pengerjaan proyek besar ini. Namun, kata Erick, pihaknya akan terus mengoptimalkan pengerjaan progres kedua proyek tersebut bersama Komisi VI.
- SPAM Kali Dendeng di Kupang dengan APBN Senilai Rp173 Miliar Resmi Beroperasi
- Otorita IKN Bersama LAN Bahas Policy Brief Akselerasi Pembangunan IKN
- ATI dan Jasa Marga Gelar Focus Group Discussion Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan di Jalan Tol
“Proyek-proyek ini banyak pihak pesimis tapi Alhamdulillah, dengan dukungan DPR, proyek ini akan bisa jalan dan diselesaikan pada 2021 akhir atau 2022. Ini jadi prestasi yang luar biasa,” katanya.
Erick menuturkan, untuk mendukung percepatan penyelesaian kedua proyek ini terdapat bantuan Penyertaan Modal Negara (PNM) sekitar Rp7 triliun. Secara lebih rinci, Rp2,7 triliun untuk proyek LRT, dan pemenuhan base equity KCIC Rp4,3 triliun.
“LRT ada Rp 2,7 triliun, dan tentu ada percepatan dari KCIC,” ungkapnya.
Diektahui, proyek LRT Jabodebek ditargetkan sepanjang 44 kilometer merupakan pembangunan transportasi massal terpanjang dalam satu paket dengan nilai investasi Rp23,3 triliun.
Sementara itu, proyek Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC) merupakan perusahaan yang mengoperasikan jaringan kereta cepat Indonesia yang rencananya akan dibangun dengan rute Jakarta-Bandung.***