AsosiasiINFO

FACE Bahas Tiga Isu Utama Kota-kota Besar di ASEAN

Air bersih, populasi, dan pasokan energi baru dan energi baru terbarukan (EBT) menjadi isu utama yang dibahas FACE.

Konstruksi Media, Jakarta – Asosiasi Konsultan Teknik se-ASEAN yang tergabung dalam Federation of ASEAN Consulting Engineers (FACE) menggelar pertemuan di Jakarta selama dua hari pada 23 – 24 Januari  2024.

Pertemuan tersebut menjadi ajang pemilihan Presiden FACE. Pada kesempatan ini, Chuk Ko dari Singapura terpilih sebagai Presiden FACE periode 2024 – 2026.

Saat menyampaikan pidatonya, Chuk Ko menampaikan beberapa agenda pokok yang akan dibahas secara bersama di antara anggoat FACE. Tiga isu utama di antaranya  adalah persoalan air bersih (water supply), kependudukan (population issues), dan pasokan energi ramah lingkungan yang meliputi energi baru dan energi baru terbarukan (EBT).

“Persoalan air bersih, kependudukan,  dan energi baru dan terbarukan di kota-kota besar menjadi isu utama pada ajang pertemuan FACE 2024,” kata Presiden FACE terpilih, Chuck Ko di Jakarta, Rabu (23/1/2024).

Dikatakan, FACE merupakan ajang saling berbagi pengetahuan (sharing knowledge) dan berbagai pengalaman (sharing experience) dari  masing-masing negara anggota.

FACE merupakan kumpulan asosiasi jasa konsultan di bidang teknik negara-negara ASEAN yang didirikan pada Juni 1989. Anggotanya merupakan  asosiasi konsultan dari masing-masing negara di ASEAN yang saat ini beranggotakan 7 negara.

Baca Juga:  Rakernas INKINDO 2023, Wujudkan Daya Saing Konsultan Profesional

Dari Indonesia, misalnya, sebagai dikatakan Ketua Umum Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Erie Haryadi, diwakili oleh INKINDO.

Dari Malaysia diwakili Association of Consulting Engineers Malaysia. Lalu, Myanmar International Consulting Engineering Group, Council of Engineering Consultant of the Philippines, Association of Consulting Engineers Singapura, The Consulting Engineers Association of Thailand, dan Vietnam Engineering Consultant Association.

Sedangkan Brunei, Laos, dan Kamboja hingga saat ini masih belum masuk keanggotaan FACE dikarenakan kondisi yang belum memungkinkan. Termasuk juga Timor Leste.

Menurut Chuk Ko, tiga isu utama di atas saat ini menjadi isu utama di negara masing-masing anggota FACE, sehingga menjadi agenda utama untuk dibahas secara bersama-sama.

Mengutip keterangan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan Indonesia masih menempati posisi tertinggi pasar konstruksi di ASEAN yakni mencapai 67 persen.

Baca Juga:  Badan Pangan Nasional Ajak INKINDO Jadi Mitra untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

Bahkan untuk tingkat kota menjadikan wadah konsultan teknik baik regional maupun internasional memegang peranan penting di tengah persaingan global, ucap Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Erie Hariyadi, kepada wartawan, di Jakarta. 

Terkait hal itu, Erie menjelaskan pertemuan di Jakarta kali ini membahas peluang jasa konsultan teknik di negara-negara anggota ASEAN serta berbagai pengalaman termasuk regulasi yang diterapkan di masing-masing negara.

Erie menjelaskan pengurus FACE ditetapkan setiap dua tahun sekali bergilir dari anggota, pertemuan berkala itu untuk memastikan program kerja bisa terus berkesinambungan.

FACE berinduk ke wadah internasional yakni International Federation of Consulting Engineers (FIDIC) yang di dalamnya Indonesia juga berperan aktif untuk meningkatkan eksistensi di pasar konstruksi global.

Terkait berbagai isu tersebut Chuck Ko menyatakan kesiapan untuk mewujudkannya mengingat anggota ASEAN telah sepakat untuk merealisasikan pasar bersama termasuk mendorong kerja sama di kalangan anggota yang selama ini sudah berjalan.

Baca Juga:  11 Langkah Umum Memasang Keramik di Rumah, Tak Perlu Sewa Tukang

Lebih jauh Erie juga berharap dari pertemuan ini dapat mewujudkan kesetaraan dalam hal kompetensi di kalangan anggota serta menyosialisasikan regulasi terbaru di bidang konstruksi di negara masing-masing.

Isu lain yang harus dibicarakan terkait peluang pekerjaan di masing-masing negara yang tentunya harus diketahui juga regulasi yang berlaku termasuk aspek sosial dan politik yang menyertainya.

Kemudian juga peluang kerja sama yang melibatkan anggota FACE untuk menggarap suatu proyek konstruksi di suatu negara.

“FACE sendiri dibentuk sebagai organisasi bukan profit namun dalam kegiatannya memberikan dukungan dalam rangka menciptakan peluang usaha bagi anggotanya,” kata Erie.

Erie juga berharap dalam pertemuan kali ini juga ada tukar pengalaman terkait mewujudkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) mengingat beberapa negara memang sudah ahli dan memiliki pengalaman di bidang tersebut.

Dalam pertemuan ini anggota FACE melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi mulai dari Sekretariat ASEAN, Grand Indonesia dan ke sejumlah lokasi wisata di Ibu Kota. (Hasanuddin)

Related Articles

Back to top button