INFOVokasi

FTUI Kembali Gelar QiR, Targetkan Indonesia Bebas Karbon Melalui Solusi Inovatif dan Kebijakan Berkelanjutan

Mengatasi isu penting transisi energi dan upaya kolaboratif UI untuk mencapai emisi nol, baik di Indonesia maupun dalam skala global.

Konstruksi Media – Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) kembali menggelar konferensi internasional dua tahunan Quality in Research (QiR) pada 23-24 Oktober 2023 di Bali.

Terdapat 384 peserta dari 24 negara yang berasal dari berbagai bidang keilmuan dengan latar belakang pendidikan, penelitian, lembaga publik, dan organisasi. Semuanya berkesempatan bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai perkembangan teknologi di dunia untuk mencapai Net Zero Emission.

Sejak penyelenggaraan pertamanya di tahun 1998, QiR menjadi salah satu platform FTUI untuk mendorong perkembangan teknologi dan proses inovatif dalam mendukung pembangunan nasional dan global.

Baca juga: Prof. Hendri Dwi Saptioratri Dikukuhkan sebagai Guru Besar FTUI

Tahun ini QiR mengangkat tema “Navigating the Pathway to Achieve Net Zero Emission through Green Technologies and Policies,” menekankan urgensi dan pentingnya mengatasi keberlanjutan lingkungan melalui kemajuan teknologi dan keputusan kebijakan strategis.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer.nat. Abdul Haris. (foto: FTUI).

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris dalam sambutannya menyampaikan tema QiR 2023 yang mencerminkan komitmen mendalam pihaknya di Universitas Indonesia, untuk mengatasi isu penting transisi energi dan upaya kolaboratif UI untuk mencapai emisi nol, baik di Indonesia maupun dalam skala global.

Baca Juga:  FTUI Gelar Topping Off Pembangunan Gedung Interdisciplinary Engineering

“Kami percaya bahwa dengan bekerja keras, kita dapat menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk kepentingan generasi mendatang,” kata dia dalam keterangan tertulis diterima Konstruksi Media, Kamis (26/10/2023).

Ia menekankan, QiR 2023 bukan hanya sebuah konferensi, melainkan menjadi platform di mana individu-individu dari berbagai latar belakang berkumpul untuk membentuk dan membangun jaringan pengetahuan, inovasi, dan kolaborasi.

“Mulai Senin (23/10), 384 makalah dari 24 negara akan dipresentasikan. 29 orang pembicara yang juga akademisi dan peneliti terkemuka dari 14 negara juga turut berbagi pengalaman dan pengetahuan pada 82 sesi yang diselenggarakan tahun ini,” ujar Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU pada pembukaan acara.

Baca juga: Mahasiswa FTUI Hadirkan “SEPARO”, Solusi Konsep Rumah dengan Keterbatasan Lahan

Lebih lanjut, Prof. Heri menuturkan dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh era transisi energi ini, FTUI telah mempersiapkan berbagai strategi dan program dengan cermat.

”Di bidang penelitian, kami bangga dengan pencapaian kami dalam mengembangkan bus listrik, yang turut menjadi bagian moda transportasi pada pertemuan G20. Keberhasilan ini merupakan salah satu contoh dari sekian banyak proyek penelitian, prototipe, dan produk inovatif yang telah dihasilkan FTUI. Di bidang pendidikan, kami menawarkan berbagai program studi yang berkaitan dengan transisi energi,” katanya.

Baca Juga:  Sambut HUT Ke-62, 300 Karyawan Meriahkan Aksi Donor Darah Hutama Karya
Rektor Universitas Pertahanan, Letjen. Jonny Mahroza dan Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah. (foto: FTUI).

Tujuh simposia menjadi wadah dan fokus diskusi dalam konferensi internasional yang telah diselenggarakan sejak 1998 ini. Simposia di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan, Teknik Mesin dan Maritim, Teknik Kimia, Kesehatan, dan Biologi, Arsitektur dan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan, Teknik Elektro dan Komputer, Teknik Metalurgi dan Material, serta Teknik Industri dan Sistem.

Tahun ini FTUI menggandeng Universitas Pertahanan sebagai Co-Host dalam penyelenggaraan QiR. Letnan Jendral Jonni Mahroza, Ph.D., Rektor Universitas Pertahanan RI menyampaikan keynote speech terkait tantangan dalam mencapai net zero emission dari sudut pandang pertahanan dan keamanan energi untuk Indonesia.

Letnan Jendral Jonni Mahroza mengatakan penggunaan teknologi energi ramah lingkungan dan Green Defense serta Misi Perdamaian Iklim merupakan upaya penting yang harus dikembangkan secara berkelanjutan di lingkungan pertahanan dan keamanan.

Menurut dia, upaya-upaya mencapai net zero emission pada Industri militer dilakukan melalui berbagai cara seperti berkolaborasi dengan negara lain dalam pengembangan teknologi dan praktik terbaik guna mengurangi dampak lingkungan dari operasi militer, melacak dan melaporkan emisi karbon secara transparan.

Baca Juga:  Menhub Apresiasi Bus Listrik Buatan UI, Buat Angkutan KTT G20

“Dan mendukung penelitian serta pengembangan teknologi yang membantu mengurangi emisi,” tutur Letnan Jendral Jonni Mahroza.

Pembahasan terkait teknologi hijau dan inovasi menuju net zero emission juga disampaikan oleh ketiga plenary speakers QiR 2023, Prof. Seeram Ramakrishna dari National University of Singapore, Prof. Niall Mac Dowell dari Imperial College London, dan Prof. Widodo Wahyu Purwanto dari Universitas Indonesia.

Ketiganya merupakan pakar di bidang energi dan energi terbarukan dari tiga institusi pendidikan terkemuka di dunia.

QiR 2023 juga berkolaborasi dengan the 8th International Symposium on Biomedical Engineering (ISBE), The 7th International Tropical Renewable Energy Conference (ITREC), The 4th International Conference on Smart City Innovation (ICSCI), dan the 3rd CSID-AUN SCUD International Conference on Sustainable Infrastructure and Urban Development (CAIC-SIUD).

Baca artikel lainnya:

Related Articles

Back to top button