Renewable

Gunakan Eco Smart Grid, Bali Genjot Energi Hijau

Konstruksi Media – PT PLN (Persero) menerapkan Bali Eco Smart Grid untuk menggenjot penggunaan energi hijau.

Smart Grid ini ditujukan untuk menjaga keandalan dan stabilitas suplai tenaga listrik, peningkatan efisiensi energi, pengurangan emisi CO2 di Pulau Dewata.

General Manager (GM) PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, I Wayan Udayana mengatakan, selain memanfaatkan atap bangunan untuk dipasang panel surya atau photovoltaic (PV), PLN juga melakukan langkah-langkah lain seperti kerjasama dengan pemerintah daerah maupun pengembang yang ingin membangun pembangkit EBT.

Hal ini dilakukan untuk mendukung penerapan Peraturan Gubernur Bali No 45 Tahun 2019 tentang Penggunaan Energi Bersih.

Baca Juga:  Pendapatan EMI Ditaksir Capai Lebih dari Rp8 T Hingga 2025 Pasca Gabung PLN

Konsep Smart Grid ini merupakan sistem jaringan listrik yang secara cerdas mampu mengintegrasikan aksi – aksi dari seluruh komponen yang tersambung.

Di dalamnya mulai dari pembangkit, perangkat transmisi, distribusi, hingga konsumen sehingga dapat menghantarkan listrik dengan lebih efisien, berkelanjutan, ekonomis, aman dan dengan keandalan yang tinggi.

Dia mengatakan, dengan adanya pilihan dari pembangkit terutama yang terbarukan, dalam smart grid ini memungkinkan pembangkit-pembangkit terbarukan masuk ke dalam sistem secara on grid.

“Sehingga pilihan pembangkit lebih beragam dan konsumen dimungkinkan untuk membangkitkan listriknya sendiri misalnya dengan menggunakan PV Rooftop dan terjadi proses transaksi saling mengisi secara offset,” jelas dia.

Selama ini, Bali memiliki potensi ketersediaan energi baru dan terbarukan (EBT) cukup melimpah. Mulai dari tenaga panas bumi, air, sampah hingga arus laut.

Baca Juga:  UNDP Gandeng KADIN Indonesia Dorong Pembangunan Berkelanjutan

EBT yang bersumber dari tenaga panas bumi antara lain berlokasi di Banyuwedang, Seririt, Batukaru, Penebel, Buyan dan Bratan, dan Kintamani sebesar 65 MW.

Kemudian tenaga air sebesar 30 MW, tenaga surya 100 MWp. Potensi tenaga sampah 15 MW, tenaga angin 30 MW, dan tenaga arus laut sebesar 12 MW.

Dia menjelaskan saat ini total bauran energi EBT terhadap seluruh sumber energi listrik lainnya mencapai 0,12 persen di Bali.

“Kami berupaya agar angka ini dapat meningkat di tahun – tahun mendatang untuk mencapai 23% pada bauran energi di tahun 2025 sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional yang telah ditetapkan,” kata Putrawan. 

Baca Juga:  Garap PLTM Bayang Nyalo, Waskita: Dibangun 22 Bulan

Salah satu upaya untuk mempercepat peningkatan bauran energi ini, PLN memanfaatkan pembangunan PV pada atap-atap bangunan, termasuk kantor-kantor PLN.

“Menurut data kami, total pelanggan PLTS atap di Bali baik yang on Grid (tersambung ke jaringan PLN) maupun tidak, saat ini sebanyak 128 pelanggan dengan total kapasitas 1.514.447 Wp, dan kami yakini jumlah ini akan bertambah,” ungkapnya.

Meski pun menggunakan PLTS, PLN tetap harus menyiapkan cadangan daya dari pembangkit lain atau menyiapkan sistem penyimpanan (strorage) untuk memastikan keandalan listrik tetap terjaga. Sebab, PLTS merupakan pembangkit intermiten atau tidak stabil dimana hanya menghasilkan listrik ketika ada panas matahari.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button