AsosiasiHighlightsINFO

HDII Targetkan Gedung JDC Jadi Lokasi Sentral Desain di Indonesia

Negara-negara besar seperti Singapura, Italia, hingga Inggris sudah memiliki pusat desain masing-masing, maka Indonesia tidak boleh kalah dengan negara-negara maju tersebut.

Konstruksi Media, Jakarta – Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) baru saja memasuki usia ke-41 tahun pada 17 Januari 2024 kemarin. President HDII Rohadi mengungkapkan, perihal tidak ada agenda khusus dalam merayakan ulang tahun asosiasi profesi tersebut.

Sebab, ini baru saja memasuki awal tahun. Di sisi bersamaan, banyak dari sponsor masih wait and see terkait aspek bisnis, karena tahun 2024 ini ada momen Pemilu. Jadi, ada kemungkinan potong tumpeng HUT ke-41 HDII bakal dilakukan pada Februari 2024 mendatang.

Rohadi menuturkan, pertengahan tahun 2024 ini, sekitar bulan Mei-Juni, HDII berencana menggelar musyawarah nasional (Munas) ke-16 atau Kongres HDII ke-16 sekaligus international conference.

“Dengan mengangkat tema ‘Sustainable and Healthy’ di mana peran desainer interior sangat diharapkan dalam menerapkan aspek teknis, aspek teoritis, aspek pendukung, aspek lingkungan dan aspek sosial untuk penggunanya,” kata Rohadi kepada Konstruksi Media di Jakarta, dikutip Jumat (26/1/2024).

Ia menambahkan, di sisi bersamaan, Gedung Jakarta Design Center (JDC) saat ini dalam proses renovasi. Rohadi pun diminta menjadi pendamping untuk mengembalikan manfaat lain dari renovasi JDC tersebut.

Rohadi pun menegaskan bahwa dirinya berniat mengembalikan marwah JDC, agar pada akhirnya lokasi ini menjadi acuan, yang dibutuhkan oleh para desainer. Tempat ini diharapkan menjadi sentralnya informasi desain di Indonesia.

Baca Juga:  Terima Tongkat Estafet Kepemimpinan MTI, Tory Darmantoro: Kawal Kebijakan Kemenhub dalam Ciptakan Wajah Transportasi Indonesia ke Depan

Negara-negara besar seperti Singapura, Italia, hingga Inggris sudah memiliki pusat desain masing-masing, maka Indonesia tidak boleh kalah dengan negara-negara maju tersebut.

President HDII Rohadi. (foto: Bahar Yahya).

“Mereka punya satu tempat sentral para desainer. Saya kepingin di sini menjadi pusatnya desain, di mana tiap tahun akan mengemuka tren desain ke depan. Di Indonesia kan belum ada, yang bekerja sama dengan asosiasi profesi terkait,” ucapnya.

Dalam hal ini, Rohadi sudah membuat timeline tahun 2024 di seputar forum group discussion (FGD) dan seminar untuk desain menyeluruh, mencakup aspek fesyen, interior, arsitek, produk, grafis, dan furniture atau mebel. Sehingga pada Desember 2024, sudah terlihat prediksi-prediksi untuk tren desain tahun 2025 mendatang.

“Semisal pada green material dengan penerapan material gipsum apa itu bisa dikatakan ruangan itu sudah sehat? Maka ke depan harus ditelaah apakah material sudah mendukung semua? Itu patut dikulik dan di-improve ke depan,” tuturnya.

Ia menyebutkan, April 2024 rencananya akan ada agenda grand opening JDC.

Baca Juga:  Mahfud MD Tuding Banyak Korupsi di BUMN Karya, Arya Sinulingga Angkat Suara

“Kemudian akan ada penghargaan JDC Desain Awards yang sifatnya penghargaan Nasional kepada para desainer. Terkait kegiatan di JDC, saya ingin mengangkat tema ‘Contemporary Indonesian Furniture’ karena perkembangan desain di Indonesia akan selalu terkait dengan budaya. Kita ingin mengupas dan mengulas desain dari berbagai sisi dan jurusan, nanti ditarik benang merahnya ke mana,” ujarnya.

Dukung Pembangunan IKN

Rohadi menyatakan bahwa HDII mendukung penuh pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur. Asalkan, kata dia, hal terpenting ialah mekanismenya berjalan sesuai dengan aturan.

Rohadi melihat, sejauh ini pembangunan di Pulau Jawa dan Pulau Bali sudah bagus. Maka pulau-pulau lainnya harus didorong untuk dikembangkan, sehingga pemerataan dan manfaat akan dapat dirasakan oleh semua warga Indonesia. Tetapi inipun harus disesuaikan dengan rencana pemerintah dalam Pembangunan negara, bisa jadi pemerintah kita menerapkan beberapa pulau sebagai penyangga dibidang pertanian, perkebuanan dan juga pelestarian hutan.

“Untuk saat ini Kalimantan kita bangun, mercusuarnya ada di IKN. Nanti tinggal berpikir Sulawesi di mana, Papua di mana, maka nanti dibangun mercusuar-mercusuar untuk menjadi kota-kota yang mandiri, maka dengan sendirinya HDII harus ada disetiap provinsi dan harus sudah bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan profesi desain interior yang kompeten” katanya.

Baca Juga:  Daftar Juara Lomba Green Building Design dan Perusahaan yang Teken MoU di IBF 2023

Di sisi lain, melalui Musda di Aceh beberapa waktu lalu, dirinya mendorong agar pemerintah daerah setempat untuk turut melibatkan asosiasi untuk bekerja sama di dalam pembangunan provinsi Aceh.

Sebab, HDII dapat turut berperan dalam pembangunan bidang jasa konstruksi khususnya bidang desain interior dan pengembangan pariwisata dari sisi desain interior.

“Di Aceh saya lihat desain interior di beberapa bangunannya belum kelihatan identitasnya. Saya melihat masih bersifat Islami umum ini menjadi tantangan bagi generasi muda profesi desain interior yang ada di Aceh untuk sama-sama menggali dan membangun. Itu sesuai dengan kaidah kultur dalam budaya,” katanya.

Maka itu, tugas HDII Aceh untuk menggali budaya dari beberapa sudut pandang sehingga HDII mendapatkan beberapa pedoman yang dapat diterapkan dalam desain interior seperti bentuk, warna serta ornamen yang menjadi identitas Aceh.

“Tentu saja tidak lepas dari kaidah–kaidah mayoritas kepercayaan di Aceh yaitu Islam. Juga desainer interior di Aceh dapat menggunakan material desain interior yang kekinian dan tentunya yang sustain serta healthy,” kata Rohadi.

Related Articles

Back to top button