AsosiasiHighlightsINFO

HUT 72 : Peran PII Kian Strategis Menuju Indonesia Emas 2045

PII diharapkan dapat mendukung pembangunan infrastruktur yang berkualitas, smart dan berkelanjutan, menuju Indonesia Emas 2045.

Konstruksi Media, Jakarta – Persatuan Insinyur Indonesia (PII), organisasi profesi kedua tertua dan terbesar di Indonesia, genap berusia 72 tahun pada 23 Mei 2024. Perayaannya berlangsung cukup semarak pada Jumat (31/5/2024) di Auditorium Kementerian PUPR.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mohammad Zainal Fatah yang hadir mewakili Menteri PUPR menyatakan bahwa di usianya yang ke-72, PII semakin menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung pembangunan nasional.

“Pada usia ke-72 tahun ini, PII telah semakin menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung pembangunan nasional. Ada semakin banyak kompleksitas tantangan nasional dan global yang akan dihadapi ke depan yang perlu diantisipasi dengan mengandalkan kompetensi handal dan profesionalitas dari PII,” kata Zainal sebagaimana dikutip dari kabarika.id, Sabtu (1/6/2024).

Dikatakan, kesenjangan pemerataan pembangunan daerah, perkembangan teknologi digital, ancaman degradasi lingkungan, merupakan beberapa tantangan yang memerlukan penanganan agar didapatkan solusi konstruktif untuk menyelesaikannya.

“Kementerian PUPR tentunya sangat mendukung upaya-upaya sinergitas yang diinisiasi dan digagas oleh PII. Harapannya, kita semua dapat mendukung Pembangunan Infrastruktur Berkualitas, Smart dan Berkelanjutan, menuju ndonesia emas 2045,” sambung Zainal.

Baca Juga:  Basuki Hadimuljono: Generasi Muda PUPR Mesti Paham Skema Pembiayaan Kreatif

Ketua Umum PII, Dr Ir Danis Hidayat Sumadilaga, MEngSC, IPU, ACPE, APEC Eng dalam sambutannya mengatakan bahwa selama kurun waktu Desember 2022 hingga Mei 2024, PII telah meraih berbagai pencapaian yang cukup fenomenal.

“Per bulan Mei 2024, telah teregistrasi I 86.000 insinyur, 30.000 Profesional Engineer, lebih dari 7 perwakilan PII di luar negeri (Singapore, Malaysia, Kuwait, US, Australia, NZ dan RRC), 27 Badan Kejuruan, 225 lebih cabang dari 34 propinsi di Indonesia, 2800 ASEAN Engineers terdaftar dan 400 lebih APEC Engineers teregistrasi,” ungkap Danis.

Selain itu, sambung Danis, PII bersama dengan The Institution Engineers of Australia (Engineers Australia – EA) telah menandatangani Mutual Recognition Agreement (MRA) terkait pengakuan insinyur profesional antara kedua institusi. MRA akan memberikan benefit yang sangat luas dalam hal peningkatan mobilitas keinsinyuran para Insinyur kedua negara.

Baca Juga:  Tol Trans Sumatera 596 km Telah Beroperasi dan 361 km Dalam Tahap Konstruksi

“PII juga berpartisipasi dan menginisiasi beragam kegiatan terkait keinsinyuran. Misalnya, ASEAN Engineering Register Roadshow di Berbagai Kota, melaksanakan CAFEO di Bali Bulan November 2023 lalu,melakukan pelantikan dan pengambilan sumpah di 43 Perguruan Tinggi yang sudah memiliki ijin PSPPI, berpartisipasi dalam World Water Forum di Bali di bulan Mei 2024, Pembentukan PII chapter Tiongkok dan New Zealand, hingga Webinar Renewable Energi,” Danis menambahkan.

Sejarah PII

Sejarah PII dimulai pada 23 Mei 1952 ketika Ir H Djoeanda Kartawidjaja dan Prof Ir R Roosseno Soerjohadikoesoemo atas penugasan dari Presiden Republik Indonesia Ir Soekarno, mendirikan Persatuan Insinyur Indonesia bersama kawan-kawannya sesama insinyur Indonesia di Aula Barat, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang menjadi ITB) di Jl. Ganesha 10, Bandung.

Pada saat itu jumlah insinyur Indonesia baru sekitar 75 orang, sementara tanggung jawab yang harus dipikul sangat besar. Untuk itu disepakati untuk membuat Persatuan Insinyur Indonesia dengan tujuan untuk mempererat kerja sama para insinyur agar dapat menjadi kekuatan yang nyata untuk membangun negara dan bangsa Indonesia.

Baca Juga:  Jokowi Resmikan Tol Indrapura-Limapuluh dan Tol Tebing Tinggi-Indrapura

PII yang merupakan organisasi profesi tertua kedua di Indonesia, setelah Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pada tahun 1957 hingga 1964, juga berperan dalam berdirinya Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT-UI.)

Pada tahun 1997 PII merintis Insinyur Profesional (IP) melalui Kerjasama dengan Institusi Insinyur Australia (IEAust), mendorong kesetaraan Sertifikasi Insinyur Profesional (IP) di APEC dan ASEAN pada tahun 2003 serta kemudian PII semakin diperkuat dengan hadirnya UU No 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran yang kemudian dilengkapi dengan PP No 25 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.

Hingga tahun 2020 PII telah memiliki 23 Badan Kejuruan, dengan jumlah anggota lebih dari 33.000, 15.000 Insinyur Profesional dan 5.403 Insinyur Profesional Madya (IPM) setara Internasional serta 500 ASEAN Engineers Register (AER). (Hasanuddin)

Related Articles

Back to top button