INFOKorporasi

Kementerian BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara

Konstruksi Media – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meresmikan revitalisasi industri gula nasional untuk mendukung ketahanan pangan dan energi di Mojokerto, Jawa Timur, Senin (10/10/2022).

Peresmian ini dihadiri Menteri ESDM Arifin Tasrif, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, Anggota VII BPK Hendra Susanto, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury, dan Bupati Kabupaten Mojokerto Ikfina Fatmawati.

“Sejalan dengan prioritas pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dimana beliau selalu menekankan pembangunan ekosistem, kita harus dapat mengatasi ketergantungan kita terhadap rantai pasok dunia khususnya untuk sektor pangan dan energi. Pak Presiden selalu mendorong agar ada solusi dan karena itu kita sekarang terus mendorong bagaimana hilirisasi industri gula ini sudah menjadi kenyataan dan bukan hanya sekadar rencana,“ kata Erick.

Peresmian ini menandai dimulainya penataan organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)/PTPN Group melalui pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang akan berperan besar dalam mendukung ketahanan pangan dan energi. Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan,Pembentukan PT SGN ini membuktikan bahwa BUMN siap membangun ekosistem bisnis di tengah ketidakpastian industri pangan dan global.

Baca Juga:  Jasa Marga Buka Kuartal I 2023 dengan Laba Bersih Rp497 Miliar

PT SGN merupakan wujud dari akselerasi transformasi bisnis di PTPN Group Holding yang berasal dari penggabungan aset-aset perusahaan perkebunan tebu milik PTPN Group, yakni PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PTPN XIV. Integrasi PTPN

Group melalui pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara, PT Sinergi Sawit Nusantara, dan PT Aset Manajemen Nusantara ini sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Transformasi dari PTPN sejatinya sudah berjalan dengan baik dan pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara, PT Sinergi Sawit Nusantara, dan PT Aset Manajemen Nusantara merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang terus dikawal oleh pemerintah. Ini merupakan komitmen dari negara untuk memastikan bahwa ketiga proyek tersebut dapat berjalan dengan baik,” ucap Erick.

Baca juga: Paramount Petals Launching Klaster Berkonsep Modern Tropis Seharga Rp800 Jutaan

Baca Juga:  Pejabat Kementerian BUMN Gunakan Kendaraan Listrik, Langkah Strategis Transisi Energi

Sebagai entitas tunggal dari 36 pabrik gula (PG) milik PTPN Group, PT SGN akan menjadi perusahaan gula terbesar di Indonesia dengan proyeksi perluasan lahan hingga 700 ribu hektare di 2028 mendatang. Dengan luasan lahan tersebut, diharapkan PT SGN akan mampu menguasai 60%-70% pasar gula nasional di tahun 2028.

“Kita harapkan PT SGN ini bisa memenuhi kebutuhan gula nasional, dan kesejahteraan petani harus menjadi bagian karena pembukaan 700 hektar lahan ini bukan hanya lahan PTPN saja, tetapi juga bekerja sama dengan petani,” ujar Erick.

Revitalisasi Industri Gula Nasional yang dilakukan oleh PT SGN ini termasuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi on farm maupun off farm sehingga diharapkan mampu mewujudkan swasembada gula konsumsi nasional tahun 2028, dan gula konsumsi industri tahun 2030.

Sebagai informasi, pada tahun 2021 produksi gula kristal putih (GKP) Nasional adalah sebanyak 2,35 juta ton dengan kebutuhan konsumsi gula nasional sebesar 3,12 juta ton. Dengan demikian, sisa kebutuhan gula nasional terpaksa harus dipenuhi melalui impor sebesar 1,04 juta ton setara GKP.

Baca Juga:  Mengenal Atap PVC Onduline yang Harganya Ekonomis dan Dapat Meminimalisir Energi Listrik

Untuk itu, pembentukan PT SGN merupakan solusi untuk percepatan swasembada gula konsumsi, peningkatan kesejahteraan petani tebu, juga menjaga stok gula konsumsi untuk stabilisasi harga. Selain upaya untuk kedaulatan pangan, PT SGN juga diproyeksikan untuk mewujudkan kedaulatan energi melalui Bioethanol berbasis tanaman tebu yang memberi kontribusi nyata terhadap Biofuel sebagai energi baru terbarukan (EBT).

“Kita harus memastikan juga agar PT SGN ini bisa memproduksi bioethanol agar ke depan ini bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan impor BBM. Sebagai laporan, kita juga sudah melakukan benchmarking dengan negara tetangga Brasil, dimana mereka telah berhasil mendorong turunan gula menjadi bioethanol, kalau negara lain bisa kenapa Indonesia tidak bisa,” jelas Erick.

Baca artikel selanjutnya:

Reza Antares P

Come closer, I will tell you an interesting story

Related Articles

Back to top button