HSEINFO

Mengenal Microsleep, Pemicu Kecelakaan Maut yang Menewaskan 19 Penumpang

Microsleep adalah suatu kondisi hilangnya perhatian atau kesadaran seseorang karena mengantuk.

Konstruksi Media, Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan penyebab dari kecelakaan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 58 yang menewaskan 12 orang, melibatkan satu bus dan dua minibus pada Senin (8/4/2024) lalu.

Ketua KNKT Soerjanto mengungkapkan salah satu yang menjadi penyebab kecelakaan maut tersebut adalah pengemudi kendaraan travel yang tidak resmi dan bekerja melebihi waktu. Imbasnya, pengemudi kelelahan dan mengalami microsleep.

“Jika kita mengemudi dalam keadaan kurang istirahat yang baik, maka pengemudi akan berkurang kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam mengemudikan kendaraan. Dalam situasi seperti ini pengemudi akan sangat mudah mengalami microsleep,” kata Soerjanto dalam keterangan resmi, Kamis (11/4/2024).

Microsleep juga ditengarai kuat menjadi pemicu terjadinya kecelakaan maut yang menimpa Bus Rosalia Indah yang mengalami kecelakaan di Jalan Tol Batang-Semarang pada Kamis (11/4/2024) dan menewaskan 7 penumpang.

Selain menewaskan 7 penumpang, kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Satake Bayu, kecelakaan maut yang terjadi pukul 06.35 WIB tersebut mengakibatkan sebanyak 15 penumpang mengalami luka-luka, sedangkan, korban selamat sebanyak 12 orang.

Satake menjelaskan  kejadian bermula dari bus yang tengah melaju di jalur A arah barat ke timur di lajur kiri. Namun di lokasi kejadian, bus tiba-tiba keluar dari jalan dan masuk ke parit sepanjang 200 meter. “Pengakuan pengemudi Bus PO Rosalia Indah nopol AD 7019 OA berjalan dari arah barat ke timur, di lajur kiri,” jelas Satake.

Dia mengungkapkan awal penyebab kecelakaan maut tersebut lantaran supir bus yang diduga dalam kondisi mengantuk. “Sesampainya di Km 370+200 jalur A, pengemudi mengantuk sehingga bus Rosalia Indah keluar dari jalan masuk ke parit sepanjang 200 meter,” tambahnya.

Baca Juga:  Ketika Jalan Tol Masih Pilihan Favorit Pemudik Lebaran 2023

Microsleep acap menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas yang berujung kematian. Pada Maret lalu, misalnya, microsleep menjadi penyebab utama kecelakaan yang menewaskan Syabda Perkasa Belawa (21)  di jalan tol Pemalang, Jawa Tengah, Senin (20/3/2023).

Syabda Perkasa Belawa tercatat sebagai atlet muda bulutangkis Indonesia berbakat. Sosok kelahiran Jakarta, 25 Agustus 2001 ini menjuarai Lithuanian International 2022, Malaysia International 2022, dan Iran Fajr International 2023. Syabda juga sukses menjuarai ajang BWF junior yakni Jakarta Junior International.

Selain Syabda, dalam kecelakaan itu sang bunda, Anik Sulistyowati (48), juga meninggal dunia. Penumpang lainnya, Dian Sakti Anistyawati mengalami luka memar mata sebelah kanan. Lalu, Penumpang berusia 11 tahun, Tahta Bathari Cahya Loka mengalami luka fraktur kaki kiri. Sementara Muanis (49), sang ayah yang mengemudikan kendaraan, mengalami luka berat.

Di luar tiga kasus di atas, masih banyak kecelakaan maut yang dipicu microsleep. Lantas, apa itu microsleep dan bagaimana cara mencegahnya? 

Microsleep

Microsleep adalah suatu kondisi hilangnya perhatian atau kesadaran seseorang karena mengantuk. Hal ini biasanya terjadi dalam hitungan detik, sebelum Anda terbangun akibat hentakan kepala dan merasa linglung setelahnya.

Dilansir dari WebMD, microsleep merujuk pada tidur singkat dan umumnya berlangsung kurang dari 30 detik. Tidak heran jika dalam sebagian besar kasus, orang yang mengalami microsleep tidak menyadari apa yang telah terjadi dalam hitungan detik tersebut. Pasalnya, otak manusia baru bisa mengingat sesi tidur setelah lelap lebih dari 1 menit.

Baca Juga:  10 Tips Cara Mengecat Tembok Rumah dengan Baik dan Benar

Microsleep merupakan kondisi alamiah. Namun kondisi ini akan menjadi sangat berbahaya apabila sedang mengemudikan kendaraan. Oleh sebab itulah, bagi yang sering menghabiskan waktu di jalanan, sebaiknya kenali gejala microsleep dan cara mencegahnya.

Pada situasi memaksakan diri tetap terjaga, sejumlah orang biasa mengalami microsleep beberapa kali dalam jangka waktu berdekatan. Dilansir dari beberapa sumber, tanda-tanda microsleep di antaranya adalah sebagai berikut:

Yaitu: (1) tidak sadar mengenai apa yang baru terjadi padahal tidak dalam keadaan melamun, (2) Tiba-tiba terbangun atau kaget karena hentakan kepala dan tubuh, (3) Sulit dalam memproses informasi atau bingung saat diajak berkomunikasi, (4) Terus menerus menguap, (5) Mata berkedip secara berlebihan, dan (6) Kelopak mata terasa sangat berat.

Faktor Penyebab 

Tidak semua rasa kantuk membuat seseorang mengalami microsleep. Akan tetapi, secara umum terdapat beberapa faktor yang menyebabkan microsleep, antara lain:

Pertama, Gangguan Tidur. Saat mengalami gangguan tidur yang mengakibatkan kualitas dan kuantitas waktu istirahat menurun, misalnya apnea dan insomnia yang menyebabkan Anda tidak mendapatkan tidur berkualitas, maka secara otomatis akan menyebabkan otak menjadi kurang berkonsentrasi.

Kedua, Kerja Shift Malam. Kerja shift malam berpotensi mengalami microsleep akibat terjadi pergeseran waktu tidur. Pada masa transisi tersebutlah, ada kemungkinan terserang microsleep (sesi tidur singkat). 

Ketiga, Kurang Tidur. Tidur malam kurang dari 6 jam akan membuat kuantitas tidur berkurang. Oleh sebab itulah, kurangi begadang dan selalu tidur tepat waktu. Sebab semakin banyak kurang tidur, maka semakin tinggi pula risiko mengalami microsleep yang membuat kondisi semakin memburuk. 

Baca Juga:  Seksi-3 Tol Cijago Ditargetkan Selesai Tahun Ini

Keempat, Kondisi Jalanan Monoton. Tanpa disadari, situasi jalanan yang monoton, seperti jalan tol yang relatif lurus minim kelokan dan lenggang, seringkali membuat ngantuk sehingga jadi kurang fokus. 

Kelima, Mengidap Penyakit Tertentu. Penderita diabetes, tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan obesitas juga rawan mengalami microsleep.

Keenam, Efek Samping Pengobatan. Menjalani pengobatan yang mengharuskan Anda mengkonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antihistamin, misalnya, dapat memberikan efek samping mengantuk. Kondisi ini akan menjadi semakin parah apabila Anda suka begadang atau kurang tidur di malam hari.

Ketujuh, Depresi. Gangguan kecemasan akan memengaruhi kualitas serta kuantitas tidur seseorang. Akibatnya, seseorang yang mengalami depresi sangat rentan terhadap risiko microsleep.

Bahaya microsleep Saat Berkendara

Dikutip dari HealthlineAAA Foundation for Traffic Safety disebutkan bahwa diperkirakan 16,5% kecelakaan fatal di jalan raya disebabkan oleh pengemudi mengantuk dan mengalami microsleep.

Hal serupa disampaikan National Highway Traffic Safety Administration AS. Otoritas setempat menyatakan sekitar 6.000 kecelakaan fatal terjadi setiap tahun dan itu disebabkan sopir mengantuk.

Microsleep pada saat berkendara bukan hanya berbahaya bagi pengemudi, namun juga mengancam keselamatan seluruh penumpang. Seperti kecelakaan fatal yang menimpa belasan orang tadi.  Sebelumnya juga ada artis kondang, Vanessa Angel dan keluarganya.

Ilustrasi sederhananya, ketika mata terpejam selama tiga detik dan kendaraan melaju di kecepatan 96 km per jam, maka kendaraan dapat keluar jalur hingga 100 meter. Hal ini tentu sangat berbahaya sekali, terutama jika Anda membawa banyak orang pada saat itu. (Hasanuddin)

Related Articles

Back to top button