INFRASTRUKTUR

Fungsi dan Manfaat Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat Kota Makassar

Saat ini konstruksinya telah selesai dan siap beroperasi untuk mendukung layanan sanitasi masyarakat Kota Makassar.

Konstruksi Media, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah merampungkan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat (SPALD-T) di Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ini merupakan bagian dari Program Metropolitan Sanitation Managemen Investment Project (MSMIP) untuk meningkatkan pelayanan air limbah terpadu pada kawasan perkotaan dengan kapasitas 16.000 m3/hari.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berharap dengan dikembangkannya Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) skala perkotaan, maka dapat berfungsi atau bermanfaat meminimalisir pencemaran badan air akibat air limbah domestik, memberikan nilai tambah berupa air bersih untuk penyiraman taman-taman dan ruang publik kota.

“Tujuan utamanya adalah untuk kualitas lingkungan yang lebih baik, karena permukiman semakin padat, maka limbahnya juga bertambah. Jadi harus kita olah dulu sebelum masuk ke badan air,” kata Menteri Basuki dikutip dari Instagram @kemenpupr, Senin (12/2/2024).

Baca Juga:  PUPR Minta Developer Tak Loyo Jalankan Program Sejuta Rumah

Pembangunan SPAL ini dinilai efektif karena menggunakan sistem Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan mereduksi Biological Oxygen Demand, denitrifikasi dan mengurangi nitrogen, sehingga efluen yang dihasilkan dapat memenuhi baku mutu dengan kadar BOD di bawah 30 mg/liter.

Pengembangan SPALD-T Kota Makassar mulai dikerjakan pada November 2020 meliputi pembangunan IPAL berkapasitas 16.000 m3/hari, pembangunan satu unit rumah pompa, jaringan air perpipaan sepanjang 9,6 km, serta pemasangan sambungan rumah dan sambungan area komersil.

“Saat ini konstruksinya telah selesai dan siap beroperasi untuk mendukung layanan sanitasi masyarakat Kota Makassar,” kata Basuki.

Terbangunnya IPAL Domestik Terpusat ini diharapkan tidak hanya dapat melayani 41.000 jiwa masyarakat Kota Makassar, tetapi juga untuk menjaga kualitas air tanah dan air baku, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta sebagai sarana edukasi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu pencemaran lingkungan.

Baca Juga:  Progres Konstruksi Bendungan Mbay di Nagekeo NTT dengan Nilai Kontrak Rp1,47 Triliun

Related Articles

Back to top button