Perumahan

Pemugaran RTLH di Mataram Fokus ke Aladin

Konstruksi Media – Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram M Nazaruddin Fikri mengatakan, realisasi kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni (RTLH) di Mataram sudah mencapai 25 persen. Tahun ini, ada 52 rumah yang diperbaiki dengan anggaran Rp1 miliar.

Menurutnya, realisasi kegiatan pemugaran RTLH tersebut sesuai dengan target berjalan. “Realisasi 25 persen itu laporan dua minggu lalu, harapan kita bulan depan (Oktober-red) bisa mencapai 50 persen bahkan lebih,” ujar Fikri dikutip pada Jumat (24/9/2021).

Fikri menuturkan, dari hasil pemantauan di lapangan ada juga sasaran penerima program pemugaran RTLH yang mengganti atap rumahnya, sehingga dikhawatirkan pengerjaanya masuk musim hujan.

Baca Juga:  Program BSPS Sulawesi Tengah Sasar 5.915 Rumah Tidak Layak Huni

“Bagi warga yang melakukan perbaikan pada bagian atap, kita sudah minta dipercepat untuk antisipasi musim hujan,” katanya.

Fikri mengakui tidak membawa data riil jumlah sasaran penerima pemugaran RTLH, termasuk anggaran masing-masing sasaran penerima bantuan.

Anggaran kegiatan pemugaran RTLH itu bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) 2021, dan dikerjakan melalui kelompok masyarakat (pokmas), satu pokmas ada yang dapat anggaran sekitar Rp300-400 juta.

“Anggaran Rp300-400 juta per pokmas itu, termasuk untuk pengawas konstruksi independen,” jelasnya.

Dengan anggaran tersebut kegiatan pemugaran RTLH dilaksanakan pada tiga kelurahan yakni Kelurahan Mataram Timur, Monjok Barat dan Bertais.

“Dana stimulan pemugaran RTLH ini, fokus untuk perbaikan rumah bagian atap, lantai dan dinding atau ‘aladin’,” ujarnya.

Baca Juga:  Riset: Properti Rumah Tapak Paling Dicari Gen Z dan Milenial

Berdasarkan data Disperkim Kota Mataram sebelumnya, program pemugaran RTLH 2021 Kota Mataram mendapatkan kuota sebanyak 52 unit atau untuk 52 kepala keluarga (KK) dengan total bantuan Rp1 miliar lebih bersumber DAK.

Dengan demikian, satu unit rumah yang akan dipugar mendapat bantuan masing-masing Rp20 juta per unit atau naik dari tahun sebelumnya Rp17,5 juta per unit. Kenaikan dana bantuan program RTLH itu dilakukan setelah evaluasi dari kegiatan-kegiatan tahun sebelumnya.

Dengan rincian penggunaan dana bantuan sebesar Rp20 juta per unit tersebut dibagi menjadi dua yakni Rp15 juta untuk pembelian material dan Rp5 juta untuk ongkos tukang.

Pasalnya, selama ini, salah satu kendala masyarakat tidak bisa merampungkan kegiatan pemugaran karena terkendala ongkos tukang. “Diharapkan dengan tambahan dana bantuan itu masyarakat dapat menuntaskan pemugaran RTLH 100 persen,” pungkasnya.***

Baca Juga:  Alokasikan Rp2,58 Miliar, PUPR Bakal Bangun 110 RTLH di Papua Barat

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button