AsosiasiKawasan

PII Sebut JIS Mirip Santiago Bernabeu, Stadion Real Madrid

Konstruksi Media – Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengapresiasi PT Jakarta Propertindo dan PT Wijaya Karya yang telah melakukan topping off Jakarta International Stadium (JIS) di Sunter, Jakarta Utara Utara.

Menurutnya, karakter konstruksi JIS mirip dengan stadion Santiago Bernabeu milik Real Madrid di Spanyol.

“Bahkan, JIS sejajar dengan stadion Santiago Bernabeu milik klub Ibukota Spanyol Real Madrid lantaran struktur buka tutup atap yang mirip. Menariknya, Santiago Bernabeu juga tengah direnovasi,” ujar Heru dalam diskusi virtual bersama Forum Insinyur Muda, kemarin.

Hanya saja, kata Heru, pengangkatan atap stadion Santiago Bernabeu, di Madrid berbeda dengan JIS. Menurutnya, Atase stadion Santiago Bernabeu hanya seberat 700 ton dan dilakukan secara bertahap. Sedangkan rangka atap JIS seberat 3.900 ton yang diangkat bersamaan.

“Artinya struktur space truss roof JIS yang bisa buka tutup merupakan terbesar dan terberat di Asia bahkan dunia. Ini heavy lifting menjadi capaian terbaik insinyur Indonesia,” katanya.

Baca Juga:  PAKKI Segera Gelar ICSA Awards 2023 di Hotel Bidakara Jakarta

Dia menilai, pencapaian pengangkatan rangka atap menjadi karya monumental teknik sipil di Indonesia yang menuntut keahlian dan profesionalisme tingkat tinggi.

“Ini momen bersejarah karena JIS termasuk 10 stadion terbesar di Dunia, paling tidak menurut Media Daily Mail yang berbasis di Inggris,” tuturnya.

Dalam diskusi virtual ini, hadir juga narasumber yang terdiri dari M.Rizky Fauzi, Manajer Konstruksi Proyek Jakarta International Stadium dan Arga Frandsiska, Manajer Proyek PT Wika Industri dan Konstruksi.

Diskusi Itu membahas proses lifting rangka atap seberat 3.900 ton sepanjang 270 meter ini sanggup diangkat hingga ketinggian 70 meter secara bersamaan. Harapannya, diskusi virtual kolaborasi ini bisa menjadikan JIS sebagai obyek pembelajaran bagi dunia konstruksi maupun menjadi kajian akademik di Fakultas Teknik di Indonesia.

Dengan begitu, pembangunan JIS akan menjadi benchmark pembangunan stadion di Indonesia pada masa depan.

Diskusi virtual ini merupakan salah satu dari tiga rangkaian kolaborasi antara Jakpro dan FIM-PII dalam mewujudkan sosialisasi dan publikasi pembangunan konstruksi JIS.

Baca Juga:  Di Kendari, PUPR Sulap Kawasan Kumuh Jadi Destinasi Wisata Waterfront City

Tiga rangkaian diisi dengan tema berbeda yang menyasar kepada para akademisi, praktisi konstruksi, mahasiswa, karyawan Jakpro dan masyarakat umum.

Direktur Proyek JIS Iwan Taiwan mengatakan, pembangunan JIS merupakan amanah Pemprov DKI Jakarta kepada Jakpro untuk membangun dan mengelola kawasan olahraga terpadu JIS yang diperuntukkan untuk ruang publik.

Pembangunan JIS dimulai sejak 2019, namun seiring berjalan waktu banyak tantangan yang dihadapi mulai dari target penyelesaian yang ketat hingga kemunculan pandemi di kuartal pertama tahun lalu.

Meski demikian, berbagai tantangan ini memacu Jakpro bersama KSO pelaksana proyek maupun stakeholders lainnya untuk terus berinovasi, improvisasi, dan kolaborasi agar pembangunan JIS dapat terlaksana dan tuntas sesuai target.

“Jadi teman-teman di lapangan seperti konsultan, kontraktor terus berkolaborasi mencari jalan keluar dari tantangan ini,” kata Iwan.

Melalui diskusi virtual dengan topik “Jakarta International Stadium: Teknologi Lifting Rangka Atap 3.900 ton” itu, Iwan memastikan, pembangunan JIS merupakan proyek strategis di Jakarta bahkan Indonesia.

Itu sebabnya, strategi pelaksanaan pembangunannya pun harus dengan
terobosan strategi yang besar. Misalnya saja, selama pembangunan JIS, Jakpro memanfaatkan digitalisasi.

Baca Juga:  Dijamin PII, Berikut Daftar Proyek dengan Nilai Investasi Rp476 Triliun

Hal ini merupakan inovasi Jakpro untuk lebih efektif, efisien dan transparan di setiap proyek yang dikerjakan termasuk soal pemantauan real time hingga sistem Building Information Modeling (BIM).

Dengan digitalisasi ini, dokumentasi pembangunan JIS dari proses perencanaan, eksekusi, hingga pemeliharaan dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Dengan berkembangnya teknologi, Jakpro meyakini bahwa perusahaan merupakan pelopor BUMD pertama yang menggunakan BIM atau salah satu teknologi di bidang AEC (Architecture, Engineering dan Construction) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi.

Selain itu, pembangunan JIS pun mencetak sejarah bagi dunia kontruksi maupun infrastruktur di Indonesia.

Sebab, dirancang dan dibangunnya rangka atap baja dengan berat 3.900 ton dan bentang terbesar di Asia bahkan dunia, dirakit di bawah dan diangkat secara bersamaan untuk menjadi atap JIS. “16 titik harus diangkat secara sinkron secara computerized setiap 5 mm hingga mencapai 96 meter,” imbuhnya. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button