Eco GreenENERGIHighlightsINFOKorporasi

PLN Indonesia Power-China Energy Sepakat Kaji Pengembangan Energi Hijau di Sulawesi

Dalam waktu dekat Pemerintah bersama PLN akan merilis Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang baru.

Konstruksi Media, Jakarta – PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Indonesia Power (PLN IP) menandatangani Perjanjian Studi Pengembangan Bersama atau Joint Development Studi Agreement (JDSA) dengan China Energy Engineering Group Co., Ltd (CEEC) di Jakarta, (21/03).

Kerja sama PLN IP dengan China Energy ini terkait pengembangan proyek energi hijau secara komprehensif di Sulawesi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, sebagai pemain kunci dalam agenda transisi energi di tanah air, pihaknya terus menjalin sinergi dengan mitra nasional dan global untuk mengakselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) secara masif.

Hal ini juga sejalan dengan agenda Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.

Baca Juga:  PLN Kebut Infrastruktur Kelistrikan Jelang KTT G20

Darmawan menegaskan, penandatanganan kerja sama ini menjadi momen penting, mengingat dalam waktu dekat Pemerintah bersama PLN akan merilis Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang baru.

“Di sana akan diatur terkait pembangunan pembangkit EBT skala besar dan green transmission line yang menghubungkan antar pulau di tanah air,” ujar Darmawan dikutip dari rilis persnya, Senin (25/3/2024).

Lebih lanjut Darmawan mengungkapkan, dalam desain RUKN terbaru ditetapkan bahwa ekosistem EBT Indonesia akan ditopang oleh pembangkit berbasis hidro dan geothermal sebesar 32 Gigawatt (GW) serta pembangkit berbasis surya dan angin sebesar 28 GW.

Menurut Darmawan, pengembangan green transmission line akan berperan krusial untuk menyalurkan listrik hijau antarpulau.

Baca Juga:  Perusahaan Konstruksi Terbesar di Asia Tengah, BI Group, Jajaki Investasi di IKN

”Ada mismatch antara lokasi sumber hidro dan geothermal dengan pusat beban. Untuk itu, kita perlu menghubungkan Sumatra ke Jawa, Kalimantan ke Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Jawa, Kalimantan ke Sulawesi, yang di dalamnya akan ada proyek besar perancangan dan pengembangan green transmission line,” lanjut Darmawan.

Board Chairman of CEEC Group, Song Hailiang mengatakan, pihaknya siap mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai NZE di tahun 2060 atau lebih cepat.

Dalam hal ini CEEC optimistis karena telah memiliki sejarah panjang kerja sama pengembangan EBT dengan PLN.

”Indonesia merupakan mitra penting Tiongkok dalam bersama-sama membangun dan berkontribusi terhadap target NZE 2060 di Indonesia,” kata Song.

Baca Juga:  Basuki Hadimuljono Lantik Dua Pejabat Fungsional Teknik Pengairan Ahli Utama PUPR

Related Articles

Back to top button