AirHighlightsINFRASTRUKTUR

Proyek Bendungan Meninting Garapan Hutama Karya Progresif Selama Ramadan

Progres proyek cukup positif di mana Hutama Karya telah menyelesaikan sejumlah pekerjaan yakni galian, grouting, groutcap, cofferdam dan jalan akses bendungan.

Konstruksi Media, Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) tengah menyelesaikan proyek Bendungan Meninting paket I di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan progres secara keseluruhan mencapai 79,33% per 29 Maret 2024.

Ini dilakukan guna mendukung program ketahanan pangan dan meningkatkan pasokan air di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan proyek yang berdiri di atas lahan seluas 50 Ha ini telah dimulai pada akhir tahun 2019 lalu dan ditargetkan selesai pada tahun 2024 ini.

“Progres proyek cukup positif di mana Hutama Karya telah menyelesaikan sejumlah pekerjaan yakni galian, grouting, groutcap, cofferdam dan jalan akses bendungan dengan menyisakan pengerjaan main dam, bangunan fasilitas, serta lanskap,” ujar Adjib dalam keterangannya, Selasa (2/4/2024).

Baca Juga:  Progres Konstruksi Bendungan Lau Simeme, PSN dengan Anggaran Rp1,65 Triliun

Lebih lanjut Adjib menuturkan, proyek senilai Rp875,24 Miliar ini berpotensi memberikan manfaat untuk mengairi daerah irigasi seluas 1.559,29 Ha, memenuhi kebutuhan air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian Utara khususnya di wilayah Senggigi sebesar 150 liter/detik.

“Serta berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sebesar 2 x 0.4 megawatt,” katanya.

Ia menyebutkan, keunikan Bendungan Meninting terletak pada posisi geografisnya di mana bagian sisi utaranya terdapat perbukitan hijau. Sementara di sisi selatan berbatasan langsung dengan Kota Mataram.

Kombinasi ini menciptakan pemandangan yang indah dan menjadikan Bendungan Meninting juga memiliki potensi pariwisata termasuk wisata air, agrowisata, bumi perkemahan, serta berbagai objek lainnya.

Adjib juga menyampaikan bahwa terdapat tantangan yang dihadapi dalam proyek ini, yakni cuaca hujan yang menyebabkan kadar air pada material timbunan inti dan random menjadi meningkat sehingga tidak bisa dilakukan penimbunan.

Baca Juga:  Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Disiapkan Hutama Karya untuk Mudik Lebaran 2023

Adapun strategi penanganan yang dilakukan dengan difokuskan untuk menggunakan material batu selektif yang tidak dipengaruhi cuaca hujan.

Selain itu, untuk meminimalisir dampak proyek terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, dilakukan beberapa upaya mitigasi, yakni dengan membuat kolam olakan lumpur untuk menampung sedimen hasil galian sehingga aliran air dari sungai ke hilir bendungan tidak keruh.

Bendungan Meninting di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (foto: Hutama Karya).

Selain itu, dilakukan perapihan dan penghijauan dengan media Geomat (material geosintetik untuk konservasi tanah) pada area galian bendungan yang terletak di atas ketinggian genangan.

Dalam proyek ini, Hutama Karya bukan hanya menyelesaikan pembangunan dengan hasil yang terbaik.

Namun, kata dia, hal tersebut juga dapat dirasakan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dengan melakukan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di antaranya memberikan bantuan berupa pembangunan Masjid di Dusun Murpeji dan Dusun Batu Kemalik, pembangunan ruang kelas SD III Bukit Tinggi, penataan petak bidang lahan relokasi Dusun Batu Kemalik serta pembuatan jalan di Dusun Murpadang.

Baca Juga:  Hutama Karya Garap Bendungan Cijurey dan SPAM Kobema Senilai Rp1,2 Triliun

“Hutama Karya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek sesuai target, mengedepankan mutu yang baik serta prinsip keamanan dan keselamatan selama proses pengerjaan bendungan hingga selesai,” kata Adjib Al Hakim.

Di sisi lain, PPK Bendungan Meninting, BWS NT 1, Lalu M. Asgar mengatakan bahwa pembangunan Bendungan Meninting ini dapat membantu Pemerintah Daerah dalam memitigasi persoalan kekeringan di Pulau Lombok.

“Kami berharap nantinya potensi air baku dapat dimaksimalkan serta kebutuhan irigasi pertanian bagi masyarakat dapat terpenuhi,” ujar Asgar.

Related Articles

Back to top button