INFOKorporasiSertifikasi

Raih Sertifikasi IMS, PT Bevananda Mustika Kandidat Bendera Emas

PT Bevananda Mustika meraih tiga sertifikat ISO IMS dari Sucofindo dengan hasil memuaskan (skor 87,8) dan terkategori perusahaan manufaktur yang berkandidat mendapatkan Bendera Emas (Golden Flag) dari Kementerian Ketenagakerjaan RI.

Konstruksi Media, Bekasi – PT Bevananda Mustika meraih sertifikasi Integrated Management System (IMS). Yaitu ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, dan ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen K3.

Sistem Manajemen Terintegrasi (IMS) tersebut diperoleh PT Bevananda dari Sucofindo International Certification Services (SICS) pada 11 Desember 2023.

Perolehan tiga sertifikasi ISO yang terintegrasi tersebut semakin mengukuhkan Bevananda sebagai perusahaan yang peduli terhadap kualitas produk, menjaga dan memelihara lingkungan, dan melindungi para pekerjanya terhadap berbagai potensi bahaya yang bisa mengancam keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

“Kami tentu merasa bangga dengan perolehan tiga sertifikat ISO yang terintegrasi tersebut,” kata Paulus Agus Setiono, Komisaris PT Bevananda Mustika saat ditemui Konstruksi Media di lokasi pabrik Bevananda di kawasan bisnis Lippo Cikarang, Bekasi, Rabu (24/1/2024).

Menurut Agus, perolehan tiga sertifikasi itu bukan merupakan tujuan. Sebab, pihaknya sudah lama menjalankan praktik-praktik sistem manajemen mutu, lingkungan, dan K3.

“Sebenarnya bukan tujuan kita untuk memperoleh ketiga sertifikasi ISO terintegrasi itu. Sertifikasi ISO bukan paper work. Kami sudah lama menjalankan sistem-sistem tersebut sebagai standar di perusahaan, dan menjadi budaya,” Agus menambahkan.

Baca Juga:  MIND ID Beri Pendampingan ke Pelaku UMKM untuk Kembangkan Bisnis dan Perluas Pasar

Agus menyebutnya sebagai DNA, yang sudah lama menjadi bagian dari operasional perusahaan di Bevananda Mustika.

Tak heran, jika PT Bevananda Mustika meraih tiga sertifikat ISO IMS dari Sucofindo dengan hasil memuaskan (skor 87,8) dan terkategori perusahaan manufaktur yang berkandidat mendapatkan Bendera Emas (Golden Flag) dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

Agus mengisahkan, sejak didirikan pada 1995, Bevananda memfokuskan pada kualitas produk. Bahkan pada tahun 2001 Bevananda menjadi pelopor atas terbitnya SNI No 07-6503-2001 (jaring kawat harmonika) dan tercatat sebagai perusahaan pertama yang mengantongi SNI tersebut dengan merek dagang BEVA Chainlink®.

Hingga kini, kata Agus yang jebolan Teknik Industri Universitas Trisakti ini, PT Bevananda Mustika sudah mengantongi sedikitnya 7 SNI untuk setiap produk kawat baja yang diproduksinya.

Agus mencontohkan, untuk produk Kawat Duri (SNI 07-0107-1987) dengan Merek BEVA Barb®, Bronjong Jaring Kawat Baja Las (SNI 03-3750-1995) dengan Merek BEVA Gabion®, Jaring Kawat Baja Las Lapis Seng (SNI 07-0663-1995) dengan merek BEVA Mesh®, BEVA Minemesh®, dan BEVA Cable Cage®.

Baca Juga:  Ini Strategi PAM Jaya Pasok Air Merata di Jakarta

Dalam menjalankan operasional perusahaan, pihaknya selalu menekankan pada aspek continous improvement. Dengan begitu, katanya, pihaknya sangat ketat dalam menerapkan berbagai regulasi dan standar terkait produksi kawat baja di Tanah Air.  

Continous improvement membuat perusahaannya terus berinovasi dan berimprovisasi tanpa henti dalam menghasilkan berbagai produk kawat baja di Indonesia.

Agus memastikan, kualitas produk kawat baja perusahaannya amat bersaing dengan produk-produk impor yang diproduksi dengan teknologi termutakir. Di beberapa proyek, semisal PT Freeport, justru kawat produksi Bevananda yang digunakan ketimbang produk serupa asal Selandia Baru (New Zealand).

“Kami tidak mau menjadi followers. Kami terus berinovasi dan berimprovisasi tiada henti untuk menciptakan dan menghasilkan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif. Kami selalu menjadi trendsetter di dunia kawat baja Indonesia,” katanya.

Lewat continous improvement itu pula, pihaknya kini mulai melebarkan sayap bisnis dengan teknologi terbaru.

Bevananda kini tengah mengembangkan sistem produksi pagar robotik, guna menjawab tantangan dunia industri 4.0 sekaligus menyasar ceruk pasar kawasan pemukiman/perumahan.

Baca Juga:  Garuda Indonesia Buka Rute Khusus Kargo, Demi Dorong Pertumbuhan Ekspor Jawa Tengah

Serangkaian ujicoba terus dilakukan. Rencananya, akan direlease pada tahun 2025 mendatang. Jika terlaksana, maka Bevananda Mustika akan menjadi perusahaan yang menciptakan dan memproduksi pagar dengan sistem robotik pertama di Indonesia.

Sebelumnya, salah satu produk kawat baja Bevananda yakni BEVA Fence® digunakan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Karanganyar Nusakambangan yang menerapkan tingkat keamanan sangat maksimal (maximum security). Kawat tersebut tidak bisa dipotong, dapat mendefleksikan peluru, transparan, dan tidak bisa dipanjat.

Produknya yang lain juga digunakan dalam pembangunan dan revitalisasi stadion sepakbola. Antara lain stadion sepakbola Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta dan revitalisasi stadion sepakbola Jalak Harupat di Bandung, Jawa Barat.

Lewat continous improvement itu pula, Bevananda Mustika terus menjalankan berbagai program terkait keberlanjutan (sustainability) dan ESG (Environmental, Social, and Governance).

Bagi Bevananda, karyawan adalah mitra. Sebagai mitra, katanya, maka perusahaan akan menempatkan karyawan sebagai aset di perusahaan.

“Bagi Bevananda, karyawan adalah mitra,” katanya seraya menyebutkan bahwa Bevananda Mustika saat ini mempekerjakan sekitar 300 orang dimana 70% di antaranya adalah kaum milenial. (Hasanuddin)

Related Articles

Back to top button