EQUIPMENTTeknologi

Tiga Mahasiswa ITS Berhasil Ciptakan Sistem Monitoring Kualitas Air Sungai Brantas

Inovasi tersebut berawal dari keresahan kondisi terkini Sungai Brantas yang dipenuhi sampah dari aktivitas masyarakat setempat.

Konstruksi Media – Tiga mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menciptakan sistem monitoring kualitas air Sungai Brantas berbasis Internet of Things (IoT).

Ketiga mahasiswa tersebut yang tergabung dalam sebuah tim berhasil memanfaatkan teknologi yang melahirkan inovasi bidang infrastruktur dan teknologi sumber daya air.

Tim tersebut adalah CT-Reese Garvi yang terdiri dari Rahma Dwi Nur Andini, Shella Anika Andamari, dan Lina Rahmawati. Mereka bertiga berinovasi menciptakan sistem monitoring kualitas air pada Sungai Brantas.

Shella Anika Andamari selaku ketua tim mengatakan, inovasi tersebut berawal dari keresahan kondisi terkini Sungai Brantas yang dipenuhi sampah dari aktivitas masyarakat setempat.

Tampilan Desain 3D sensor pengukur parameter kualitas air Sungai Brantas yang digagas oleh Tim CT-Rees Garvi ITS. Dok. Ist

Shella menuturkan dari lokasi studi kasus yang dilakukan dari Jembatan Karang Pilang hingga Pintu Air Jagir ditemukan bahwa limbah industri dan limbah masyarakat setempat seringkali dibuang secara langsung di sungai. Hal ini berdampak terhadap penurunan kualitas air Sungai Brantas, sehingga tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:  Layanan Telekomunikasi di Mandalika Harus Andal, Telkom Siapkan 5 Langkah Jitu

Baca Juga : Karya Mahasiswa ITS, Luncurkan Mobil Listrik Multiguna

“Oleh sebab itu, kami menggagas inovasi dengan memanfaatkan sensor untuk monitoring kualitas air sungai,” kata dia, Rabu, ,(30/11/2022).

Dia yang juga Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS itu menjelaskan terdapat dua skema kerja dalam sistem monitoring tersebut.

Skema pertama adalah peletakan sensor pada badan sungai di sekitar Jembatan Karang Pilang dan Pintu Air Jagir. Sensor tersebut akan melakukan pembacaan terhadap kualitas air sungai sesuai dengan parameter yang telah ditentukan antara lain pH, kekeruhan air, kadar garam, dan suhu.

Skema yang kedua adalah sistem peringatan dini yang merupakan lanjutan dari skema awal. Saat kualitas air melebihi kadar baku mutu, maka peringatan dini akan dilaporkan kepada stakeholder terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Perusahaan Jasa Tirta 1.

Baca Juga:  Pabrik AC Samsung di Cikarang Resmi Beroperasi
Tim CT-REES Garvi ITS ketika mempresentasikan inovasi sistem kualitas air Sungai Brantas berbasis Internet of Things. Dok. Ist

“Nantinya mereka yang akan memantau dan melakukan controlling kualitas air sepanjang Jembatan Karang Pilang menuju Pintu Air Jagir,” imbuh dia.

Dalam pemantauan hasil monitoring kualitas air, Shella dan tim menggagas dua alur informasi yaitu untuk perusahaan pengelola sungai dan masyarakat umum.

Data lengkap serta riwayat hasil monitoring hanya dapat diakses melalui aplikasi oleh pihak pengelola sungai seperti Jasa Tirta. Sementara itu, masyarakat juga dapat melihat hasil pemantauan kualitas air secara real time melalui layar yang disediakan dari lokasi sensor diletakkan.

Di bawah bimbingan dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS Ir Ismail Saā€™ud MMT, tim ini akhirnya berhasil meraih juara III dalam Kompetisi Bangunan Air Indonesia (KBAI) 2022, Minggu (27/11) lalu, di Universitas Brawijaya.

Baca Juga:  Tim Acintya ITS Berhasil Ciptakan Bangunan Kayu Kokoh Tahan Gempa

Gadis asal Lamongan ini mengungkapkan, meskipun baru berupa gagasan, inovasi timnya tersebut diharapkan bisa direalisasikan agar mampu membantu pihak pengelola air bersih dalam menjaga kualitas air.

Baca Artikel Selanjutnya :

Related Articles

Back to top button