HighlightsInfo Proyek

WEGE Mulai Bangun Gedung Sistem Peringatan Dini Bencana BMKG di Jakarta dan Bali

Gedung ini nantinya akan menjadi command centernya BMKG.

Konstruksi Media, Jakarta – PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan groundbreaking Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Pusat, Bali pada Jumat (2/2/2024).

Direktur Operasi I Bagus Tri Setyana mengaku senang dapat berkolaborasi kembali dengan BMKG. Melalui groundbreaking ini, kata dia, maka pihaknya bisa memulai pembangunan dengan segera agar bisa selesai tepat waktu.

“Karena sudah menjadi komitmen kami untuk bisa tepat waktu, tepat kualitas, dan harus sesuai dengan ketaatan serta kepatuhan good governance. Kami juga mohon dukungan kepada semua pihak selama proyek berlangsung,” kata Bagus Tri Setyana dikutip dari rilis pers WEGE, Kamis (8/2/2024).

Spesifikasi gedung yang akan dibangun WEGE di Bali terdiri dari empat lantai dan satu basement dengan total luas bangunan 2.700,92 meter persegi. Teknologi atau sistem yang dipakai untuk bangunan tersebut menggunakan Base Isolation tipe Lead Rubber Bearing (LRB).

Baca Juga:  Selama Pandemi, WEGE Bangun 10 RS Khusus Covid-19

Kegiatan pembangunan gedung command center ini dibiayai dari pendanaan World Bank di dua lokasi, yaitu di lokasi kantor BMKG Pusat Jakarta dan juga kantor Balai Besar Wilayah III di Bali.

WEGE mendapat pekerjaan yang melingkupi persiapan, struktur, arsitek, mekanikal, elektronik, dan plumbing dalam waktu pengerjaan kurang lebih 365 hari kerja untuk dua gedung tersebut, baik di Jakarta maupun di Bali.

Sementara, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerangkan, gedung ini berfungsi sebagai fasilitas command center guna dapat mendeseminasi informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika termasuk juga peringatan dini.

“Nantinya gedung ini akan menjadi backup dari command center pusat dan bangunan ini akan menjadi tolok ukur lembaga Meteorologi Klimatologi serta Geofisika Internasional,” kata Dwikorita.

Secara operasional, hal ini menunjukan konsistensi Indonesia dalam menyediakan layanan informasi dan data yang tidak hanya diperuntukkan level Nasional. Namun, juga diperuntukan level dunia di mana command center backup ini akan menjamin kinerja pelayanan BMKG tetap berjalan 24 jam tanpa henti.

Baca Juga:  Rektor UNDIP Resmikan Muladi Dome, Gedung Serba Guna Terbesar di Jawa Tengah

Pada prosesi sebelumnya, WEGE dan BMKG melakukan penandatanganan kontrak kerja pada lingkup pekerjaaan pengembangan sistem operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (inaTEWS) gedung Jakarta dan Bali, sekaligus groundbreaking untuk pembangunan Gedung Jakarta pada Rabu (30/1/2024).

Dwikorita melanjutkan, pengembangan sistem ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan teknologi Indonesia khususnya teknologi sistem peringatan dini bencana.

“Seperti kita tahu bahwa teknoogi di Jepang itu sangat maju, bahkan setelah kita kaji teknologi di Indonesia khususnya untuk peringatan dini dalam bencana baik tsunami ataupun gempa itu tertinggal 20 tahun dari Jepang,” katanya.

“Sedangkan kita menjadi garda terdepan dalam memberikan peringatan bagi kurang lebih 20 negara di Asia Tenggara dan sekitarnya. Untuk itu pengembangan sistem peringatan dini bencana ini harus segera berdiri,” ujar dia lagi.

Gedung pengembangan sistem operasional Inatews Jakarta ini terdiri dari dua basement dan sembilan lantai dengan luas bangunan mencapai 8.679,88 meter persegi.

Baca Juga:  Nindya Karya Rampungkan Pembangunan Kampus UNESA Senilai Rp120 Miliar

Adapun teknologi yang diterapkan dalam bangunan tersebut menggunakan Base Isolation tipe pendulum yang pertama di Indonesia. Dengan demikian, jika suatu saat terjadi gempa megatrust, gedung tersebut tetap berdiri kokoh.

“Gedung ini nantinya akan menjadi command centernya BMKG. Jadi, gedung ini harus kuat untuk bisa memberikan informasi terkait gempa dan tsunami,” ucapnya.

Seremoni groundbreaking ini dihadiri oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sekretaris Utama BMKG Dwi Budi Sutrisno beserta jajarannya.

Dari perangkat daerah turut dihadiri oleh Kepala BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan kebersihan kabupaten Badung I Wayan Puja.

Sedangkan dari WEGE yang turut hadir adalah Direktur Operasi I Bagus Tri Setyana, Manajer Divisi Konstruksi I Budi Setyono, Manajer Proyek Guntur Wahyudi beserta tim teknis pembangunan.

Related Articles

Back to top button