Air

Adanya Bendungan Bintang Bano, PUPR Pastikan Petani NTB Bisa Tiga Kali Tanam

Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam

Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR.

Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air tengah menuntaskan pembangunan Bendungan Bintang Bano, di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Keberadaan bendungan ini diyakini akan memberikan nilai positif bagi petani setempat dengan tiga kali masa tanam.

Pembangunan bendungan itu merupakan salah satu upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan memenuhi kebutuhan air baku di wilayah setempat.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, kunci pembangunan di NTB ada pada ketersediaan air.

Baca Juga:  Pengendali Banjir KEK Mandalika Rampung Akhir Tahun Ini

Saat ini,  pihaknya masih mengerjakan proses konstruksi Bendungan Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB.

“Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam,” ujar Basuki Hadimuljono, dalam keterangan tertulis, Jumat (21/5/2021).

Basuki menjelaskan pembangunan bendungan akan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Tujuannya agar bisa langsung mengairi sawah-sawah petani.

Dengan tinggi 72 m, panjang 497,25 m ,lebar puncak 12 m, serta elevasi puncak bendungan +120 m. Basuki menilai Bendungan Bintang Bano mampu membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas 65,84juta m3 dan luas genangan sebesar 277,52 hektare.

Baca Juga:  Basuki Hadimuljono Nyatakan Siap Pindah ke IKN Juli 2024

Lebih lanjut dia menerangkan nantinya bendungan multifungsi ini akan menghasilkan air baku sebesar 555 liter/detik, serta mampu mengairi lahan seluas 6.695 hektare untuk mendukung sektor pertanian di Sumbawa Barat.

Di samping itu, kehadiran bendungan ini disebutnya juga memberi manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 8,8 Mega Watt. Tidak hanya untuk irigasi dan penyediaan air baku, menurut Basuki pembangunan bendungan ini sangat diperlukan dalam pengendalian banjir ulangan periode 25 tahun di Taliwang dengan mereduksi sekitar 22 persen, atau setara 647 m3/detik.

Bendungan Bintang Bano juga memiliki potensi pariwisata karena berada di lokasi yang memiliki pemandangan alam yang bagus dengan kondisi hutan di sekitar yang masih terjaga.

Diungkapkan Basuki, pembangunan bendungan ini telah memasuki tahap kedua yang sudah berlangsung sejak 2020 lalu. Sementara tahap pertama telah dilaksanakan pada periode 2015-2019.

Baca Juga:  Menteri PUPR Basuki Yakin PLBN Sota Bisa Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan Bendungan Bintang Bano Tahap II dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya – PT Hutama Karya – PT Bahagia Bangun Nusa (KSO) dengan anggaran Rp 441,4 miliar. Saat ini progres fisik pembangunan Bendungan Bintang Bano telah mencapai 50,42 persen dan ditargetkan rampung pada 31 Desember 2021 mendatang.

Untuk diketahui, Bendungan Bintang Bano merupakan salah satu dari 61 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN). Di samping Bendungan Bintang Bano, terdapat lima bendungan PSN lain di Provinsi NTB yakni Bendungan Tanju dan Bendungan Mila yang sudah selesai pembangunannya, kemudian Bendungan Meninting, Bendungan Beringin Sila dan Bendungan Tiu Suntuk yang masih dalam tahap pengerjaan. ***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button