PROFIL

M Yusef Tiansyah Raih Gelar Magister Teknik ITS di Usia 60 Tahun

Yusef dinobatkan sebagai wisudawan tertua pada wisuda ke-129 di ITS.

Konstruksi Media, Surabaya – Usia tak menjadikan M Yusef Tiansyah berhenti untuk mengenyam pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Saat usianya berada di angka 58 tahun lebih, ia justru baru memulai kuliah ke jenjang Studi Magister di Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Setelah dua tahun mengenyam pendidikan, M Yusef Tiansyah pun dinyatakan lulus dan menjalani wisuda. Yusef pun dinobatkan sebagai wisudawan tertua pada Wisuda ke-129 ITS pada Sabtu (20/4/2024) dalam usia 60 tahun 7 bulan.  

Upaya M Yusef Tiansyah melanjutkan pendidikan tak terlepas dari kecintaannya  pada dunia riset. Berkiprah di dunia riset, khususnya hujan buatan, menggerakkan lelaki yang akrab disapa Yusef ini untuk menggali dampaknya bagi masyarakat.

Ia mengungkapkan bahwa masih sedikit penelitian yang mengkaji manfaat ekonomi dari teknologi yang telah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1977 tersebut. “Saya perlu keilmuan lebih lanjut dari perguruan tinggi untuk mengkaji hal ini,” katanya.

M Yusef Tiansyah (paling kanan) bersama rekan kuliahnya di SIMT ITS. (Foto: Humas ITS)

Dibalik motivasi untuk berkuliah kembali, sempat terdapat keraguan dalam diri Yusef mengingat usianya yang tak lagi muda. Namun, keraguan tersebut sirna berkat dukungan dari keluarga dan koleganya.

Baca Juga:  Ibnu Susanto, Semangat Baja di Usia Hampir 83

Salah satunya dari Direktur Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sehingga ia pun mantap melanjutkan studi magister di SIMT ITS pada tahun 2021.

Menduduki jabatan fungsional dalam BRIN, tak pelak membuat lelaki asal Jakarta ini sempat kewalahan membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Yusef lantas memegang prinsip disiplin dalam mengerjakan segala penugasan dari dosen. “Saya tidak suka menunda tugas dan sistem kebut semalam,” tegas lelaki berkacamata tersebut.

Tak hanya keteguhan dalam diri, bantuan dari rekan sesama mahasiswa turut menjadi kiat Yusef dalam menjalani perkuliahan. Ia mengaku kerap kali berdiskusi ketika menemui kesulitan dalam tugas maupun mata kuliah. Menurutnya, hal tersebut membantu untuk menggali pemahaman yang mendalam.

Baca Juga:  Subkhan, Sepotong Kue & Buku (Bagian 1)

Ilmu yang ia peroleh selama dua tahun tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam tesis yang berjudul Analisis Kontribusi Teknologi Modifikasi Cuaca Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Listrik dan Air Minum Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.

“Ditemukan bahwa 93,12 persen air hasil hujan buatan berkontribusi pada PDRB Kabupaten Purwakarta,” papar Perekayasa Madya di Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BRIN ini.

Penelitian tersebut menjadi bukti ketekunan Yusef dalam menempuh  studinya. Lelaki kelahiran 1963 ini berujar bahwa risetnya dapat dikembangkan pada variabel lain dan dikaitkan dengan sektor ekonomi yang lain. Lebih lanjut, ia berharap hasil penelitiannya dapat menjadi rujukan bagi mahasiswa maupun rekan unit kerja.

Baca Juga:  Dua Tugas Utama Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN

Semangat serta kegigihan Yusef dalam menuntut ilmu membuktikan bahwa belajar tidak mengenal batas waktu dan usia. Selama pendidikan magisternya, Yusef menemukan bahwa dirinya masih mampu menyerap ilmu dengan baik dan kemampuan analisisnya meningkat.

“Tidak ada istilah tidak bisa dan sulit, kuncinya adalah mau belajar dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin,” pesannya mengakhiri. (*/Hasanuddin)

Related Articles

Back to top button